8. MENIKAH? (19+)

373 30 0
                                    




***

Seongeun membiarkan rambutnya basah lalu duduk di ranjang king size itu, Sarang bersandar di dada Seo mencium aroma tubuh kekasihnya itu setelah mandi, "drakor apa nih? kamu nonton?" Seo mengusap lengan Sarang yang tak memperhatikan Televisi.

"Ganti aja aku ga nonton," Seo langsung mengganti tayangan TV nya, sesekali mengecup rambut Sarang, "Sayang."

"Hm?" Seongeun mengalihkan pandangan nya pada Sarang yang meraba perut six pack nya, "aku kayanya bisa deh jadi istri sambil kuliah." Ujar Sarang pelan, "Serius? jadi ibu juga lebih bagus," Sarang menatap Seo bingung.

"Maaf ya, belakangan ini setiap kali 'itu' aku udah ga pernah keluar diluar..." Sarang memukul dada Seo kuat, "sakit kok tenaganya kuat gitu?" Seongeun malah tertawa melihat Sarang yang marah, "sejak kapan!"

Seo kembali mengingat nya, "baru bentar kok sejak... 2 bulan lalu, emang kamu inget berapa kali kita lakuin 'itu'? aku aja ga bisa lagi ngitungnya~" wajah Sarang merona mendengar itu. Ia berbalik memunggungi Seongeun yang tertawa menyebalkan.

"Jangan marah~ kamu juga udah setuju kan? mau nikah kapan? besok? lusa?" Goda Seo pada Sarang, "diem! kamu kira apaan bisa langsung nikah besok? udah deh aku ngantuk." Sarang menepis tangan cowok itu yang mencoba membuka baju nya perlahan.

"Kalau ga sakit, udah aku serang nih, sleep tight love..."

~ ~ ~

Nomen terlihat bosan menunggu di ruang meeting, "kacamata sialan, dia kira aku tak sibuk? kenapa malah kita yang menunggu?" Kenta yakin tak lama lagi Nomen akan mencari masalah, "tunggu saja." Ujarnya.

"Wah lihat itu badan nya di penuhi tato, itu badan atau apa? aku heran kenapa pacarnya mau bertahan dengan si gila itu," Kenta melirik Nomen, "kau tau apa tentang pacarnya?"

"Hubungan mereka tak sehat, aku pernah melihat luka lebam di tangan pacar nya itu, siapa lagi yang melakukannya jika bukan si bodoh itu?" ujar Nomen santai, "pelan-pelan, dia bisa dengar," Kenta memberi peringatan, "tak mungkin, tampang nya saja bodoh mana mengerti dengan bahasa kita." 

"Aku mengerti, dengan semua yang kau katakan, tutup mulut mu jika tak tau apapun dengan masalah cinta kami, kau hanya pria mesum yang tak mengerti soal cinta yang sebenarnya." Ujar Seo tersenyum.

"Lalu apa? kau tak suka? aku masih lebih baik dari pada pecundang yang memukul wanita." Kenta sudah yakin hal ini akan terjadi, "apa kau tak punya tata krama?" tanya Seo karna Nomen yang duduk di atas meja nya.

"Setiap bertemu kalian selalu bertengkar, sabar ku juga ada batasnya." Yoojin tiba di ruang itu, bersama VVIP dan Bang Mandeok. "Lalu? kau pikir aku takut?" Yoojin menatap Nomen yang meremehkan nya.

"Hentikan, maaf membuat kalian menunggu, aku menjemput barang mahal dari china sambutlah sharoung mantan yang bekerja di anak perusahaan ke 3."

Masuklah sosok tinggi itu, "oh kau anjing yang kalah melawan Kim Gimyung ya? kalau kalah harus mengakuinya, jadi lah pria gentle." Yoojin menghela nafas berat.

"Bagaimana rasanya tak punya naga?" tak butuh waktu lama Nomen terpental, "tutup mulut mu, aku memang anjing yang hanya bertugas menjaga nona Vivi, tapi lebih baik begitu dari pada pria yang hanya melihat wanita dengan nafsu bejat nya."

"Masa depan Ilhae suram ya, apa kalian tak bisa rukun saat bertemu? aku mengumpulkan semuanya bukan tanpa alasan."

"Baiklah maaf ya Sharoung," Nomen menempelkan kertas di belakang cowok itu tanpa disadari, "jangan sentuh aku." ujar Sharoung mengakhiri.

"Cepat katakan kenapa kau kumpulkan kami semua?" Nomen kembali duduk, "setelah berhasil mengalahkan Hostel, kini giliran Bigdeal yang akan kita kalah kan."

~ ~ ~

Seongeun masuk ke kamar melepas jas dan dasi nya melirik kekasih nya yang masih belum sehat. "Obatnya udah diminum?" tanya Seo pada Sarang yang main ponsel masih memeluk guling nya erat, "udah, kamu kenapa? cape banget kayanya." Sarang merubah posisinya mengusap pipi tirus itu.

"Biasa, kerjaan, udah mendingan?" Seongeun meletakkan punggung tangan nya di kening Sarang, "udah mendingan kok, aku siapin air buat mandi ya~" Saat Sarang berdiri, Seo menahan nya, "kamu masih sakit, aku bisa sendiri."

"Udah sehat, kamu tunggu bentar." Sarang berlalu menuju kamar mandi, Seo mengambil ponsel Sarang membuka kode nya dan ia terdiam, ternyata Sarang tengah melihat foto-foto nya bersama anak-anak Bigdeal, "kamu kangen mereka ya?" batin nya, saat Sarang kembali, Seongeun langsung meletakkan ponsel itu di tempat semula.

"Udah, sana mandi aku siapin makan malam dulu." Sebelum itu ia memeluk kekasih nya lembut, "jangan terlalu capek, kamu masih belum terlalu pulih." Sarang tersenyum singkat lalu menuju dapur.

***

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang