Chapter 4

46K 2.3K 457
                                    

"Kenapa suaramu jadi hancur begitu, hah?" omel Sasuke saat mereka latihan ditaman seperti biasa. Sakura hanya diam mendengar omelan pemuda itu. Malam puncak tinggal 2 minggu lagi, tapi persiapan belum juga matang. Bahkan mereka belum menentukan lagu mana yang akan di bawakan nanti.

'Hash, aku tidak mengerti jalan pikiran laki-laki. Sebentar hangat, sebentar dingin. Sebentar baik, sebentar jahat. Kami-sama kenapa aku bisa suka pada pemuda seperti ini. Ups- tunggu? Apa tadi aku bilang suka?' batin Sakura, tanpa sadar menutup mulutnya dengan sebelah tangan.

Sasuke menautkan alisnya, menatap Sakura bingung. Sejak pulang dengan Konan tadi siang, tingkah Sakura berubah aneh. Kadang terdiam, tersenyum bahkan merona tanpa sebab.

"Ehem.. Jadi lagu apa yang akan kita bawakan dalam acara malam puncak?" tanya Sakura mengalihkan topik, berusaha bersikap senormal mungkin. Mengabaikan fakta bahwa pipinya berubah sedikit merona.

"Terserah," jawab Sasuke singkat. Sakura memutar bola matanya malas. 'Hah, kumat lagi dinginnya,' batin Sakura.

"Only Hope," usul Sakura.

"Basi," jawab Sasuke datar.

"Maps?"

"Biasa,"

"All Off Me?"

"Bosan,"

"ARG ! Lalu apa maumu Uchiha??" seru Sakura frustasi. Semua judul lagu yang sudah pernah mereka coba ditolak mentah-mentah oleh pemuda itu.

Sementara itu Sasuke terkekeh geli melihat tingkah Sakura. Sedangkan Sakura mendelik tajam kearah pemuda beriris onyx dihadapannya. "Jangan tertawa, baka," kata Sakura kesal.

Mendengar kekesalan gadis musim semi itu, Sasuke mengulurkan tangannya mengacak rambut merah muda Sakura dengan gemas. Si pemilik hanya diam saja, namun pipinya menggembung tanda sebal.

Tak lama kemudian Sasuke mulai memetik gitarnya. Memainkan sebuah intro lagu yang belum terlalu familier ditelinga Sakura, membuat gadis itu mendengarkan dengan seksama. Mau tak mau akhirnya ia menatap Sasuke lagi, mengamati permainan pemuda itu.

Lagu tersebut terasa ringan dan santai, walau lagunya bertemakan romance. Sangat enak didengar karena lagu tersebut tidak mendayu-dayu seperti lagu cinta pada umumnya. Ditambah suara Sasuke yang memang enak didengar. Membuat Sakura menatap kagum pemuda disampingnya.

"Jangan memandangku seperti itu," ujar Sasuke diakhir lagunya.

"Cih, siapa juga yang memandangmu," Sakura membuang pandangannya kearah lain, berusaha menutupi pipinya yang mulai terasa panas.

Sasuke tersenyum tipis, mendapati semburat merah mulai muncul di pipi gadis itu. Ingin rasanya ia mencubit serta mencium pipi itu dengan gemas. 'Tahan Sasuke. Tahan. Jaga harga dirimu, Sasuke' batin pemuda itu berulang-ulang.

"Kita pakai lagu itu," putus Sasuke tiba-tiba. Sakura menoleh, memandang Sasuke dengan tatapan tak percaya.

"Lama-lama kau mirip dengan Shikamaru, suka memutuskan sesuatu dengan seenaknya. Tidak bisakah kau bicarakan dulu denganku sebelum kau memutuskan," gerutu Sakura. Sasuke mendelik tajam mendengar ucapan gadis dihadapannya.

Tanpa aba-aba Sasuke mendorong Sakura, menghimpit tubuh kecil gadis itu diantara pohon dan tubuh tegapnya. Sebelah tangannya ia ulurkan disamping kepala Sakura, membuat gadis itu terkurung sempurna.

Sasuke menatap Sakura dengan tatapan tajam dan kesal. Sementara itu Sakura menunduk serta menelan ludahnya berat, tak berani membalas tatapan elang Sasuke. Melihat gadis itu tak menatapnya, sebelah tangan Sasuke meraih ujung dagu Sakura. Sedikit mengangkatnya, cukup untuk membuat gadis itu menatap kearahnya.

Trouble Class, Trouble LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang