Hukum Sastra 10 Sesuai selera

100 43 19
                                    

Hara memejamkan matanya berusaha untuk tidur. Wajahnya menghadap ke kanan sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Namun, Beberapa kali dia mencoba, Hara tidak bisa melakukannya juga. Ia tidak bisa tidur sejak mengetahui nomor misterius itu adalah nomor Gehan. Lagi lagi Hara membuka ponselnya dan membaca riwayat chatnya dengan Gehan. Bagaimana bisa dia bersikap seperti itu? Bahkan Hara kira itu adalah Digo yang mungkin mencoba mengerjainya. Karena pada malam itu Digo juga meminta kontaknya.

Hara baru saja akan menarik pesannya kembali, tapi ketika melihat Gehan sedang mengetik Hara langsung menutupi ponselnya dengan bantal. "Kenapa aku deg deg an banget sih, jantungku lemah banget. Baru aja Kak Gehan yang ngechat udah mau copot. Apa lagi nanti cowok fiksi, kayak si Canpa itu misalnya"

Hara mengambil ponselnya lagi, dia masih mengira ngira tentang apa yang Gehan balas. Notif pesan sudah muncul di layar ponselnya. Dan dengan wajah yang memerah Hara membukanya.

Kak Gehan
Kenapa nanya?
Kangen lo sama gue🐒

Hara menutup mulutnya tak percaya, ini beneran Gehan? Kenapa Gehan di dunia nyata dan Gehan di dunia chat sangat bertolak belakang sekali. "Ini pasti karena dia mikir aku gak tau dia," batin Hara.

Hara tidak mau kalah, biar saja Gehan menganggapnya tidak tau. Dia juga bisa bisa berpura pura.

Hara
Siapa juga yang kangen.
Lagian kan aku gak tau kamu.
Masa Hara kangen sama cowok
Yang Hara aja gak tau sama dia.

Kak Gehan
Yakin gak tau?  Bukannya Diyon
Udah ngasih tau ke lo siapa gue.
Katanya lo senyum senyum sendiri
Bales chat dari gue🤣🤪

Hara mengutuk Diyon dalam hati, bisa bisanya kakaknya menceritakannya pada Gehan sendiri. Kalau begini kan dia sendiri yang jadi malu.

Hara
Biasa aja kok. Jangan
Percaya sama Kak Diyon.
Kadang kakakku itu suka
Sesat. Ini kak Gehan kan?"

Sedangkan di kejauhan, Gehan tersenyum saat mendapat balasan itu. Ia sedikit terhibur dengan Hara saat ini. Wajahnya yang sembab karena terlalu lama menangis di kamar mandi. Mungkin bagi sebagian orang menganggap lemah bagi laki laki yang menangis. Tapi menurut Gehan tidak, sebab setiap orang punya kelemahannya masing masing.

Gehan
Iya ini gue. Jangan lupa
save ya Dek.

Hara
Udah kok

Gehan
Ya udah dulu. Udah malem.
Nanti Diyon ngomel lagi
Gue chat lo malem malem.
Good night cantiknya Diyon!!!

Hara
Kok cantiknya Diyon?

Gehan
Terus cantiknya siapa?
Emang kamu punya pacar?

Hara
Eh maaf maaf ga jadi.
Aku mau tidur dulu kak, Dah.

Gehan menggelengkan kepalanya, tadi setelah ia habis dari kamar mandi, Diyon menghubunginya dan menanyakan soal pesan itu. Diyon tidak berbicara apa apa padanya kecuali memperingatkan agar Gehan tidak berlebihan. Gehan bisa mengerti, Diyon pasti tidak mau jika Hara nanti sampai berharap lebih padanya sedangkan dia tidak ada rasa.

Gehan meletakkan ponselnya di samping tempat tidurnya. Dia mulai menarik selimut dan menutupi tubuhnya yang masih kedinginan. Gehan memejamkan matanya dan berusaha melupakan semua hal buruk yang Ia pikirkan. Tentang kedua orang tuanya dan tentang mantan kekasih dan sahabatnya.

Hukum SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang