Vano sedang memandang permusuhan kepada Sagara. Sagara-pun begitu. Mereka berpelik dalam pendapat tentang nama yang akan diberikan untuk sang jabang bayi.
Vinny dan Ayuda yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah mereka juga bingung saat Vano dan Sagara bercekcok.
"Gini aja ya sayang-sayang ku. Voting aja deh, masing-masing bikin nama tiga anak cewek sama tiga anak cowok, nanti di cocok dah yang keluar yang mana." Usul Vinny. Itu penyelesaian yang bagus.
Setelah perseteruan yang pelik, akhirnya selesailah sudah pengocokan itu. Segampang itu.
"Jadi cewe nya Diana Pertiwi, kalo cowo nya Ellufi Paradipta Aprasa. Cakep-cakep." Ayuda menunjukkan bahwa semua yang terpilih adalah milik Sagara. Vano makin sensi.
"Namanya Indo semuaaa, padahal udah nyiapin nama cakep-cakep!"
"Bagusan Indo, sayang. Lebih lokal, nggak neko-neko. Apalagi nama-nama yang mas sebutin di kertas itu. Ada yang namanya Silva. Percaya deh nggak nyesel."
Vinny dan Ayuda terkekeh melihatnya. Vano sangat lucu ketika marah, tak henti-hentinya mencubit tangan Sagara yang ada di perutnya.
"Yaudah iya." Sagara tersenyum lebar. Dengan resmi perseteruan ini berakhir, tok tok tok tok.
Tapi Vinny segera menyenggol Sagara dan mengkode untuk bilang hal yang sempat Sagara katakan dengan Vinny waktu lalu.
Sagara berdehem. Vano dan Ayuda bingung, mereka melihat satu sama lain dan tak selang beberapa menit diam, Sagara menarik Vano untuk dia peluk.
"Sayang, mas mau bilang ini tapi kamu jangan marahan sama mas." Vano makin bingung lah itu dibuatnya.
"Mas dapet peluang buat kuliah di Oxford, sebenernya mas nggak mau ninggalin kamu sendiri, tapi...kamu tau kan maksudnya, mas?" Ucap Sagara hati-hati.
Vano termenung sejenak, sebelum mendongakkan kepalanya melihat Sagara yang berusaha memberikan pengertian bahwa kesempatan ini tidak akan datang dua kali.
Vano tahu betul apa yang diimpikan oleh Sagara. Menjadi ilmuwan yang bisa membuat penemuan untuk mengubah dunia. Atau menjadi perakit robot yang bisa apa saja.
Tapi Sagara tidak lagi menginginkan hal yang mengerikan seperti itu. Menjadi dokter saja sudah cukup, menjadi dokter bedah yang impiannya sempat dipatahkan ayahnya. Di Indonesia banyak sekolah dokter yang bergengsi, tapi jika mendapatkan kesempatan ini, apakah akan ada orang bodoh yang menolaknya?
Dengan kesempatan ini, Sagara bisa bebas memilih masa depannya, dan Vano tidak boleh cukup egois untuk menghalangi mimpi Sagara. Akan sangat jahat jika seperti itu.
"Empat taun? Tanpa kamu? Mana bisa?" Tapi disisi lain Vano juga tidak mau berjauhan dengan suaminya, apalagi selama itu, dia tidak sanggup.
"Libur semester, mas pulang, natal, tahun baru, ulang tahun anak kita, pasti mas bakalan pulang, janji!"
Menahan Sagara juga tidak akan bisa. Kenyataannya sekarang, Sagara berangkat menuju Inggris saat anaknya berumur enam bulan. Pas dengan tahun ajaran baru. Dan sekarang anaknya sudah genap berumur 1 tahun.
"Ellufi sama ayah, papa biarin berjuang sendiri di sana, tega banget ya ninggalin kita." Ya, Ellufi. Anak mereka laki-laki. Sebenarnya Vinny cukup bosan melihat drama yang setiap Sagara akan berangkat ke Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OF US [COMPLETED]
Teen Fictiontw// mpreg, affair, harshwords, torture, depression, violence, slurs, etc. Gimana rasanya elo ngecrush in orang yang udah ada pawang? Pawangnya imut, lucu, baik, pinter, kurang apa lagi. Kalo gue? Nggak ada yang bisa di bandingin sama dia. Gue emang...