"SAKURA !" teriak Ino yang tiba-tiba masuk kedalam kelas. Suaranya menggema akibat kelas yang kosong karena bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi. Namun Ino meminta Sakura untuk menemaninya karena ia ada urusan dengan klubnya. Sehingga disana hanya ada Sakura yang sedang fokus membaca sebuah novel. Ino sedikit berlari menghampiri gadis itu.
"Jangan beteriak Ino," Ino cuek saja mendengar omelan Sakura. Dengan semangat ia menyerahkan sebuah selembaran pada Sakura.
"Apa ini?" tanya Sakura heran sambil mengambil selembaran tersebut.
"Formulir untuk mengisi malam puncak bulan bahasa. Kau dan Sasuke bisa berduet, bukankah kalian sudah sering latihan?" kata Ino tanpa dosa.
"Kau kira Sasuke akan mau? Dan jangan seenaknya memerintah!"
"Kau kan bisa membujuknya. Dan aku tidak memerintah, hanya mengusulkan," ujar Ino santai sambil mengambil duduk dikursi Shino. Sakura hanya menatap sahabat pirangnya dengan dingin.
Brraakkk !
Sakura dan Ino menoleh kearah pintu, melihat Tenten tengah berdiri didepan pintu kelas mereka. Nafasnya terlihat memburu, sepertinya dia habis berlari jauh.
"Ada apa Tenten?" Sakura beranjak menghampiri Tenten yang terlihat kelelahan.
"Hinata... Naruto... Sasuke... dan yang lain.. dibelakang sekolah," ucap Tenten terbata, nafasnya masih belum mau bekerja sama untuk menjelaskan keadaan. Sakura terlihat bingung dengan kata-kata Tenten.
Namun tidak dengan Ino. Matanya sedikit terbelalak mendengar informasi tersebut. Ia mempunyai firasat yang buruk, sangat buruk.
"Tch, jangan bilang mereka membuat ulah. Sakura, Tenten kita ke belakang sekolah," ujar Ino sambil berlari meninggalkan Sakura dan Tenten. Tak berapa lama Tenten menyusul Ino. Sakura yang tidak paham apa-apa hanya menurut dan segera berlari menyusul Tenten dan Ino yang telah berlari terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
"Jika kau berani mengganggu gadisku lagi, aku tak akan segan menghajarmu," ucap Naruto dengan penuh emosi dan penekanan. Dipukul lagi wajah seorang pemuda yang berada dihadapannya dengan membabi buta.Setelah merasa puas, Naruto meninggalkan pemuda yang kini tidak sadarkan diri itu begitu saja. Menghampiri Sasuke, Shikamaru dan Neji yang telah berhasil menumbangkan beberapa pemuda lain.
Iris biru langit Naruto menatap sosok gadis yang terduduk diam dibelakang Neji. Pemuda itu dapat mendengar isakan tangis disana. Menghampirinya dan membawa gadis itu dalam pelukannnya.
"Sudahlah Hinata-chan, semua baik-baik saja. Mereka tidak akan mengganggumu lagi. Sudahlah, berhentilah menangis. Aku ada disini," tangan kekar Naruto membelai lembut rambut lavender Hinata. Perlahan-lahan isakan tangis Hinata mereda.
"ASTAGA ! APA YANG KALIAN LAKUKAN?" teriak Ino ketika mendapati beberapa murid dari sekolah sebelah tergeletak tak berdaya. Beberapa diantaranya bahkan terlihat tak sadarkan diri dengan luka yang tidak sedikit. Dipandanginya Sasuke, Shikamaru dan Neji secara bergantian. Sorot kesal terlihat diiris aquamarine-nya. Pandangannya tak sengaja melihat sosok Naruto yang sedang terduduk sambil memeluk seseorang.
"HINATA !" dengan bergegas Ino berlari menghampiri Naruto dan Hinata. Hinata yang semula memeluk erat Naruto, kini beralih memeluk sahabatnya itu.
Disisi lain Sakura nampak terkejut melihat pemandanpgan mengerikan didepannya. Dengan sedikit ragu dihampirinya Sasuke dan yang lain, melewati beberapa pamuda yang terdengar merintih kesakitan. Sementara Tenten sudah berada disamping Ino yang sedang menenangkan Hinata.
"Ada apa ini? Kenapa mereka bisa seperti ini?" tanya Sakura entah pada siapa. Keempat pemuda itu hanya terdiam mendengar pertanyaan Sakura. "Dan kenapa Hinata menangis?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Class, Trouble Love
FanfictionHaruno Sakura terpaksa pindah karena pekerjaan orang tuanya. Mau tak mau dia menuruti perintah sang ayah. Dan terdamparlah ia di sini, di Konoha High School. Di kelas Sains Two tepatnya. Kelas yang terkenal sebagai Trouble Class. Apa yang akan terja...