Tenangkan dirimu, kau terlalu jauh
Sebenarnya, aku tak seburuk itu.—Semata Karenamu, Mario G Klau.
o0o
Arsenio tidak pernah main-main dalam ucapannya, dia benar-benar pergi ke club untuk meredamkan segala rasa lara yang terus berkecamuk dalam pikirannya. Minuman alkohol dan rokok dia pilih untuk menenangkan diri dari segala rasa sakit apapun itu.
Satu bungkus rokok telah habis ia hisap tanpa jeda sekalipun, dan entah sudah habis berapa botol alkohol tingkat tinggi yang telah ia minum tanpa sisa. Arsenio tidak peduli dengan bagaimana keadaannya nanti setelah ini. Pikirnya sekarang, jika Tuhan ingin mengambil nyawanya pun dia rela saat ini juga.
Laki-laki itu kembali menghisap benda bernikotin itu dengan sebotol alkohol yang baru ia pesan. Satupun dari orang disana, tidak mampu untuk menghentikan aksi gila laki-laki itu.
Arsenio tetap akan menjadi Arsenio yang selalu serius dalam ucapannya.
"Sen, Lo gila ya?!"
Dan tidak tahu dari arah mana, Narendri dan Haikal secara tiba-tiba menemui dirinya.
"ARSEN SADAR SEN!" Naren menampar keras pipi Arsenio, untuk menyadarkan laki-laki itu.
Lantas Arsen tidak terima. Ia dengan ketidaksadarannya, memukul wajah Naren sampai laki-laki itu tersungkur ke lantai dan mengeluarkan cairan merah dari hidungnya.
Haikal yang ada disana tidak tinggal diam, ia menuntun Naren untuk menjauh dari Arsen. Lalu tanpa pikir panjang, Haikal menelpon Vania melalui panggilan video.
o0o
PLAK!
Vania menampar keras pipi Arsenio sampai meninggalkan bekas kemerahan disana, sungguh ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran laki-laki itu.
"Kamu mau bunuh diri ya? Kamu sadar nggak kelakuan kamu tuh udah kelewat batas, Arsen!" ucap Vania sedikit berteriak. Kala menahan air mata yang mendesak keluar.
"Lo sadar nggak, lo yang buat gue kayak gini?!" kata Arsen dengan pandangan yang begitu menusuk.
Gadis itu terdiam dengan pandangan lirih. Begitupun dengan Haikal dan Naren.
"Kita pacaran udah berapa lama sih, Van? Perkara ada orang lain yang ngarang cerita kayak gitu, Lo percaya?!"
"Terus kenapa harus ngelakuin hal kayak gini?! Dengan cara minum banyak emang bisa buat aku langsung percaya kalau kamu nggak ngelakuin hal itu?" Vania tidak kalah emosi membantah ucapan Arsenio. "Salah kalau aku marah-"
"LO MINTA PUTUS SAMA GUE ITU JELAS SALAH, VANIA!" bentak Arsen.
Saat itu juga air matanya menetes. Mendengar bentakan dari mulut laki-laki itu, jelas dadanya terasa sesak. Vania sangat trauma akan bentakan, dan Arsenio tahu itu.
"Lo tahu gue benci dengar kata itu. Terus kenapa harus, Van? Gue sayang sama lo. Gue cuma mau sama lo, Vania! Gue nggak akan pernah ngelakuin hal bodoh kayak gitu. Lo tahu gue, Van."
Vania mengusap kasar air matanya. "Terus ngelakuin hal kayak gini, emang pinter?"
Laki-laki itu menatap dengan pandangan nyalang seperti tadi. Ia masih diam menatap lekat mata perempuan itu. Lantas berkata, "Gue nggak pernah main-main, Van. Dengan cara kayak gini, cukup jadi bukti kalau lo masih sayang sama gue."
o0o
"Giliran disuruh kesini aja langsung otw, tanpa bacotan apapun." —Vania.
"Enak aja Kakak gue disuruh tidur dirumah lo yang belum halalin dia. Nggak ada ortu? Ada Haikal sama Naren juga? Apa maksud?! Gue nggak mau asal tuduh ya, tapi gue ini laki-laki. Gue nggak mau kejadian sebelum adanya kehalalan." —Gibran.
o0o
Kakak gue cantik bro.
—Gibran.
_____________
B o y f r i e n d • 3
2022, queensky19
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend • 3 [] Lee Jeno [✓]
Fanfiction"Kamu mau bunuh diri ya? Kamu sadar nggak kelakuan kamu tuh udah kelewat batas, Arsen!" END ©Queensky19, 2022 ⚠️⚠️ Don't plagiarize my story! Think with your own ideas. Bijaklah dalam membuat karya sendiri.