Sissy's here

1.5K 226 32
                                    

Melissa menyentak lengannya agar lepas dari dekapan pria itu kemudian beranjak mundur seraya memeluk erat tas di tangannya.

Ia bisa melihat pria itu. Ia bisa melihat jelas wajah pria itu kendati matanya berkaca-kaca.

Jeon-Jonas baik-baik saja, pria itu kembali dengan senyum seolah ia tidak melakukan kesalahan apa-apa dan Melissa membencinya.

“Pinky?”

“Aku tidak mau di sini lagi,” isak Melissa seraya menatap pria itu lamat-lamat. “Aku tidak mau melihatmu ada di sini.”

“Ada apa, Sayang?”

Jeon-Jonas melangkah maju dan Melissa segera menjauhkan diri sampai punggungnya menyentuh dinding kamar.

“Aku tidak ingin melihatmu!” teriak Melissa disela tangisnya.

Jeon-Jonas tersentak, matanya melebar mendengar pekikan Melissa yang menjelaskan seolah wanita itu benar-benar tersiksa. “Kau tidak suka melihatku kembali?”

Ia sudah nyaris mati melawan para keparat itu hanya untuk melindungi Melissa, ia terluka berkali-kali, tertembak berkali-kali, dan semuanya hanya agar Melissa dan bayi mereka tidak perlu merasa khawatir lagi mengenai musuh-musuhnya.

Lantas mengapa? Mengapa Melissa tidak ingin melihatnya bahkan setelah lukanya belum benar-benar sembuh tapi ia bersikeras untuk kembali.

“Melissa, aku tidak mengerti apa yang terjadi, Sayang,” gumamnya.

Melissa memeluk lebih erat tas di depan dadanya. “Kau mengingkari janjimu untuk hanya mencintaiku seumur hidup,” parau Melissa. “Kau juga mengingkari janjimu untuk selalu bersamaku. Kau mengingkari janjimu untuk menemaniku melihat perkembangan bayi kita dan kau mengingkari janjimu untuk tidak mengecewakanku.”

“Kau melihatnya sendiri, Melissa. Aku bertarung untuk menghabisi para keparat itu dan untuk siapa? Untuk siapa kalau bukan untuk kita, untuk bayi kita.”

“Lalu bagaimana dengan anakmu dengan Sissy?”

Jeon-Jonas terpaku di tempat dengan wajah memucat. Ia menatap Melissa lekat—mengamati semua perasaan kecewa sekaligus benci yang mulai memekat di iris mata wanita itu.

Ia tahu—ia tahu tentang Sissy?
Tapi anak—anaknya dengan Sissy? Ia tidak mungkin memiliki anak dari wanita itu!

“Itu tidak benar,” ucapnya membela diri.

“Aku sudah melihatnya, aku sudah bertemu dengan anak kalian dan aku sudah melihat bagaimana anak itu mengklaim dirimu sebagai ayahnya!”

“Melissa—kau tidak mengerti hal ini, okay.”

Satu air mata Melissa terjatuh saat ia memaksakan senyum. “Karena hal itulah aku ingin pergi, terlalu banyak hal yang tidak aku mengerti di sini dan aku sudah cukup lelah untuk mencoba memahami semuanya.”

Baby, no.” Jeon-Jonas mendekati Melissa, berusaha merengkuhnya. Namun tentu saja, Melissa menghindar secepat yang ia bisa.

“Melissa!” Jeon-Jonas dengan keras menahan lengan Melissa saat wanita itu mencoba kabur.

“Lepas!”

“Kau tidak akan ke mana-mana, kau dengar. Aku akan membawa wanita ini ke sini dan mendapatkan kebenarannya untukmu!” janji Jeon-Jonas. “Benn!!”

Hanya beberapa detik kemudian, Ben muncul di daun pintu. “Saya Bos.”

“Aku ingin orang-orang di bawah menjaga kamar ini dan tidak membiarkan Melissa pergi!”

“Kau jahat!” seru Melissa sambil menangis.

Jeon-Jonas membawa jemarinya untuk mencengkeram dagu Melissa dan memaksa tatapan mereka bertemu. “Selangkah kau berani pergi sepuluh langkah aku akan menghadangmu.”

BABY PINKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang