HAPPY READING....
.
.
.
.
.
.
.
.
.Saat ini Tetua Arsen memandang sebuah kediaman yang cukup besar. Matanya yang tajam terus melihat kearah kediaman itu.
Tetua Arsen melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam sana, tapi dua tombak prajurit yang membuat langkah Tetua Arsen seketika terhenti.Tetua Arsen melihat tajam kearah kedua prajurit itu dan sontak itu membuat mereka bergidik ngeri dan takut dengan tatapan yang menyalang itu.
"Maaf, tuan, dilarang memasukin kediaman ini," ucap salah satu prajurit dengan gemetar.
"Minggir, aku memerlukan bantuan TABIB ATHERLAN!" Bentak Tetua Arsen.
Para prajurit yang mendengar ucapan Tetua Arsen pun semakin ketakutan. Tetua Arsen saat ini benar-benar menyeramkan. Tapi prajurit itu tidak tahu saja jika Tetua Arsen berusaha menahan air mata yang memberotak ingin keluar. Saat ini tetua Arsen tidak bisa tenang, bagaimana dia bisa tenang disaat orang sangat dia sayangin sedang bertaruh nyawa antara hidup dan mati. Keadaan Desi semakin mengenaskan, dan dia tidak bisa diam saja.
"M-maaf, tapi Tabib Atherlan saat ini sedang berada didaerah terpencil untuk memberi pengobatan gratis untuk penduduk disana dan itu atas perintah Yang Mulia Raja," ucap salah satu Prajurit lagi.
"Desa apa?"
"Desa Arfes, Desi terkecil yang ada dibenua ini," jawab Prajurit itu.
Setelah mendengar ucapan prajurit itu, Tetua Arsen lansung menghilang dari hadapan para prajurit. Tetua Arsen menggunkan kekuatan teleportasinya karna ia tidak memiliki waktu yang banyak untuk berkuda kedesa yang lumayan jauh itu.
Tetua Arsen memang miliki kemapuan untuk melacak seseorang dan tidak sulit baginya untuk menemukan orang yang dia cari.
Dan saat ini Tetua Arsen sudah berada dirumah yang menjadi tempat sementara Tabib Ather.
Tok! Tok! Tok!
Tetua Arsen dengan tidak sabar mengetuk pintu rumah tersebut. Membuat seseorang yang ada didalam rumah menggerutu dengan kesal. Siapa yang tidak kesal coba ketika seseorang bartamu tengah malam begini.
"Tunggu sebentar," teriak seseorang dari dalam rumah.
Kreeett!!
Pintu rumah tersebut pun terbuka dan memperlihatkan Ather yang terlihat kesal."Siapa?" tanya ketus Ather sambil mengucek matanya.
"Ini saya," ucap Tetua Arsen dengan datar.
Ather yang mendengar suara datar dari Tetua Arsen tentu saja terkejut. Rasa ngantuknya kian menghilang secara tiba-tiba."T-tetua Arsen? Kenapa anda bisa satu saya ada disini?" tanya Ather dengan begitu gugup.
"Ikutlah dengan saya," pinta Tetua Arsen yang kini matanya mulai mengembun.
"T-tapi Tetua sa---"
"Desi saat ini membutuhkan bantuanmu," potong Tetua Arsen dengan cepat sebelum menerima tolakan dari Atherlan.
"Desi? Ada apa dengan Desi?" tanya Ather dengan cemas.
"Sebaiknya kau melihatnya sendiri, ayo," ajak Tetua Arsen.
Mereka pun menghilang sosok mereka yang menghilang didepan rumah Ather kini sudah berada dikamar milik Desi. Terlihat Desi yang terbaring tidak berdaya dikasur empuk itu, wajah yang sangat pucat dan terlihat sekali Desi seperti bernafas dengan tidak teratur.
Terkejut itu yang saat ini bisa mendeskripsikan bagaimana wajah Ather.
Mata Ather berkaca-kaca, terkejut, sedih, cemas. Perasaan Ather terasa tidak tenang.
Ather dengan cepat memeriksa tubuh dingin milik Desi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintamu Adalah Misiku (s2)
FantasyIni aku ngepost ulang ya... Cerita ini jelas berbeda dengan Twins kesayangan Ceo ya Ini versi yang berbeda Ini Cerita Desitia yang mencoba mendapatkan cinta Duke Antares. ........ "Gara-gara perjanjian pak tua itu Desi harus terdampar didunia asing...