( Bab 17) Membangkitkan sihir dan kepergian TETUA ARSEN

39 7 3
                                    

Tanah yang terasa gresang dan matahari yang begitu terik menyorot puluhan ribu pasukan yang saat ini berusaha membela negara dan mempertaruhkan wilayah mereka.

Perang terjadi besar-besaran, disekeliling dipenuhi dengan percikan darah entah darah siapa itu. Teriakan demi teriakan terus terdengar dan bunyi gesekan pedang yang begitu memekakkan.

Disisi lain disebuah pohon yang tak jauh dari perperangan. Seseorang mengintai perperangan tersebut dengan santainya dan tangannya yang tidak berhenti mengambil daun dari pohon lalu memasukannya kedalam sebuah kantung.

"Akhirnya bisa liat perang secara lansung, tapi sayangnya pak tua gak ikut liat karna ada urusan," decaknya kesal.

Tanpa sengaja matanya melihat kearah seorang pria yang begitu gagahnya mengayunkan pedangnya, menebas dan menusuk seseorang.

"Ck-ck, demagenya bukan main. Kayaknya keren kalo Desi bisa main pedang. Tebas sana, tebas sini. Aih tambah ganteng ajadah pas ditinggal, auranya juga semakin memikat. Ini gak bisa dibiarin, abis perang harus nikah pokoknya!"

"Ini daun udah cukup belom ya?"
Desi gadis yang sedari tadi mengintai perang terlihat memeriksa kantong plastik yang dia bawa, kantong platik itu terlihat sudah benuh dengan dedaunan yang dari tadi Desi kumpulkan.

Selesai memeriksa kantong plastiknya, Desi melepaskan kalung yang dia pakai lalu terlihat melipat kalung tersebut hingga berbentuk sebuah pistol kecil.

"Mari kita bermain," gumam Desi sambil tersenyum miring. Ia terlihat berbeda dari biasanya.

Desi memperhatikan beberapa orang yang sedikit mencurigakan. Desi dapat menyimpulkan disetiap kerajaan dipenuhi oleh suku kegelapan. Suku kegelapan adalah inti dari semua masalah ini. Desi harus segera melenyapkan suku itu.

Ketika Desi hendak turun dari pohon, seseorang menahan tangan Desi. Desi melihat kesebelahnya dan terlihat tetua Arsen yang tersenyum tampa merasa bersalah.

"What? Desi udah siap mau perang ni, jadi jangan ganggu dong!" Desi menatap tetua Arsen yang saat ini hanya menyengir ketika melihat tatapan Desi yang begitu tajam.

"Ada sesuatu yang ingin tetua berikan padamu." Rau wajah Tetua Arsen seketika berubah menjadi serius.

"Sesuatu? Apa itu?"
Desi menaikan sebelah alisnya.

"Kau tau bukan suku kegelapan memiliki sihir hitam, dan akan sulit jika melawan pasukan tersebut. Tapi kita bisa melawannya dengan mudah dengan menggunakan sihir putih atau bisa disebut sihir suci yang diturunkan kepada orang yang memiliki hati suci sepertimu," jelas tetua Arsen.

Desi yang mendengar ucapan tetua Arsen sedikit bingung. Dia memiliki sihir?

"Tunggu-tunggu maksudnya Desi memiliki sihir suci untuk melawan suku kegelapan itu?"

"Ya, tepat sekali! Kau harus membangkitkan sihir itu Desi!" Tetua Arsen berkata dengan tegasnya.

"Bagaimana caranya?" tanya Desi dengan bingung.

"Berbaliklah, tetua ini akan membuka kunci dari sihir sucimu kau hanya perlu memfokuskan diri," lirih tetua Arsen dengan mata yang terlihat sendu seperti menyembunyikan sesuatu.

"Baiklah." Desi berbalik dan memejamkan matanya, mencoba untuk memfokuskan diri.

Tetua Arsen memulainya dengan membaca beberapa kata rumit sambil meletakan tangannya diatas kepala Desi. Taklama setelah itu. Muncul sebuah simbol rumit tapi terlihat indah dikening dan leher Desi. Tetua Arsen menekan simbol yang ada dileher Desi, dan masih mengucapkan kata-kata rumit.

Desi merasakan hawa yang begitu panas diseluruh tubuhnya ketika tetua Arsen meletakan tangan dileher Desi. Begitu panas dan terasa sakit. Rasanya seluruh oksigen Desi dicabut secara paksa.

Taklama setelah itu rasa panas yang yang dirasakan Desi berangsur hilang, dan berubah menjadi rasa dingin dengan penuh ketenangan.

"Desi, sihir mu sudah tetua ini bangkitkan. Tapi itu belum sepenuhnya. Kau bisa menggunakan sihir itu pada benda yang kau sebut pistol itu dengan cara mengalirkan sihirmu kebenda itu. Sihirmu akan bangkin dengan sendirinya. Berjuanglah tetua ini yakin kau bisa melawan mereka semua kuncinya hanya fokus! Desi, tugas tetua ini sudah selesai. Ini saatnya tetua harus pergi, sihir tetua ini sudah berpindah pada tubuhmu." Mata Tetua Arsen terlihat berkaca-kaca, ia terlihat memaksakan senyumnya kearah Desi yang terlihat mematung.

"Enggak! Tetua gak boleh pergi! Tetua harus tetap sama Desi, gimana nanti kalo Desi sakit? Siapa yang bakalan jaga Desi ketika penyakit Desi kambuh? Kata pak tua bakalan terus temanin Desi. Jangan pergi, hiks...." ucapan Desi dengan lirih dikalimat akhirnya.

Air mata mengalir dikedua manusia yang berbeda umur tersebut.

"Maafkan tetua ini, Desi. Tetua menyayangimu ... selamat tinggal Desi," lirih tetua Arsen. Taklama setelah itu tubuh tetua Arsen bersinar. Desi memeluk tubuh tetua Arsen yang perlahan menghilang menjadi butiran cahaya kecil.

"Perjuangakan cintamu Desi, lumpuhkan penghianat kau adalah teratai yang berada dilumpur atau digenangan darah musuhmu. Selamat tinggal Desi....." ucap tetua Arsen untuk yang terakhir kalinya.

Desi menangis menatap tempat tetua Arsen menghilang... kini dia cuma sendiri... tidak ada yang menemaninya lagi.

"Tetua Arsen terimakasih, terima kasih  sudah menemani Desi hingga saat ini. Desi akan terus mengingat Tetua Arsen. Desi menyayangi tetua Arsen." Desi berkata lirih air mata juga terus mengalir dikelopak matanya.

"TETUA INI JUGA MENYAYANGIMU..." Terdengar suara seseorang dikepala Desi membuat Desi mengusap air mata yang mengalir dipipinya.

"Akan Desi pastikan perjuangan tetua Arsen tidak akan sia-sia. Desi juga akan memperjuangkan cinta Desi," ucap Desi dengan penuh tekat.

Desi menatap kearah beberapa pasukan yang saling menyerang diantara pasukan tersebut tersenyum miring tampa diketahui siapa pun kecuali Desi.

"Mereka adalah lumpur dan aku adalah teratainya," gumam Desi dengan tatapan tajam...

"Ini adalah akhir untuk kalian suku KEGELAPAN....."

....
.

BERSAMBUNG....
YEY AKHIR BISA UP JUGA...
Gimana ada yang kangen? Ah kayaknya gak ada ya....
Othor kangen ama kalian...
Maaf ya baru bisa up....
Ok tunggu terus kelanjutan Desi ya....
SEE YOU NEXT CHAPTER...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintamu Adalah Misiku (s2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang