12. DIA PRIA BAIK

202 20 0
                                    




***

"Hey kau tak menyapa ku?" Ujar Nomen saat Seo Sseongeun hanya melewatinya, "cih dasar sombong, bagaimana kabar Sarang?" mendengar itu langkah nya terhenti, "urus saja masalah mu sendiri jepang mesum."

Nomen tersenyum, "kau masih memukul nya?" tak ada jawaban dari Seo Seongeun, "benarkah?! wahh kau benar-benar pecundang, apa kau tak lihat bagaimana khawatirnya dia saat itu? aku tak habis pikir jika aku adalah dia, sudah pasti kubunuh kau saat tidur, jangan sia sia kan wanita bodoh seperti dia, yang mau bertahan dengan sampah seperti mu ku yakini hanya dia saja~"

Setelah mengatakan itu Nomen pergi meninggalkan Seo Seongeun yang mencerna perkataan Nomen, sudah 3 jam ia meninggalkan Sarang, Seongeun meraih ponselnya menelfon Sarang namun ponsel itu mati, "Sayang, kamu kemana.."

~ ~ ~

Mereka kebingungan, "Apa? Sarang hilang?" tanya Gimyung, "dia benar-benar tak disini?" tanya Seongeun lagi, "kau sudah cari kemana saja?"

"Apart lama nya dan kost lama nya tapi tak ada juga, ku kira dia pasti ke sini, kau tak menyembunyikan dia kan?"

Gimyung dan Rua menatap datar Seo Seongeun, "untuk apa kami menyembunyikan nya, katakan hal apa yang terjadi sampai dia menghilang?" Seo Seongeun terdiam, mana mungkin ia mengatakan yang sebenar nya, "sudah lah, aku pergi dulu."

Rua terlihat khawatir tiba tiba ia terpikir satu tempat yang mungkin saja di datangi Sarang, "kau kemana?" tanya Gimyung melihat Rua yang langsung pergi, "ke suatu tempat."

Setelah itu ia menuju satu tempat yang mungkin saja Sarang datangi.

~ ~ ~

Disinilah Rua kini, ia menekan bel rumah itu walau terlihat tak berpenghuni ia yakin Sarang pasti ke rumah ini, pasalnya hanya rumah ini tempat yang tidak di datangi Seo Seongeun kekasih Sarang, ia yakin cowok itu tak tau tentang rumah ini.

"Aku tau kau didalam, buka pintunya Sarang!" teriak Rua tak kunjung mendapat jawaban, "tunggu sebentar." barulah dia menyaut.

"Bagaimana kau tau aku disini?" Im Rua melihat Sarang dari atas hingga bawah, seketika ia menarik lengan baju Sarang dan benar saja ketakutannya.

"Ini ulah Seo Seongeun kan..."Rua melihat bekas merah di pergelangan tangan dan lebam yang masih terlihat baru, Rua menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Sarang, ia mengusap pelan pipi yang terlihat bengkak itu.

"Kang Sarang..." Rua memeluk sahabatnya itu, dan tak lama suara tangisan terdengar, "kenapa kau membiarkannya..." Rua tak mendapat jawaban, ia membiarkan Sarang menyelesaikan tangis nya itu.

...

Rua tak kuasa menahan emosi nya, saat berniat menelfon seseorang Sarang dengan cepat mengambil ponsel itu.

"Buka baju mu, jangan sembunyikan lagi." Tak yakin hanya di lengan saja, Sarang membuka baju nya dan menyisakan bra, Rua menutup mulut nya tak percaya, "bajingan itu yang melakukannya?!" Rua ingin merampas ponselnya di tangan Sarang.

"Aku mohon jangan beri tahu siapapun soal ini..." Rua terlihat frustasi, tak tau bagaimana pikiran sahabatnya ini bekerja.

"Apa karna ini kau kabur dari nya?" Sarang mengangguk, "tapi bagaimana kau tau aku disini?" tanya Sarang.

"Hanya satu tempat ini yang tak dia datangi, aku yakin orang gila itu tak tau tentang rumah ini, berikan ponsel ku." Sarang terlihat tak yakin, "tak akan ku laporkan, jadi berikan sini ponsel ku, aku haus apa ada minuman disini?"

Sarang mengembalikan ponsel Rua dan berbalik tanpa tau Im Rua mengambil foto nya, "aku beli di depan ada mini market, tunggu sebentar." Sarang meninggalkan Rua disana.

"Dasar bodoh, kau pikir aku hanya akan diam melihat mu seperti itu? aku akan perlihatkan ini pada kak Sinwoo dan Gimyung, aku tak peduli jika pacar psikopat mu itu di bunuh oleh mereka." Rua menyimpan handphone nya.

Tak lama Sarang kembali membawa beberapa minuman.

Rua meneguk minumannya, "jadi kau akan tinggal disini? sampai kapan?" tanya Rua pada Sarang, "entah lah, barang-barang ku di Apt nya, aku belum mau bertemu dengan nya."

"Cepat selesaikan hubungan mu dengan dia, apa lagi alasan mu bertahan dengan psikopat itu?" mendengar itu Sarang tertunduk memainkan jari jarinya.

"Aku tak bisa, aku mencintai nya..."

"YA! Michyeosseo?!" Sarang tau sahabatnya ini pasti berfikir dirinya gila.

"Aku tau kau berfikir aku gila, tapi hal ini masih tak membuatku membencinya, Rua.. rasa sayang ku lebih besar dari pada benci ku untuk nya, aku sangat ingin membencinya tapi itu tak pernah berhasil..."

Rua mengusap wajahnya, "Kang Sarang, aku mohon sadar lah kau pantas mendapat pria yang lebih baik dari nya, jika perlu akan ku carikan pria yang mapan dan lebih baik untuk mu, aku mohon tinggalkan dia, kau harus bahagia..."

"Dia pria baik, aku bahagia bersamanya, hanya Seo Seongeun yang saat marah, pergi lalu kembali, bukan seperti yang dilakukan ayah dan ibu ku, mereka marah dan tak pernah lagi kembali."

"Dia menjadikan mu samsak pribadi nya, itu bukan cinta Sarang, jika cinta dia tak akan melukai mu, jika baik dia tak akan bersikap seperti sampah begini..." Rua menghela nafas berat karna tak ada tanggapan dari Sarang, "bagaimana pun aku membujuk mu, kau tetap pada hati mu kan?"

"Sudah lah, aku akan menginap disini hari ini, besok kau kuliah?" Sarang menggeleng, "aku rapikan dulu kamar nya."

***

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang