17 : Malam Gelap

29 3 0
                                    

Pak Andreas

Dek, kelasnya udah selesai belum?

udaah, barusan kelaar

Mas tunggu di parkiran yaa!

Okeey

~~~

Kedua kaki Kiara melangkah semakin cepat menuju mobil berwarna putih yang terparkir berjejeran dengan mobil-mobil lainnya, tanpa ia sadari senyumnya mengembang saat melihat sosok Andreas tengah bersandar pada mobil tersebut.

Lengan kemejanya yang tergulung setengah dan juga kacamata yang bertengger di wajahnya membuat Kiara sadar betapa atraktifnya lelaki itu.

Pria itu tersenyum begitu hangat. "Hai." Sapanya, saat Kiara berada tepat di hadapannya.

"Hm." Balas Kiara, yang kemudian segera masuk dan duduk dengan nyaman pada kursi penumpang, setelah Andreas membukakan pintu mobil itu untuknya. Selanjutnya dengan langkah lebar Andreas kembali menuju kursi kemudinya.

"How's your day?" Gadis itu menoleh, mendapati wajah Andreas yang tersenyum dengan lebar. Tatapan matanya yang begitu teduh mampu membuat dadanya berdetak cukup kencang seperti seseorang yang tengah berlari ratusan kilo meter.

Maka untuk menetralkan detak jantungnya yang tak karuan, Kiara berdehem dan menghela nafasnya dengan pelan. "I feel like today is a bad day."

"Kok gitu, coba di certain ada apa aja hari ini?"

"Bisa gak kita pergi aja dulu dari sini, aku gak nyaman banget."

Kedua alis Andreas berkerut melihat ekspresi Kiara yang memang terlihat kurang nyaman, sebab gadis itu sedari tadi celingak celinguk seperti sedang memantau keadaan di luar sana.

"Okee, kalau gitu kita makan yuk!" Ujar Andreas yang mulai menghidupkan mesin mobil.

"Hm, aku emang lagi laper banget."

Senyum tipis terukir di bibir Andreas, setelahnya mobil itu melaju dengan perlahan meninggalkan parkiran serta area kampus.

"Maafin mas yaa, tadi pagi mas udah berangkat duluan ke kampus. Mas liat jadwal kamu agak siangan, makanya mas belum bangunin kamu." Kata Andreas.

Kiara baru teringat, memang pagi tadi saat ia terbangun lelaki itu sudah tak ada di rumah. "Kenapa?"

"Mas buru-buru ke kampus, karena ada orang tua Satria."

Ekspresi Kiara berubah menjadi lebih serius. "Hah, seriusan? Kok datengnya ke kampus?"

"Yaa kan mereka gak tau rumah kita, jadi mereka datengnya ke prodi deh."

Kiara sungguh tak tahu akan hal ini, pikirnya masalah yang terjadi hari ini hanya keributan yang terjadi di base kampus. "Terus mereka marah-marah sama kamu?" Jelas sekali raut kekhawatiran di wajahnya.

"Yaa kayak gitulah, tapi bapaknya udah minta maaf dan mas maafin. Tapi kalau sampe dia gangguin kamu lagi mas gak bakalan segan bawa dia ke kantor polisi."

Lagi-lagi Kiara menghembuskan nafasnya yang terasa memberat, "Dia tuh gak bakalan berubah." Ia sangat paham akan tabiat Satria yang sulit untuk di hilangkan.

"Kamu tenang aja, mas jamin hal kayak gini gak bakalan terulang lagi. Mas bakalan jagain kamu." Sahut Andreas dengan senyuman yang begitu manis, tangannya terulur mengusap pucuk kepala Kiara dengan penuh sayang.

Perlakuan itu rupanya mampu memberikan efek yang luar biasa bagi Kiara, yang mana kini dadanya semakin bergemuruh dan wajahnya terasa seperti terbakar.

Balada Jatuh Cinta| Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang