Jeon-Jonas

1.2K 201 21
                                    

Di depan restoran yang meledak dan terbakar habis, Jeon-Jonas berjalan terseok dan meludah berang karena gagal mendapatkan Bernard dan membiarkan pria keparat tersebut kabur dengan Ferrarinya.

“Bos!” Aaron yang melihat luka tembakan di perut Jeon-Jonas bergerak khawatir.

Jeon-Jonas mengedarkan tatapan ke sekeliling, melemparkan pistol di tangannya lantas menyentuh perutnya yang mengeluarkan banyak darah.

“Seseorang harus mendapatkan Bernard malam ini,” desisnya. “Dia harus mati di tanganku.”

Aaron menundukkan kepala. “Tolong izinkan saya menelepon dokter untuk menjahit luka Anda, Bos.”

Jeon-Jonas berputar untuk memandang restoran yang dilalap habis oleh api. Ia terkekeh sinis, Darrick dan anak buahnya yang tidak becus itu terpanggang habis di dalam sana.

“Tutup mulut-mulut polisi setempat dengan uang, aku tidak ingin direpotkan tentang hal ini.”

“Baik, Bos.”

Jeon-Jonas dengan berat membawa langkahnya menuju mobil yang telah disiapkan oleh anak buahnya yang lain, kemudian masuk ke dalam dengan tenang seolah ia tidak terluka.


***

Jeon-Jonas dengan malas merebahkan tubuhnya di ranjang ketika dokter yang dipanggilkan telah sampai dan mulai menangani lukanya. Ia menatap langit-langit tanpa ekspresi kemudian mulai memikirkan Melissa yang semalam menjerit dalam tangis karena panik dan ketakutan.

Wanita polos itu telah melewati banyak hal menakutkan, bukan?

Sejak awal kau seharusnya tidak terobsesi pada wanita naif sepertinya, Jeon-Jonas!

“Bos, Nevan menelepon,” Aaron menginterupsi.

“Biarkan dia bicara denganku,” jawab Jeon-Jonas pelan.

Aaron mendekatkan ponsel ke arah Jeon-Jonas, sementara di sisinya, dokter bersama seorang perawat masih menangani luka pria itu.

“Kami telah sampai di Las Vegas, Bos,” lapor Nevan.

“Bagaimana dengan Melissa? Apa dia masih menangisiku?”

“Nyonya Melissa tidak berhenti menangis sampai sekarang, Bos. Tapi kami sudah menjelaskan kalau Bos baik-baik saja.”

“Bagaimana dengan lukanya?”

“Sudah diobati sebelum berangkat ke Las Vegas, Nyonya Melissa aman bersama kami, Bos.”

Malam itu memang peristiwa paling buruk, dilihat dari sisi manapun, itu adalah salahnya karena membiarkan Melissa keluar sementara ia tahu sendiri bahwa kelompok Darrick sedang berusaha mengincarnya.

Jeon-Jonas mendesah pelan, untuk wanita sepolos Melissa Kyle, mengejutkan bahwa wanita itu masih bertahan sejauh ini kendati tahu bahwa bahaya selalu mengikuti langkahnya.

Jeon-Jonas bahkan pernah tidak yakin bahwa wanita itu akan tetap bersamanya walau tahu Jeon-Jonas adalah seorang gangster dan nyawanya terancam bahaya.

Tapi siapa yang bisa mengira, Melissa ternyata tidak mudah menyerah dan Jeon-Jonas begitu bangga telah memiliki wanita itu.

“Katakan pada Ben untuk meneleponku saat dia tidak sibuk,” perintahnya.

“Baik, Bos.”

“Dan jangan sampai ada orang yang memberitahu Melissa kalau aku terluka.”

“Baik, Bos.”

Jeon-Jonas menggumam, mengibaskan tangannya dengan malas ke arah Aaron agar menjauhkan ponsel tersebut dan mengakhiri panggilan.

BABY PINKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang