Is that true?

2.1K 263 72
                                    

Melissa mengusap perutnya yang berbunyi. Mendadak ia menginginkan donat, memikirkan betapa manisnya makanan tersebut membuat liurnya berkumpul di mulut.

Ia menelepon Maggie, tidak diangkat. Menelepon Ava yang untungnya segera diterima wanita itu di detik yang tidak cukup lama.

“Ya Ibu hamil ada apa?”

“Ava, apa hari ini kau sibuk? Aku ingin mengajakmu membeli donat.”

“Aku sedang di kampus Mel, sepertinya tidak bisa. Memangnya di mana suamimu?”

“Jeon—Jeon belum kembali dari Florida?”

“Serius? Bukankah sudah sebulan?”

“Hmm.”

“Astaga suami macam apa itu, bisa-bisanya pergi sebulan tanpa menemani istrinya. Kau sedang hamil Mel, mengidam seperti itu pasti berat tanpa Jeon-Jonas.”

“Aku—baik-baik saja.”

Terdengar helaan napas Ava di seberang.

“Kapan-kapan ketika aku punya waktu luang, aku akan mengajamu jalan-jalan. Bersama Magg tentu saja. Dia juga sedang sibuk belakangan.”

“Terima kasih, Ava.”

“Yapp, aku tutup ya.”

“Hmm.”

Beringsut dari tempat tidur, Melissa mulai meraih tas kecil untuk ia isi dengan ponsel dan dompet. Opsi untuk mengajak Enna membeli donat tiba-tiba terlintas di benaknya.

Ia menuruni anak tangga, memanggil Enna yang sedang berkutat di dapur.

“Enna, apa kau bisa menemaniku membeli donat?”

“Donat? Bagaimana kalau aku membuatkannya?”

“Mmm—aku ingin donat dari luar.”

“Maaf Mel, tapi kali ini aku sedang sibuk. Bagaimana kalau kau keluar dengan Jack?”

“Jack?”

Enna berpikir sejenak. “Tapi akan berbahaya jika kau sendirian, sudah tanyakan teman-temanmu?”

“Mereka sibuk.”

“Mmm—kau butuh setidaknya dua sampai tiga anak buah Jeon-Jonas. Kalau dia ada di sini dia juga tidak akan membiarkanmu pergi sendirian.”

“Tapi Paman Ben sedang marah.”

“Dasar pemarah, dia selalu seperti itu. Ayo aku temani bertemu Hank dia sedikit ramah mengingat terakhir kali kami bicara.

“Paman Hank?”

“Yapp.”

Enna membawa Melissa ke belakang, karena sudah sering berpapasan dengan anak buah Jeon-Jonas yang sangar, Enna sudah tidak takut.

“Di mana Hank?” tanya Enna pada anak buah yang berjaga di pintu.

“Ruang latihan, kau sudah memasakkan makan siang?”

“Bukan, Melissa membutuhkan Hank untuk menemaninya keluar.”

“Akan aku panggilkan.”

“Terima kasih.”

Sesaat, Hank muncul dengan kaus yang basah karena peluh. Ia melirik Melissa sebelum akhirnya menatap Enna.

“Ada apa, Enna?”

“Melissa ingin ke luar, akan bahaya kalau dia keluar hanya bersama Jack. Aku juga sedang sibuk, jadi aku pikir tidak akan masalah jika menyuruhmu menemaninya.”

BABY PINKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang