Hukum Sastra 5 Fakta baru

193 133 48
                                    

AlBera Gehan Aksa Wijaya
Bila pada akhirnya takdir akan tetap memisahkan, lantas buat apa kita berjuang?
Bukannya menyerah, hanya saja ada hal yang selalu membuat hidup semakin rumit.

Diyon dan yang lainnya saat ini pergi ke luar untuk urusan yang mereka biasa lakukan. Seperti biasa mereka akan selalu melakukan pertandingan motor di jalan. Biasanya Gehan juga ikut andil dalam hal ini, tapi mereka tidak membiarkan Gehan ikut dengan pikiran yang kacau. Hara juga sebenarnya mau ikut akan tetapi Diyon melarangnya dan menyuruh Hara menunggu di Cafe bersama Gehan.

Hara yang saat ini ditinggal bersama Gehan merasa canggung. Gehan hanya fokus bermain game di ponselnya. Mau ngajak ngobrol pun Hara takut lancang. Jadi pilihan terbaiknya adalah Hara membuka ponselnya dan membaca novel kesukaannya di wattpad.

Gehan yang bermain game diam diam melirikkan matanya pada Hara. "Lo sesuka itu sama novel sampe senyum senyum sendiri?" tanyanya dengan tiba tiba dan menghentikan bermain gamenya.

Hara mendongakkan kepalanya dan melihat wajah Gehan yang sekarang menatapnya dengan penuh penasaran. "Iya Hara suka, Hara suka semua isi dalam novel. Cowoknya? Wih keren semua. Ceritanya juga bagus makanya Hara suka"

"Boleh gue lihat?"

Hara mengangukkan kepalanya dan memberikan ponselnya pada Gehan. Gehan begitu penasaran dengan aplikasi yang sangat digemari gadis itu, selama ini dia telah mendengar banyak tentang wattpad. Entah itu dari teman kampusnya atau bahkan di sosial medianya.

Gehan menggeser layar ponsel itu sambil melihat lihat. Sampai akhirnya matanya tertuju pada sebuah judul yang menarik di matanya. "Gairah malam pertama tuan muda"

Pipi Hara langsung memerah saat Gehan menatapnya dengan intens. "Serius lo baca ginian? Ini novel dewasa loh. Gue laporin Diyon ya nanti"

"Eh jangan dong. Itu kan ceritanya bagus, ya meskipun ada unsur dewasanya"

"Lo belum cukup umur?"

"Hara udah 18+ kak jadi cukup cukup aja kok"

"Ngeyel aja lo kalau dibilangin."

"Biarin, yang penting kan novel itu bisa bikin Hara bahagia. Daripada Hara bucin sama cowok dan bikin sakit hati kan mending sama cowok fiksi" jelas Hara sambil mengambil kembali ponselnya di tangan Gehan.  "Untung lo bukan pacar gue"

"Sama, untung kakak bukan pacar Hara."

Gehan mengangkat tangannya dan mengacak acak rambut Hara sambil tertawa. Hara berusaha menghalau tangan Gehan dengan tangannya. Dia pura pura sebal dengan Gehan padahal dalam hatinya, Hara sangat menyukainya. Dia berharap semoga ini adalah awal yang baik untuk dia.

"Maafin Hara ya Allah, Hara malah mensyukuri Kak Gehan putus" batin Hara dalam hatinya.

Dalam sekejap perasaan Gehan sedikit mencair karena Hara. Padahal awalnya dia begitu muram saat datang ke cafe. Bagaimana tidak? Dua orang yang sangat disayanginya malah menusuk dari belakang. Mereka memanfaatkan kesibukan Gehan dengan menjalin kasih di belakang. "Kak, kita kan belum kenalan secara pribadi. Jadi Hara mau kenalan ulang deh. "

"Namaku Sahara Ayunia Aifta, biasa dipanggil Hara" Hara mengulurkan tangannya pada Gehan sambil menunggu tangannya disambut. Dengan    cepat Gehan pun menjabat tangan Hara.
"Gue AlBera Gehan Aksa Wijaya, panggil aja Gehan. Tapi harus ada embel embel kak. Kan gue lebih tua dari lo"

Hukum SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang