Gemuruh yang menggelegar di sertai kilatan petir membangunkan Kiara dari tidurnya, rupanya hari sudah gelap dan hujan pun kini kembali mengguyur ibu kota dengan begitu lebatnya. Tubuhnya menggigil sebab udara yang semakin dingin di tambah dengan suhu pendingin ruangan yang sangat rendah. Drama yang di tonton pun menganggur sebab ia yang ketiduran.
Perlahan ia bangkit, menyingkirkan leptop yang sedari tadi terpatri di sebelahnya, kemudian mengatur suhu pendingin ruangan itu agar menjadi lebih hangat.
"Laper banget." Gerutunya seorang diri. Sudah hampir enam jam Kiara mendekam di dalam kamar ini, hal itu ia lakukan karena ia malas jika harus berhadapan dengan Andreas setiap saat.
Karena merasakan perutnya yang semakin keroncongan, maka tak ada pilihan lain. Ia harus segera keluar dari kamar ini dan pergi membuat makanan yang sekiranya bisa menenangkan cacing-cacing yang sedang memberontak di dalam perutnya.
Begitu pintu kamar itu terbuka~hening. Seperti tak ada tanda-tanda bahwa di sana ada makhluk lain selain dirinya. Ia bernapas lega, akhirnya ia tak harus bertemu Andreas lagi, setidaknya untuk malam ini.
Namun, sepertinya dugaan Kiara salah besar. Begitu ia menapakkan kedua kakinya di lantai dapur, di sana terlihat punggung tegap seorang Andreas yang tengah bertempur dengan alat masak. Seperti sedang membuat sesuatu.
Kiara ingin lari, kembali ke kamarnya namun terlambat. Andreas sudah lebih dulu menoleh padanya.
"Sudah bangun?" Sapa yang lebih tua.
"Belom, ini arwahnya." Balas Kiara dengan jutek, karena sudah terlanjur ketahuan, Kiara melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Andreas, hanya untuk melihat apa sedang di lakukan oleh pria itu.
"Hus, gak boleh ngomong sembarangan kayak gitu."
"Lagian, orang udah di sini malah di tanyain kayak gitu." Sahut Kiara yang kini sudah berada tepat di sebelah Andreas, dan ia mendapati lelaki itu tengah membuat nasi goreng.
"Itu namanya basa-basi Kiara."
"Terserah deh." Katanya sambil menjauh dan mulai membuka lemari dapur Andreas satu-persatu.
"Kamu cari apa?"
"Ada mie gak?"
"Loh, ini saya sudah masak nasi goreng buat kita berdua."
"Tapi dingin-dingin kayak gini enaknya makan mie."
Andreas terdiam, padahal nasi goreng buatannya sudah matang dan siap di sajikan.
"Ya sudah, kamu tunggu saja di sana. Biar saya yang masak." Ujar Andreas sambil menunjuk pada kursi meja makan.
Kiara menggeleng, "Gak usah, biar aku aja."
"Jangan, kamu duduk saja di sana. Saya masaknya gak bakalan lama kok dan di jamin enak." Balas Andreas sambil tersenyum.
Mau tidak mau Kiara pun menurut, ia duduk pada salah satu kursi yang ada di meja makan besar Andreas sambil memperhatikan lelaki itu, ia begitu telaten memotong sayuran untuk di jadikan toping untuk mie buatannya.
"Pengennya mie yang mana?" Tanya Andreas sambil membuka salah satu lemari yang berisikan berbagai macam varian mie instan.
"Yang kuah soto aja deh." Jawab Kiara.
Andreas mengangguk, kemudian melanjutkan kembali kegiatan memasaknya.
Beberapa saat kemudian, nasi goreng dan juga mie instan buatan Andreas sudah tersaji di hadapan Kiara.
"Kalau kamu gak mau makan nasi goreng buatan saya, gak apa-apa." Katanya sambil menyendok nasi goreng itu ke atas piringnya.
Entah mengapa, Kiara merasa bersalah setelah mendengar kalimat tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/325300558-288-k641697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Jatuh Cinta| Mark Lee
RomansPeraturan-peraturan setelah kita nikah 1. Gak ada kontak fisik berlebihan 2. Gak boleh tidur sekamar 3. Gak boleh minta anak "Iyaa, kamu udah kasih tau saya sepuluh kali tentang ini" "Biar kamu gak lupa." ~~~ "Hati kamu keras, apa kamu sudah benar-b...