Bab 13

11 3 0
                                    

HAPPY READING...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semenjak pertemuan Desi dan Duke Antares dua minggi yang lalu, Desi semakin gencar mendekati Duke Antares. Duke tentu saja merasa risih dengan Desi, tak jarang pula Desi mendapatkan umpatan kasar dan hinaan dari Duke Antares. Desi bukalah wanita yang mudah menyerah, ia tidak akan berhenti mendepatkan cinta dari Sang Duke.

Soal perasaan Desi? Ah, jujur saja Desi merasa bimbang dengan perasaannya sendiri. Ia merasa nyaman ketika berada bersama Ather dan Blen begitu juga jika dengan Antares. Tapi selama beberapa minggu ini entah kenapa seperti ada perasaan aneh yang Desi rasakan ketika Duke Antares memakinya. Awalnya Desi sama sekali tidak peduli dengan umpatan yang dikeluarkan Antares tapi semakin hari kenapa terasa sesak sendiri jika mengingat umpatan itu.

Tersisa 6 minggu lagi perang besar-besaran yang terjadi diwilayah hutan Rincs, dan Desi mengetahui itu dari Tetua Arsen. Hmm, benarkah Tetua Arsen akan pergi dari Dunia ini juga perang itu selesai? Bolehkah jika Desi meminta Tetua Arsen untuk terus bersamanya?
Karna Desi tidak ingin sendiri berada diDunia yang begitu asing baginya. Hanya Tetua Arsen yang selama ini selalu ada disaat ia merasa kesepian.

Rasa sedih dan rasa takut hanya Desi simpan sendiri, ia sama sekali tidak terbuka dengan orang lain, seakan Desi tidak ingin orang lain merasakan kesedihan yang saat ini dia pendam sendiri.

Ngomong-ngomong soal penyakitnya, Desi tidak tau mengapa akhir-akhir ini tubuhnya semakin sulit untuk dibawa beraktivitas. Desi menebak jika penyakitnya kambuh lagi.
Yaitu penyakit yang bisa disebut sudah ada sejak dia lahir. Pengobatan terdahulu sama sekali tidak membuatnya sembuh, malahan rasa lelah yang Desi rasakan jika berlebihan bisa saja membuatnya tertidur sepanjang hari.
Sindrom kelelahan kronis memang penyakit yang belum diketahui obatnya Desi hanya bisa mengandalkan makanan sehat dan selalu berolah raga secara rutin dan akhir-akhir ini Desi memang terlalu banyak makan makanan yang tidak baik untuk tubuhnya mungkin itulah penyebab penyakitnya kambuh.

Membersihkan rumah pohon kini menjadi tanggung jawab robot pembersih milik Desi yang dia dapatkan dari jam tangan ruangnya. Desi merindukan Abangnya dan keluarganya yang ada dibumi. Bagaimana kabar mereka? Desi harap mereka saat ini sudah bahagia tampa dia.
................

"Berhentilah mengikutiku! Apa kau tidak lelah mengikutiku?!" tanya Antares sambil memandamg Desi dengan tatapan tajamnya.

Desi hanya menyengir ketika mendengarkan pertanyaan pria tersebut.
"Tidak, Desi tidak pernah lelah mengikuti Akang Duke," jawab Desi dengan berbohong. Jika boleh jujur kondisi tubuh Desi saat ini benar-benar lemah. Muka Desi saat ini cukup pucat tapi dapat tersamarkan oleh make up yang dia gunakan.
Lagi-lagi Duke mendengar panggilan aneh dari mulut kecil Desi itu, entah itu sudah yang keberapa Desi mengucapkan kata-kata aneh.

"Ck, apa kau tidak ada kerjaan lain selain mengikutiku ha?"

Desi menggelengkan kepalanya menjawap pertanyaan dari Antares. Antares yang melihat itu entah kenapa terlintas ide licik untuk membuat Desi menjauh darinya.

"Kalo begitu bagaimana kalo kau membersihkan perputakaan dikediamanku?" tanya Ather seakan menawarkan Desi sebuah pekerjaan.

Desi yang mendengar ini lansung menganggukan kepalanya dengan senang. Desi pikir jika dia membersihkan perpustakaan milik Antares mungkin bisa membuat Sang Duke menjadi senang, setidaknya tidak ada lagi interaksi dingin yang Duke lakukan kepadanya.

Antares tersenyum misterius ketika melihat Desi menganggukan kepalanya.
Lalu ia menyuruh Desi untuk mengikutinya.

Desi menelen ludahnya dengan kasar ketika melihat perpustakaan yang begitu besar, bisa di bayangkan perpustakaan itu sebesar lapangan sepak bola yang pernah Desi lihat.

Cintamu Adalah Misiku (s2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang