12 : Lie

42 5 0
                                    

"Ka, kamu tau boygrub NCT gak?" Tiga hari yang lalu, di sebuah kedai kopi yang tak begitu ramai Andreas bertanya pada Raka yang tengah menyesap kopinya dengan nikmat.

"Boyband korea?"

Andreas mengangguk lagi.

"Tau, sedikit. Kenapa emang?"

"Katanya mereka mau ngonser di sini." Ujar Andreas, membawa pandangannya ke arah kendaraan yang tengah berlalu lalang.

"Terus? Kamu ngefans boyband korea juga?" Pertanyaan itu membuat Andreas kembali menolehkan kepalanya.

"Bukan, Kiara suka sama mereka. Aku denger dia telfonan sama temennya pengen dateng ke konser itu."

Raka membulatkan mulutnya, "Gitu toh, terus-terus?"

"Kamu tau gak cara mesen tiket kayak gitu?" Tanya Andreas lagi.

"Emang anda ini suami paling bucin." Ujar Raka lengkap dengan senyum menggodanya.

"Tau gak? Kalau gak tau ya diam!" Seru Andreas tanpa ekspresi di wajahnya, melihat itu bukannya membuat Raka takut malah tertawa terpingkal-pingkal di tempat duduknya.

"Loh kok ngamuk?!"

"Cepet, gimana caranya?"

"Tenang, aku punya kenalan yang tau banget event-event kayak gitu. Nanti aku coba tanyain deh."

"Asli gak?"

"Aslii, tenang aja."

"Sip. Ngomong-ngomong gimana hubunganmu sama Camila?"

Raka kembali menyesap kopinya, "Gak gimana-gimana."

"Jangan ngasih harapan palsu ke anak orang!"

"Ngasih harapan palsu gimana toh mas Gama? aku biasa-biasa aja kok."

"Justru biasa-biasa mu itu, bisa berpengaruh luar biasa untuk orang lain."

Pernyataan itu membuat Raka termenung, apa yang salah dari perlakuannya selama ini terhadap gadis itu? Ia hanya mencoba mendekatkan diri, agar Camila tak merasa sangat canggung saat bersamanya.

~~~

Kiara tak tahu bahwa pertemuannya dengan Satria hari itu memberikan efek yang cukup menganggu perasaannya. Kenangan yang seharusnya ia kubur dalam-dalam, kini seperti di paksakan untuk kembali terulang.

Pagi ini, ia terbangun dengan perasaan gamang. Pesan-pesan singkat dan juga panggilan tak terjawab dari Satria memenuhi ruang notifikasi ponselnya. Ia mendesah pelan, tanpa berniat membalas pesan-pesan itu, Kiara memilih menuju kamar mandinya.

Air yang terus mengucur deras dari shower itu membasahi seluruh tubuhnya, berharap dinginnya air itu bisa menenangkan pikirannya yang terasa kacau balau.

"Selamat pagi non!" Suara itu menggelegar, menyapa indra pendengaran Kiara begitu pijakan kakinya tepat berada di anak tangga terkahir.

"Pagi bi." Balasnya dengan senyuman lebar. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, seperti hendak mencari sesuatu.

"Mas Gama lagi mandi di kamar tamu non, tadi habis olahraga." Bi dyah kembali menarik atensi Kiara saat menyadari gerak-gerik dari gadis itu.

Belum sempat Kiara bersuara, Kini siluet Andreas perlahan-lahan mendekat hingga sosoknya mampu ia lihat. Kaus putih polos, celana training serta rambut yang belum sepenuhnya kering itu mampu menghipnotis Kiara dalam beberapa detik, padahal ia sudah sering melihat penampilan Andreas yang seperti ini. Namun tetap saja, Kiara akan kehilangan kesadarannya dalam seperkian detik.

Balada Jatuh Cinta| Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang