Author POV, "it's okay, sayang."

11.8K 918 81
                                    

It's my birthday 🎂🎂🎉
Gak nyangka bayi 2006 sekarang udah 17 taon huhu.

-Spesial part of my birthday, new konflik 🎊-
CEKIDOT...

Rasanya begitu nyata saat Tiara menangis di pelukan Vano melihat nestapa lelaki yang melahirkannya terbaring kaku dibawah kain putih.

Dan begitu nyata saat Vano melihat Sagara menangis tak berdaya dipundak dingin nan pucat itu. Hati Vano sesak. Matanya terpejam dan kepalanya ia tenggelamkan di bahu kecil Tiara. Hati Sagara sakit, hati Tiara sakit, hati Vano sakit, semuanya, semuanya sakit dalam alasannya masing-masing.

Sekarang bukan waktunya untuk cemburu ataupun bertengkar. Vano menggendong Tiara mengajaknya keluar dari bangsal.

"Ibu udah nggak ada, Tiara sama siapa?" Suara menyayat hati Tiara itu membuat Vano tidak mampu membendung tangisnya lagi.

"Tiara... Tiara ada om. Ibu udah tenang di sana, Tiara disini sama om, ya?" Tiara makin menangis. Vano menimang-nimang Tiara. Tubuh kurus itu mengeratkan pelukannya pada Vano seolah hanyalah Vano tempat bergantung atas semuanya.

Pemakaman selesai pukul 1 siang tadi. Tiara juga terlelap di gendongan Sagara.

Sagara sendiri sejak tadi tidak berbicara apapun, tidak makan apapun. Vano pun juga bingung dan serba salah. Sagara sudah kembali dengan sikap lamanya. Vano makin sakit lagi dibuatnya.

"El, jangan nangis terus ya, sayang." Vano menimang El yang entah kenapa menangis tak berhenti sejak tadi.

Sagara-pun sempat marah karena mengganggu tidur Tiara. Dan segera Vano bawa keluar rumah dan memilih menenangkan El di halaman.

Mata Vano memerah lelah, anaknya tidak mau berhenti menangis. Sebenarnya ada apa? Vano takut sekali. Vano takut terjadi apa-apa pada diri El yang tidak bisa dirasakannya.

"Sayang, angin-angin gini El nya jangan dibawa keluar, nanti masuk angin loh, ayo masuk." Vinny menyuruhnya masuk. Tapi Vano lumayan takut. Bagaimana kalau nanti Sagara marah lagi?

Vinny mengernyit heran, cucunya menangis tiada henti, Vinny mendekat. "Haus?" Vano menggeleng lemah.

"Udah minum susu baru aja, ma." Ucapannya putus asa.

"Cucu oma ngantuk?"

"Bukan biasanya El tidur jam segini, ma." Vinny melihat cucunya yang sedang ditimang Vano dengan pandangan, 'kenapa ya?"

"Coba mama panggil Sagara dulu," Vano memahat tangan Vinny dan menggeleng ragu.

"El nya udah sedikit tenang kok, ma, nggak papa, Sagara juga kecapekan, nggak usah diganggu." Vinny memiringkan kepalanya heran.

Dirinya menuju dapur dan menghiraukan semuanya. "Sayang, ada apa?" Tanya Javier yang keluar dari kamar tamu.

"Nggak, Jav, bentar lagi makan malam, aku mau masak, mau sesuatu?" Javier menggeleng cepat dan duduk di meja makan sambil memotong apel hijau.

"Mereka lagi ada masalah, Jav. Aku takut ke ulang lagi. Aku takut El kenapa-kenapa." Nada cemas itu terdengar jelas sekali membuat Javier juga cemas. Matanya melirik Sagara yang baru saja keluar dari kamarnya dengan Tiara yang terlihat letih bersandar di bahu Sagara.

Javier diam saja melihat Sagara yang duduk disampingnya sambil mengelus pipi Tiara. Vinny juga mencuci sayur sambil melirik anaknya. Suasana hening, Sagara juga tampak tidak peduli.

Sagara juga tidak bertanya tentang El, dia ada dimana, bersama siapa, sedang apa? Tapi nihil. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Sagara.

30 menit tanpa suara. Hanya suara dentingan alat masak Vinny yang memenuhi indra pendengaran mereka. Dan suara Gebi memecahkan keheningan.

ALL OF US [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang