Bab 8

394 18 0
                                    

Setelah pertunangan itu selesai Kara dan semua keluarganya sudah pulang. Kini Aira keluar dari kamarnya menemui kedua orangtuanya. Rumah Aira yang tadinya ramai sekarang sepi saudara dari kedua orang tuanya juga sudah pulang. Aira duduk di sebelah ayahnya yang sedang menonton televisi.

"Ayah, Aira boleh peluk ayah?" tanpa menunggu jawaban dari ayahnya Aira langsung memeluk ayahnya. Saat ini dia menangis di pelukan ayahnya.

"Aira kenapa kok  nangis coba cerita sama ayah jangan dipendam sendiri."
tanya Reno kepada putrinya dia binggung tiba tiba Aira menangis di dalam pelukannya.

Gadis yang menggunakan baju motif doraemon itu melepaskan diri dari dari pelukan ayahnya. Lalu mengusap air mata di  pipinya, saat ini jika kalian melihatnya pasti akan tertawa karena muka Aira merah karena kebanyakan menangis.
Gadis itu mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskan secara perlahan.

"Tadi ayah kan sudah ketemu sama calon Aira, bagaimana menurut ayah orangnya?"

Reno tersenyum pasti Aira bertanya seperti ini karena tadi Kara membuat kata kata untuk dirinya.

"Salah sendiri jual mahal gak mau keluar, kepo juga kan akhirnya."

Aira merasa kesal dengan ayahnya ini.
"Ayah, yaudah kalau gak mau jawab."

"Menurut ayah Kara itu baik Ai, orangnya kelihatanya juga orang yang bertanggung jawab cuma dia lebih tua 8 tahun dari kamu."

"Hah? Sudah tua berarti ayah." Aira terkejut dia kira calon suaminya itu umurnya sama dengannya atau gak lebih tua 3 tahun darinya, tapi kenyataannya dia seperti menikah dengan om om pedofil.

"Tapi ganteng Ai orangnya kayak aktor Korea kesukaan kamu gitu."

"Ai, ini cincin pertunangannya, kamu pakai ya." Kayla yang baru saja dari dapur bergabung dengan mereka dan duduk di sebelah Aira, lalu dia menyerahkan cincin pemberian Kara kepada Aira.

"Iya Bun."

Setelah itu Aira kembali ke kamar dia mencuci muka setelah itu memakai masker wajah agar wajahnya terlihat fresh kembali. Dia menatap cincin pemberian calon suaminya dia memutuskan untuk memakai cincin itu karena kalau tidak pasti orang orang akan curiga. Dia sudah resmi terikat dengan seorang laki laki  pupus sudah untuk mendapatkan calon suaminya seperti apa yang dia inginkan.

Setelah membersihkan muka dari masker wajah Aira bersiap siap untuk tidur karena seharian ini dia sangat lelah.

Alkatara POV

Kara memandangi cincin yang berada di salah satu jarinya, dia tidak menyangka dia bisa mendapatkan perempuan yang dia kagumi selama ini tapi tidak dapat dipungkiri kara sedih karena ini bukan pertunangan yang dia inginkan dia ingin pertunangan yang mewah.

"Kar kamu harus tau kalau Aira ini cewek yang keras kepala dapat dilihat dari persyaratan yang dia berikan kepada kamu, kamu harus bisa lembut sama dia ." Ucap Kara menyemangati dirinya.

Kara berencana besok akan ke toko kue milik Aira setelah pulang mengajar dia ingin melihat  apakah Aira memakai cincin yang dia berikan.

"Jadi gak sabar buat ketemu calon istri besok." Setelah berucap Kara menarik selimutnya mematikan lampu dan menyalakan lampu tidurnya. Ya Kara tidak bisa tidur dengan lampu yang terang.

Matahari menampakan sinarnya Kara yang sedang berada di teras kamarnya segera masuk ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus. Kara sudah siap pagi ini dia memakai kemeja putih dipadukan dengan celana kain bewarna hitam dia terlihat sangat tampan. Setelah itu seperti biasa Kara berpamitan dengan kedua orang tuanya sebelum berangkat.

PAK DOSEN PILIHAN BUNDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang