Bab 7

14 2 0
                                    

HAPPY READING......
.
.
.
.
.
.

"D-DUKE!"

Ather dan Blen tidak mampu untuk menahan rasa gugup ketika Pria bermata tajam itu menatap mereka seolah ingin menelan mereka hidup-hidup.

"Apa yang kalian lakukan, ha?!" tanya Pria itu dengan dingin yang tak lain adalah seorang Duke.

"Apa kalian tidak tahu malu dengan tingkah laku kalian yang seperti anak kecil?!" Tatapan sang Duke semakin dingin.

Ather dan Blen berkeringat dingin, mereka tidak mampu mengeluarkan satu patah katapun.
Mulut mereka seakan terkunci.

"Apa kalian tidak lihat kalian menjadi sorotan semua orang disini?"

Ather dan Blen yang mendengar itu sontak melihat sekeliling mereka dan lalu meringis ketika mengetahui ucapan pria itu benar.

"M-maaf, Duke."

Hanya itu yang keluar dari mulut mereka. Sementara Desi masih saja melihat kearah sang Duke dengan tatapan kagum.
Dingin, tatapan datar, tampan, dan sangat berwibawa udah gitu seorang duke dengan kekayaan yang tidak main-main. Hah, bukankah itu sudah sangat memenuhi kriteria Desi.
Waktu dibumi sebelumnya Desi hanya bermimpi memiliki suami seorang CEO tapi kalo disini Duke mungkin boleh juga dijadikan calon suami.

"Kau tahu? Dia adalah 'DUKE ANTARES SKALA DEVERN' seorang Duke yang sangat disegani dibenua Telbert," ucap seseorang tiba-tiba disebelah Desi dan tentu saja itu membuat Desi terkejut.

Desi mengarahkan pandangannya ke samping dan melihat seorang pria dengan rambut putihnya. Ah, ini dia pria yang tadi Desi cari, Tetua Arsen!!

"PAK TUA!" Desi berteriak pada pria yang ada disampingnya tidak lupa ia menjewer telinga Tetua dengan kuatnya sehingga membuat Tetua Arsen meringis kesakitan.

"Aww!! Desi lepas! Itu sakit!!" Ringis Tetua Arsen.

"Gak mau!! Maka jangan suka ngilang-ngilang! Gara-gara Pak tua Desi tadi dikejar masal!!" Sungut Desi dengan kesalnya.

"Ya kan itu salah kamu sendiri, kamu sih kalo ngambil makanan harus bayar dulu. Lah ini kamu lansung makan aja," decak Tetua Arsen dengan sebal.

Desi melepaskan jewerannya dan lansung menendang pantat tetua Arsen dengan kesal.
Dasar keturunan lucnut.

Bruk!! Tetua Arsen terjatuh dengan tak elitnya.

Semua orang mendengar ada yang terjatuh sontak mengalihkan pandangan mereka kearah Tetua Arsen tak kecuali Duke, Ather dan juga Blen melihatnya.

Tetua Arsen mendesah malu lalu lansung menarik tangan Desi untuk pergi dari sana.

....
"Dasar keturunan lucnut! Berani banget tendang Tetua ini! Mau saya kutuk jadi tanah, ha? Biar diinjak-injak," marah Tetua Arsen setelah mereka menjauh dari kawasan pasar kerajaan.

"Abisnya Pak tua ninggalin Desi sendiri!" sentak Desi juga dengan nada marah tak lupa matanya juga ikut berkaca-kaca.

"Huh, Desi. Maaf Tetua ini pergi kedunia atas untuk mencari informasi cara kamu untuk kembali kebumi dan juga apa yang bisa kamu lakukan setelah menghentikan perang yang akan terjadi," jelas Tetua dengan wajah lelahnya.

"Benarkah?" tanya Desi dengan Antusiasnya.

"Hemm," dehem Tetua Arsen menjawab pertanyaan Desi.

"Jadi bagaimana caranya?"

"Setelah perang selesai, Tetua ini sudah tidak ada urusan lagi dan tidak bisa membantumu pulang. Tapi, kamu bisa pulang menggunakan Alat para pendeta suci terdahulu. Alat itu hanya bisa digunakan sepasang manusia yang sudah menikah dan bisa digunakan sebanyak 99 kali karna 1 kali sudah digunakan Tetua terdahulu tapi itu untuk Alat yang langka sedangkan yang umum hanya bisa digunakan satu kali dan itu memiliki batas waktu yang minim."

Cintamu Adalah Misiku (s2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang