Chapter 6

37.2K 1.7K 67
                                    

Flashback on (tiga tahun sebelumnya)

"Kau lemah Sasuke," ejek Obito pada sang adik. Yang diejek hanya mengeram kesal, membuat Obito tertawa lepas.

"Jangan tertawa, baka!" hardik Sasuke tak terima. "Jangan remehkan aku,"

Sasuke melayangkan tendangannya ke arah perut Obito. Namun dengan gesit pemuda berambut spike itu menghindarinya. Namun sayang sang adik bisa membaca gerakannya. Sasuke segera memukul wajah Obito dengan keras.

Duagh ! Buk !

Sial bagi Obito karena kali ini dirinya tidak berhasil menghindar. Pukulan Sasuke mengenai pipi kanan pemuda itu. Tangan kanannya otomatis memegang pipinya yang berdenyut nyeri.

"Jangan remehkan ketua team Alpha," ucap Sasuke dengan bangga.

"Kau terlalu percaya diri Sasuke," Obito mengambil kuda-kuda, siap menyerang sang adik dengan-

Brak !

-sekuat tenaga kalau saja pintu dojo tempat mereka latihan tidak terbuka secara kasar. Spontan kedua kakak beradik itu memandang pintu geser berwarna putih itu. Disana nampak Itachi tengah berdiri dengan wajah serius.

"Ada apa Itachi?" tanya Obito, menyadari ada yang tidak beres dengan sang kakak.

"Obito, Tousan dan Minato-jisan ingin berbicara dengan kita. Dan kau Sasuke, pimpin team Alpha dan Beta untuk latihan menembak,"

"Kenapa aku tidak diikutkan Aniki?" protes Sasuke.

"Belum saatnya Sasuke," ucap Itachi berusaha memberikan penjelasan pada adik bungsunya itu. Walau tak terima Sasuke tetap saja menuturi permintaan sang kakak. Pemuda berambut raven itu segera meninggalkan kedua kakaknya.

"Kenapa dia tidak diikutkan?" pertanyaan yang sama kini terulang dari mulut Obito.

"Kau akan tahu nanti. Lebih baik kita segera menemui Tousan dan Minato-jisan," perintah Itachi.
.
.
.
.
.
Rumah itu terlihat seperti rumah biasa jika dilihat dari luar. Rumah sederhana berwarna pastel dengan halaman yang luas karena terletak jauh dari pemukiman. Namun jangan tertipu oleh penampilan luarnya.

Rumah itu bukan rumah biasa. Di dalamnya terdapat berbagai macam ruang dengan fungsi yang berbeda. Ada ruang medis dengan peralatan yang lengkap. Ruang IT dengan komputer canggih. Ruang senjata dengan berbagai macam jenis dan ukuran. Terdapat pula dojo untuk berlatih martial art dan bela diri lainnya. Serta sebuah ruang di bawah tanah. Ruang dengan peredam suara dan beberapa target yang sudah berlubang.

Ke sanalah Sasuke sekarang melangkahkan kakinya, ke ruang tembak. Dari luar Sasuke bisa melihat seorang Naruto dan Neji sedang berlatih menggunakan senjata mereka masing-masing.

Dzing ! Dzing !

Target yang disasar Naruto dan Neji nampak kembali berlubang. Kecepatan dan ketepatan mereka berdua bukanlah hal yang patut diremehkan.

"Kenapa wajahmu masam Teme?" tanya Naruto ketika melihat sahabat dark blue-nya itu memasuki ruangan.

"Jangan banyak tanya Dobe. Kembali latihan," perintah Sasuke yang dibalas dengan decihan kesal dari Naruto.

"Ada masalah?" tanya Shikamaru ketika ketua team Alpha itu mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang.

"Tidak. Tapi aku merasa ada yang disembunyikan dari kita,"

Trouble Class, Trouble LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang