2. I Sea U

43 2 2
                                    

All lovely things will have an ending,
All lovely things will fade and die,
And youth, that's now so bravely spending,
Will beg a penny by and by.

Puisi karya: Condrad Aiken.



Monterey Village D23.

[]

"Elea Hernandez?"

Sesaat, kedua anak manusia itu terpaku di posisinya masing-masing. Di luar rumah badai semakin menggila. Membasahi setiap sudut Monterey tanpa jeda.

"Tidak.. ini tidak mungkin. Kau pasti hantu. Akhh pergi kau hantu!" Gene menutup kepalanya dengan bantal.

"KAU SIAPA SIALAN?!" Gadis itu meninggikan suaranya. "Cepat keluar dari rumahku sekarang juga!" Dan tanpa pikir panjang ia menyeret pemuda itu keluar.

"Heiii, tunggu dulu.." Gene hanya bisa pasrah saat dirinya ditarik ke luar kamar.

"Dengar ya, jika kau adalah pencuri, tidak ada barang berharga bisa kau ambil dari rumah ini!"

Gene masih belum bisa mencerna dengan akal sehat. "Tunggu sebentar.." Ia mencoba menenangkan diri dan memikirkan situasi saat ini.

"Oke, sekarang tenang dulu. Dengarkan aku..." Gene berusaha bernegosiasi. "Aku bukan orang jahat, okay? Aku juga bukan pencuri."

"LALU APA YANG KAU LAKUKAN DI RUMAH KU?!"

"Astaga, pelankan suaramu..." Gene gelagapan, hingga sedetik kemudian ia menyadari sesuatu; interior di dalam rumah ini berbeda dari yang sebelumnya. Benar juga, rasanya tadi ia tidur di ranjang yang agak lusuh, tapi kini terlihat sedikit lebih rapi. Dan ada lagi, sejak kapan rumah ini ada listrik?

"Oke waktumu habis!" Gadis dengan rambut coklat muda itu kembali meraih tangan Gene dan menarik pemuda itu hingga keluar rumah, kemudian mengunci pintu rapat-rapat.

"Hei, kumohon buka pintunya. Biarkan aku masuk. Aku bisa mati kedinginan di luar."

Suara petir memekakan telinga. Gene mendudukkan dirinya di kursi teras. Ia memeluk dirinya sendiri yang menggigil kedinginan. Sial, cuaca di sini tidak main-main. Jalanan begitu gelap dan sepi, hujan terus menggempur tanpa henti bersama dengan angin yang mungkin bisa menerbangkan apa saja di sekelilingnya.

Pemuda itu masih tercenung. Kenapa otaknya sangat lambat di situasi seperti ini. Ada begitu banyak pertanyaan yang hinggap di kepalanya, hingga ia tidak tahu harus mengatasi yang mana dulu. Kemunculan gadis itu, suasana yang berubah, dan lain sebagainya. Memang ia masih asing dengan lingkungan di sini, tapi ini benar-benar aneh, semuanya nampak berubah dari yang awal pertama dan itu membuatnya benar-benar pusing. Pemuda itu akhirnya mencoba memejamkan mata, sebaiknya ia tidur saja sekarang meski dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Apapun yang terjadi, masih bisa ia pikirkan esok harinya.

[]

Gene terbangun saat sinar matahari menyorot tempat ke wajahnya. Ia masih berada di kursi depan rumah nomor D23 itu. Ia melirik pintu rumah yang masih tertutup, mungkin sang pemilik rumah masih belum bangun. Oh tunggu sebentar, berbicara soal pemilik rumah, sebenarnya ia sedang dihadapkan dengan situasi macam apa? Ia baru saja terbangun, pusing di kepalanya masih terasa, dan otaknya sudah dipaksa untuk berpikir.

Forever In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang