Chapter 7

38.7K 2K 133
                                    

"Shikamaru, lacak ponsel Sakura !" perintah Itachi.

"Ck, mendokusai nee,"

"Tch, jangan menggerutu. Kuberi kau waktu 15 menit," kata Itachi lagi.

"15 menit? Memang kau bisa Shika?" tanya Naruto tak percaya.

"Cih, jangan meremehkan diriku, baka," Shikamaru segera mengeluarkan smartphone miliknya dan mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Kita hanya enam orang. Aku akan satu team dengan Sasori dan Kiba. Sasuke kau satu kelompok lagi dengan Naruto dam juga Shikamaru,"

"Tapi Itachi-nii apa cukup hanya kita berenam? Maksudku kelompok Ryunaki pasti sudah lebih kuat sekarang," kata Kiba mengingatkan.

"Kalian tidak melupakan kami kan?" sela seseorang sebelum Itachi sempat menjawab.

Disana telah berdiri mantan anggota KSA yang lain. Neji, Shino, Lee, Chouji, Ino, Tenten dan juga Hinata.

"Ini terlalu berbahaya kami tidak akan melibatkan kalian," ucap Sasuke dingin.

"Tapi bagaimanapun juga Sakura adalah bagian dari Sains Two sekarang. Kami tidak akan tinggal diam jika terjadi apa-apa padanya," sanggah Neji.

"Benar yang dikatakan Neji-nii, Sasuke-san. Sakura-chan adalah keluarga Sains Two sekarang. Dam seharusnya Sasuke-san tidak perlu khawatir karena kami juga anggota KSA," imbuh Hinata lantang.

"Kraus.. Benar... Kraus.. Tak seharusnya kau meremehkan temanmu sendiri Sasuke, kraus," kata Chouji.

"Baka. Makan dulu baru bicara Chouji," omel Ino. Tangan kanannya segera merampas kripik kentang yang sedari tadi dimakan oleh Chouji.

"Gomenasai," desis Chouji pasrah, setengah tak rela kripiknya dirampas.

"Yosh~ Kita selamatkan Sakura. Nyalakan semangat muda kalian," ujar Lee dengan semangat berapi-api.

"Terserah kalian," putus Sasuke pada akhirnya.

"Bagaimana Shikamaru?" tanya Sasori pada pemuda berambut nanas yang masih berkutat dengan smartphone ditangannya.

"Ketemu. Sinyal ponsel Sakura berada di daerah pelauhan, tempat transaksi tiga tahun lalu,"

"Sial. Dia benar-benar ingin  mengulang kejadia tiga tahun lalu," geram Sasuke.

"Hn. Dan kali ini jangan biarkan Kenji lolos, dia harus ditangkap hidup-hidup,"
.
.
.
.
.
Pelabuhan Konoha

Deru ombak terdengar jelas bersahutan dengan nyanyian burung camar yang berterbangan. Daerah pelabuhan yang memang memiliki banyak gudang yanh tak terpakai itu nampak mulai sepi dari aktifitas nelayan.

Namun hal itu tak berlaku disalah satu gudang yang terletak sedikit tersembunyi dari jalan utama. Beberapa pria berbadan kekar tampak berjaga dibeberapa titik.

Gudang tersebut terlihat tak begitu terawat. Beberapa jendela nampak pecah, dinding penuh dengan jaring laba-laba dan lantai tertutup debu tebal.

"Sabar sayang, sebentar lagi pangeran es itu akan datang," ucap seorang pria bersurai merah maroon, Ryunaki Kenji. Tangan besarnya membelai lembut pipi Sakura yang tengah terikat disebuah kursi kayu dengan mulut tersumpal kain. Surai merah mudanya tampak acak-acakan dan tubuhnya lemas.

"Dan juga akan segera pergi menemui kakaknya," ucap Kenji dengan nada seperti psikopat yang haus darah.

Mendengar itu Sakura menggeram marah. Dengan tenaga yang tersisa dia berusaha melapaskan dirinya, namun nihil. Ikatan yang melilitnya terlalu kencang. Pada akhirnya gadis bermarga Haruno itu hanya bisa menangis, berusaha melepaskan amarahnya.

Trouble Class, Trouble LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang