Episode 05: Aku siapa?

953 89 12
                                    

Pov Tama~

Aku terbangun dari tidur yang rasanya begitu panjang.

Lalu berjalan menyusuri padang pasir di tengah gurun yang penuh jurang.

Hamparan pasir yang menggunung membentang luas itu, tak ada siapa-siapa selain aku seorang diri. Terik matahari begitu menyengat, membuat aku sulit menyeimbangkan pandangan.

Aku berusaha bangkit, rasanya badanku semua sakit seperti habis dipukuli. Aku menengadah, langit cakrawala tak menunjukkan awan sama sekali.

Pertanyaan yang terlintas,

di mana aku sekarang?

Apa aku sudah mati?

Apa ini akhir dari perjalanan hidupku di bumi?

Setelah aku mencoba berdiri tegak, suara gemuruh dan angin kencang tiba-tiba menerbangkan pakaian yang aku kenakan bersamaan dengan terhempasnya tubuh ini, terpental jauh ke belakang.

Aku berteriak kencang, pasir ikut berterbangan hingga menutupi penglihatanku. Seketika semua buyar begitu saja. Beberapa detik kemudian, aku tengah terbangun di sebuah kamar. Aku terbaring dengan tangan yang masih diinfus, mulut masih terpasang oksigen.

Aku terbangun dengan napas yang tak lagi beraturan, beberapa detik yang lalu aku berada di sebuah gurun pasir, tapi sekarang aku terbaring di atas sebuah ranjang minimalis. Semua seperti nyata bagiku. Aku kira, hidupku sudah berakhir. Aku masih bernapas, dan di sekelilingku masih ada orang-orang yang wajahnya sulit aku kenali.

Tidak hanya itu saja,

aku juga tidak mengenali diriku sendiri.

Aku siapa?

Aku di mana?

Itu yang terlintas di pikiran aku saat ini. Sampai kemudian seseorang sebelah kananku melayangkan pertanyaan, "Kau masih kenal siapa kami, kan?" Kutengok wajahnya memelas.

Aku mengernyitkan alis, kepala kembali terasa berat saat berusaha mengenali wajah tersebut. Tetap saja, aku tak mengenalinya. Identitas diriku saja aku tak tahu, apalagi mereka yang sedang mengawasiku saat ini.

Seorang dokter beberapa kali menyodorkan aku pertanyaan yang semuanya aku tak tahu jawabannya, terlihat dari wajah yang lain turut panik. Setelah kedua bola mata disenter, dokter seperti langsung mengambil kesimpulan. Anehnya, ia tidak langsung mengatakannya di saat itu juga. Melainkan memanggil salah satu dari mereka yang ada di ruangan.

Perasaan aku sekarang hambar, seperti tidak merasakan apa-apa kecuali di beberapa bagian tubuhku yang merasakan sakit. Namun hatiku seperti tak ada rasa, pikiran kosong, dan juga aku tidak merasakan sedikit kegembiraan dalam diri. Ada apa ini?

"Aku siapa?" ucapku setelah melamun panjang entah pada siapa.

Mereka yang sedari tadi mengelilingi aku saling melirik, juga melempar tatapan padaku. "Nama kamu Tama," serepet salah seorang dari mereka. "Kami teman-teman rantaumu di ibukota."

Satu per satu dari mereka kembali memperkenalkan diri. Selain namaku, nama mereka adalah yang pertama kali kudengar setelah siuman yang katanya dari kecelakaan yang menimpa aku. Tapi perasaanku biasa-biasa saja, seperti aku tidak peduli dengan itu. Aku seperti orang linglung dan satu kata yang sempat terlintas di pikiran aku. Apa iya aku hilang ingatan?

***

7 Detik Sebelum BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang