Jika Opung sudah berada di Senopati, maka seluruh cucunya yang bermukim di Jakarta harus menginap dan tentu saja menyiapkan mental untuk mendengar segala macam omelan Opung. Setiap tahun ada saja bahan yang menjadi omelan Opung.
"Satria belum balas pesan kau?" tanya Opung entah pada siapa -Erina tidak peduli. Mata Erina sibuk menjelajahi berbagai gambar tas hermes yang sedang dalam incarannya.
"Erina!"
Mendengar namanya disebut, Erina langsung membuka aplikasi pemesanan makanan online, takut Opungnya lihat apa yang sebenarnya dia kerjakan.
"Iya Opung?"
"Satria belum balas pesan kau?"
Oh rupanya pertanyaan itu untuk Erina. Erina segera membuka sosial medianya yang tentu saja dia pakai untuk mengirim pesan pada Satria. Erina melotot saat melihat pesannya hanya dilihat tanpa di balas.
Emang setan ya si Satria!
Dengan secepat kilat Erina kembali mengirimkan pesan untuk Satria sambil dalam hati mengomel karena kakak kembarnya itu sangat jarang membalas pesannya, apalagi di saat genting seperti sekarang ini.
Sat, tolong banget ini mah, jangan blokir nomor gue dulu.
Erina takut jika kontaknya kembali di blokir Satria karena mengirim banyak chat. Jika Satria sudah melakukan itu maka harus Erina sendiri yang membuka blokirannya dan tentu saja untuk bertemu Satria rasanya sulit sekali karena jam kerja mereka yang sama-sama tidak menentu.
Beberapa menit kemudian akhirnya pesan Erina mendapat balasan. Erina menghela napas lega.
"Katanya Satria baru pulang kerja, jadi baru mau siap-siap ke sini," ujar Erina lagi.
Hening.
Erina menolehkan kepalanya dan melihat pintu lift yang tertutup. Opung baru saja turun ke lantai 1.
"Mau ke mana Opung?" tanya Erina pada Safira yang duduk di sebelahnya. Mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga lantai 3 sambil menonton film.
"Ruang tamu," jawab Safira.
"Kelen lihat Opung bawa sesuatu gak pas turun?" tanya Erina lagi.
"Tongkatnya," jawab Safira.
"Wah bakalan seru dong," ucap Erina lalu beranjak dari tempatnya.
"Seru kenapa?" tanya Safira dengan kening yang berkerut bingung.
"Tongkat ajaib part 3," jawab Erina dan Iren bersamaan lalu mereka segera menyusul Opung ke ruang tamu. Safira tampak berpikir sejenak lalu beberapa detik kemudian wajahnya berubah paham.
"Iya sih, pasti seru." Safira ikut beranjak dari tempatnya, sepertinya malam ini akan seru.
🧨
Menjadi bagian dari keluarga Nasution terasa merepotkan bagi Satria. Jika bisa bertukar posisi, ingin rasanya Satria lahir dari keluarga yang biasa-biasa saja atau Opungnya saja yang lahir dari keluarga lain. Tapi sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi.
Satria memarkirkan Pajero Sport hitam miliknya di sebelah mobil McLaren biru muda milik Erina, adik kembarnya yang sejak beberapa jam lalu sudah bawel menanyakan keberadaannya melalui chat. Tentu saja bukan hanya Erina, akan tetapi Opungnya juga puluhan kali meneleponnya yang semua panggilan itu diabaikan Satria karena tahu jika Opungnya itu hanya akan mengomel dan menyuruhnya mampir di Senopati.
Satria mengeluarkan ponselnya untuk menanyakan keberadaan Opung pada Erina. Adik kembarnya itu menjawab hanya dalam hitungan detik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.