Bab 10

12 2 0
                                    

HAPPY READING......
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam telah berlalu, bulan pun telah berganti dengan matahari yang bersinar dengan cerahnya, ya secerah hati Desi saat ini berkeliling hutan bersama dengan kedua cogannya untuk mencari buah dan sayur-sayuran.

"Desi, buah apa yang kamu inginkan? Lebih baik kita membelinya dipasar saja," saran Ather. Jujur saja Ather takut ketika mereka mencari sesuatu dan tiba-tiba ada hewan buas yang menyerang dan itu tentu saja memiliki risiko yang buruk untuk keselamatan mereka.

"Tidak, Desi mau cari dihutan saja. Buah dipasar tidak sesegar buah yang dipetik dihutan," ucap Desi dengan mata yang melihat sekeliling untuk mamastikan apa ada pohon buah disekitarnya.

Ather dan Blen hanya bisa pasrah ketika mendengar ucapan Desi, mereka akan mengikuti kemanapun Desi pergi, kecuali pergi ketoilet tentunya.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya mereka menemukan sebuah pohon apel yang berbuah sangat lebat.

"Lihat! Buahnya sangat banyak," ucap Desi dengan senang sambil menunjuk kearah pohon apel tersebut.

"Hmm, jadi siapa yang akan memanjatnya?" tanya Blen sambil memandang pohon apel yang cukup tinggi itu.

"Tentu saja kalian berdua," jawab Desi dengan begitu santai dan membuat kedua pria yang bersamanya menjatuhkan rahang mereka.

"Apa kau serius Des, pohon itu sangat tinggi. Bagaimana kalo kita pake kayu aja buat jatuhin apelnya?" saran Blen sambil memandang pohon tersebut lalu menelan ludahnya sendiri begitu juga Ather.

"Tidak! Nanti kalo buahnya jatuh, bentuknya gak bagus lagi. Udah sana panjat," suruh Desi sambil mendorong kedua pria tersebut kedepan.

"Tapi, Des. Aku tidak bisa memanjat pohon, aku tidak pernah memanjat pohon karna sering pergi berperang," ujar Blen mencoba memberi alasan agar tidak memanjat pohon Apel itu.

"Aku juga tidak bisa, Des. Aku dari kecil terus belajar obat-obatan hingga tidak pernah bermain bahkan memanjat pohon saja aku tidak pernah," ucap Ather tak mau kalah untuk memberi alasan.

"Umm, kalo gitu Desi aja deh yang manjat. Kalian manjat aja gak bisa, gak malu dikalahin ama Desi?"

Desi agak kesusahan ketika memanjat pohon itu, karena saat ini dia memakai dress yang cukup panjang.
Setelah beberapa saat Desi telah mendapatkan beberapa buah digenggaman tangannya.

"Nih, tangakap," suruh Desi sambil melemparkan buah apel kearah Blen dan Ather.

Ather dan Blen dengan cepat menangkap buah apel yang terlempar kearah mereka berdua.
Setelah memetik beberapa buah apel Desi pun turun dari pohon tersebut dengan cara melompat.
Hap!!

Dress Desi sedikit tersikap ketika ia melompat dan tentu saja memperlihatkan sedikit paha putih mulusnya itu.
Ather dan Blen yang tampa sengaja melihat itu, seketika muka hingga telinga mereka memerah.

"Yuk, pulang," ajak Desi sambil menepuk bajunya yang tertempel beberapa daun kering.

Ather dan Blen hanya mengikuti Desi yang berjalan menuju arah rumah pohon.

***********((______))***********

Saat sampai dikota, Desi meminta Ather dan Blen mengantarkan dia ketoko perhiasan untuk menjual emas yang waktu itu ia dapatkan.

"N-nona yakin ingin menjualnya? I-ni adalah emas murni yang sangat sulit ditemukan," ucap pemilik toko perhiasan.

"Ya, saya yakin menjualnya. Jadi berapa keping emas yang saya dapatkan?" tanya Desi dengan semangat.

Cintamu Adalah Misiku (s2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang