Cium.
"Bohong terus hidung lo makin panjang sukurin!"
Saga mundur selangkah saat mendapat lemparan bantal. Dirinya baru saja selesai mandi langsung dikagetkan dengan lemparan anarkis dari suaminya.
Ekhem suaminya—Salvio kini sedang bersedekap dada di atas ranjang, dan jangan lupakan tatapan tajam dengan bibir mencebik kesal andalannya.
"Marah terus darah lo tinggi sukurin!" Saga membalas perkataan Salvio dengan nada yang sama. Dirinya lalu duduk di samping Salvio. Tak tega melihat Salvio yang harus mendongak saat melihatnya.
"Lo tuh sadar gak sih kalo lo tuh nyebelin?!"
Saga mengernyitkan dahi, "oke sekarang gue salah apalagi?"
Salvio mendengus. Dirinya lalu menunjukkan ponselnya ke wajah Saga. "Nih lo bohongin gue lagi. Sekarang di Jepang bukan lagi musim kawin tapi musim dingin!"
Mendengar ucapan Salvio, tak ayal membuat Saga langsung tertawa. Dirinya bahkan menjatuhkan badannya dan berguling di ranjang karena dirinya tak menyangka bahwa Salvio benar-benar mempercayai ucapan asalnya tadi.
Melihat Saga yang kini malah tertawa kencang, Salvio semakin geram dan kini dia kembali memukuli badan Saga dengan bantal.
"Diem nggak?! Ih Saga berhenti keta—huwaaa!!"
Pekikan Salvio terdengar menggema di kamar saat badannya tiba-tiba ditarik oleh Saga. Kini posisinya Salvio berada di atas Saga dengan wajah terbenam di dada Saga.
"Iya udah maaf gue udah bohong sama lo. Sekarang berhenti ya, kasian nanti badannya capek." Saga mengelus belakang kepala Salvio lembut. Mencoba menenangkan Salvio yang sedari tadi mengamuk.
Tindakan spontan Saga menarik Salvio ke dalam pelukan, membuat Salvio langsung tenang. Pemuda itu langsung diam tak bergerak.
Namun Saga tak tau saja, sebenarnya kini gantian jantung Salvio yang tak tenang. Degubannya semakin kencang, sekencang pelukan Saga di punggungnya.
"Nah anteng gini kan enak." Ucapan sarat kelegaan yang dilontarkan Saga membuat kesadaran Salvio kembali.
"Le–lepas ih sesak!" Salvio memberontak namun Salvio tetap memeluknya erat.
"Sstt.. biar gini dulu aja ya Vio. Gue ngantuk mau tidur."
Mata Salvio mengerjap. Apa yang dia dengar tadi?
Vio? Saga memanggilnya Vio? Seumur hidup baru Saga yang memanggilnya seperti itu. Biasanya dia dipanggil Sa atau Salvio.
Dan entah kenapa Salvio merasa senang dengan panggilan baru dari suami—ekhem maksudnya dari Saga.
"Nanti badan lo pegel-pegel kalo tidurnya gini Saga. Gue pindah jadi di samping lo aja ya." Salvio mencoba bernego. Dirinya hanya takut Saga mendengar keributan jantungnya.
Malu lah Salvio kalau ketauan salting karna Saga.
Saga mengendurkan pelukannya membuat Salvio menghela nafas lega, namun Salvio belum sepenuhnya bisa lega karena ternyata yang Saga lakukan setelah mengerdorkan pelukan adalah memutar posisi yang kini menjadi Salvio di bawah kungkungannya.
"L–lo mau apa?" Salvio siaga. Dirinya menahan dada Saga yang kini ingin merendahkan posisinya. Seringaian di wajah Saga membuat Salvio semakin panik.
"Mau ini."
Cup!
Salvio total blank.
Barusan Saga menciumnya?
MENCIUMNYA?
Walaupun hanya di dahi, namun hal itu tetap saja menjadi hal baru bagi Salvio.
Salvio masih shock hingga dia tak menyadari Saga sudah berpindah ke samping kiri Salvio dan menarik Salvio ke dalam pelukannya. Posisi Salvio memunggungi Saga membuat Saga dapat menyembunyikan wajahnya di leher Salvio. Menghirup aroma yang lebih kecil dalam-dalam.
"Good night, Vio."
Semua kata yang ingin Salvio lontarkan tertelan lagi, begitu dia rasa embusan napas Saga di lehernya. Saga sudah mulai masuk ke dalam alam mimpi, Salvio mana tega membuat Saga terbangun lagi.
Yasudahlah Salvio pasrah saja sekarang dijadikan guling oleh Saga. Kalau dipikir-pikir dirinya yang mau marah ke Saga karena sudah menciumnya pun terasa tak seharusnya dia lakukan.
Mereka kan sudah menikah, jadi Saga gak salah kalau menciumnya. Salvio sudah jadi milik Saga sejak dirinya berdiri berhadapan dengan Saga di altar. Saga berhak atas dirinya, menciumnya atau melakukan hal lebih pun Salvio tak mempunyai hak untuk menolak.
Dan tak menunggu lama Salvio pun ikut tertidur dengan tangannya berada di atas tangan Saga yang memeluknya.
《¤》
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE? TROUBLES?! [END]
FanfictionNiat awal Salvio cuma mau nemenin Hamas ketemu teman kencan onlinenya, eh tapi kok Salvio malah ketemu sama cowok aneh yang langsung ngajak dia naik altar. Kalau kalian jadi Salvio apa yang akan kalian lakukan? -boy×boy with local character -sunsun...