10. MEMBANTU BIGDEAL

181 20 0
                                    


***

"Bigdeal di serang Ilhae?" Sarang kembali menanyakan hal yang sama, sementara Rua terdengar sibuk di ujung telfon nya, "iya, ini terlalu mendadak! aish pakaian ku masih berserakan, Sarang sudah dulu ya!" lalu sambungan telfon terputus.

"Sarang mencoba menghubungi Gimyung namun nihil, panggilan nya tak terjawab, rasa khawatir memenuhinya, apa karna ini? Seo Seongeun terlihat gelisah belakangan ini? begitupun Gunwoo JItae dan Kyunghoon, ia tak menghubungi Han Sinwoo mengingat Sinwoo baru kembali.

Sarang melajukan mobilnya menuju Gangseo.

~ ~ ~

"Kenapa kau disini?" tanya Kyunghoon, "kenapa apanya bodoh? tentu saja membantu." Begitu banyak kiriman dari Ilhae. "Bukannya kau di pihak pacar mu? dia kan bagian dari Ilhae?" 

"Aku yakin, Seo Seongeun di pihak Bigdeal, bagaimana pun juga dia pernah bergabung dengan bigdeal kan? apa ini sudah semua? di mana Gimyung?" tanya Sarang.

"Sepertinya dia langsung menyerang ke tempat musuh, lalu sebaik nya kau pergi dari sini, kurasa pacar mu dalam bahaya." Ujar Kyunghoon, "apa maksudmu?"

"Kami bisa mengatasi di sini, jika kau benar, Seo Seongeun di pihak Bigdeal tentu dia akan di anggap sebagai pengkhianat di pihak Ilhae, hubungi dia dan bantu lah dia kau tak perlu khawatir kan kami disini."

Sarang mencoba menghubungi nomor Seongeun namun tak kunjung di angkat, "apa kau yakin akan baik-baik saja?" Kyunghoon tersenyum, "kau tak percaya dengan kami?" Sarang tersenyum lalu kembali meninggalkan Gangseo, melacak keberadaan Seo Seongeun.

~ ~ ~

"Anda menyedihkan presdir." Seo melihat kondisi Yoojin yang sudah babak belur akibat ulah Yohan, "aku ingin konfirmasi secara langsung bahwa kau menghianati ku, padahal aku percaya pada mu sampai akhir bos Seo."

"Sudah, ayo kita ke Choi Dongsoo." Seongeun menyeret Yoojin, "kau fikir semdah itu membawa ku?" secara tiba-tiba ia diserang VVIP saudara kembar Yoojin yaitu Yoosung, "pin ku sama dengan saudara ku, jadi dia bisa mencari ku disaat seperti ini."

Lalu Nomen datang dengan motornya yang menabrak tubuh Seo Seongeun hingga terpental jauh, "hai pengkhianat." Seongeun berpegangan sekuat tenaganya, "padahal aku mau kau yang mengendarai mobil dari ku bukan Seong Yohan."

"Apa penawaran nya masih berlaku untuk ku presdir?" tanya Seo Seongeun tersenyum.

Tak lama Mobil putih berhenti tepat di dekat mereka semua, "siapa lagi itu?" tanya Nomen, "oh kau?" Sarang berlari menghampiri Mereka semua, "Kang Sarang? kenapa anda bisa disini? apa anda di pihak ke kasih mu itu?" tanya Yoojin.

"Kenapa kamu bisa disini?! pergi dari sini!" Sarang mencoba membantu Seongeun namun Nomen menahan nya, "biarkan dia mati, kau kenapa masih memikirkannya?" Sarang menepis kasar cowok itu, "Raih tangan ku!" 

Jari jari nya yang sudah berdarah masih mencoba bertahan agar tak jatuh ke air yang penuh batu di bawahnya. "Sepertinya dia di pihak kekasihnya ini, Ryuhei habisi dia." Yoojin menginjak tangan Seo hingga ia terjatuh, "Seo Seongeun!" teriak Sarang tak melihat Seongeun dari atas.

"Bajingan.." Sarang menyerang Yoojin yang belum begitu pulih hingga terpental, "hey tak baik menyerang orang yang masih babak belur." Nomen menyerang Sarang.

"Hey hentikan! jangan melukai nya kau Nomen sialan!" Sarang tersenyum ia masih mendengar suara Seo Seongeun. "Sayang? kamu masih hidup?!" Teriak Sarang. 

"Tentu saja, mana mungkin aku mati semudah itu!" mendengar itu Sarang tersenyum kecil, "jangan khawatirkan aku." dengan tersenyum meremehkan Sarang menargetkan Nomen yang merasa curiga dengan nya. "jangan khawatir Ryuhei, aku tak sekasar itu~"

***

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang