Sore hari ini angin berhembus pelan, menerbangkan beberapa helai rambut yang tak tertutupi helm saat Kiara tengah berhenti di depan traffic light dengan lampu berwarna merah. Hari ini terpaksa ia harus menggunakan sepeda motor untuk pergi ke kampus, di karenakan mobilnya yang mengalami beberapa masalah. Jadilah ia harus berpanas-panas seperti ini, meskipun hari sudah menjelang petang, namun hawa panas masih begitu kentara di rasakan oleh Kiara.
Kiara tak memperdulikan keadaan jalanan yang begitu padat akan hiruk-pikuk kendaraan lainnya, yang ia pikirkan saat ini bagaimana ia bisa menerobos padatnya jalanan itu dan sampai pada sebuah rumah yang ia tuju.
Dengan perasaan cemas, ia kembali melajukan kendaraan beroda dua itu untuk bergabung dengan kendaraan-kendaraan lainnya.
Begitu tiba, Kiara memarkirkan motornya di beranda rumah yang lumayan besar, ia melihat pada garasi rumah itu terdapat satu mobil dan sepeda motor di sana. Yang artinya sang pemilik rumah sedang berada di dalam.
Dengan langkah pasti Kiara mendekati pintu rumah tersebut dan mengetuknya perlahan. Awalnya tak ada suara yang bisa kiara dengar, sampai pada ketukan ketiga kalinya, pintu besar itu terbuka dan menampilkan satu sosok pria yang Kiara kenal siapa pria itu. Dia Satria, kekasih Kiara.
"Ra, ngapain kesini?" Tanya pria itu dengan ekspresi terkejutnya, ia masih menahan pintu itu agar tak terbuka semakin lebar.
"Emang kenapa? Masa ke rumah pacar sendiri gak boleh."
"Bukan gitu, kamu kesini gak ada hubungin aku."
"Kan emang biasanya kayak gitu, jadi gak masalah dong." Sahut Kiara masih menatap pria di hadapannya itu.
Satria terlihat semakin cemas, "Iyaa sih." Katanya kemudian.
"Jadi aku boleh masuk?"
"B-boleh." Jawab yang laki-laki dengan terbata.
Kiara semakin penasaran melihat ekspresi pria itu, ia melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut dan segera menuju ke ruang tengah. Sebelum Kiara berhasil mendaratkan bokongnya pada kursi sofa, tiba-tiba ia mendengar suara lainnya yang berasal dari salah satu kamar di sana.
"Siapa sayang?" Kiara menoleh dan mendapati seorang wanita tengah berdiri di sana hanya menggunakan kaus over size dan hotpants.
Kiara menatap Satria tak percaya, "Jadi karena ini kakak udah jarang hubungin aku, setiap aku ajak ketemu alasannya sibuk mulu." Ujar Kiara dengan suara yang bergetar, bersusah payah ia menahan air matanya agar tak keluar begitu saja.
Satria masih terdiam, sepertinya lelaki itu tak bisa berbuat apa-apa dengan keadaan ini. Ia memilih untuk melangkah mendekati Kiara.
"Maaf, Ra."
"Sekarang aku gak butuh maaf dari kakak, yang aku butuh penjelasan. Dia siapa?"
Satria menundukkan kepalanya, sambil memejamkan mata ia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan pelan.
"Gue Sarah, pacarnya Satria." Wanita yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suara.
Kiara merasakan panas yang luar biasa di dalam dadanya, seakan membakar dirinya sampai hangus tak tersisa. Untuk beberapa saat ia terdiam, kalimat-kalimat yang ingin ia utarakan seakan tercekat di tenggorokannya membuat ia kesulitan untuk bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Jatuh Cinta| Mark Lee
RomancePeraturan-peraturan setelah kita nikah 1. Gak ada kontak fisik berlebihan 2. Gak boleh tidur sekamar 3. Gak boleh minta anak "Iyaa, kamu udah kasih tau saya sepuluh kali tentang ini" "Biar kamu gak lupa." ~~~ "Hati kamu keras, apa kamu sudah benar-b...