POV author, "have a boyfriend."

15.5K 1.4K 38
                                    

"Sagara!" Vano berseru panik. Tubuh Sagara lunglai di wastafel, terlihat pucat.

"Lo kenapa?" Vano memegang bahu Sagara lalu menyibakkan rambut Sagara untuk melihat wajah pucat itu. Sagara mendongak melihat wajah yang akhir-akhir ini selalu ia lihat.

"Bawa gue ke rumah sakit." Ucap Sagara pelan. Devano terlihat tidak yakin.

"G-gue gak bisa bawa mobil." Jawab Vano, Sagara mendesis. Masalah radang membuat tubuhnya lemas untuk sekedar bertumpu pada sisi wastafel. Sekarang dirinya benar-benar menopangkan tubuhnya pada Devano.

"Panggil sopir rumah, gue udah gak kuat, panggil Petrus!" Ucap Sagara sekenanya.

Vano memilih untuk menelepon Petrus lewat ponsel Sagara. Tak berapa lama, Petrus datang dengan panik. Sudah menduga ini yang terjadi.

"Sini, gue aja yang bawa Sagara ke mobil gue. Lo duluan ke mobil gue, yang warnanya putih, tolong buka in ya, Van!" Ucap Petrus sembari memberikan kunci mobil pada Vano.

Vano mengangguk dan berlari ke arah tempat parkir.

"Udah tau akibatnya kan?" Tanya Petrus berusaha sabar. Dan Sagara tidak merespon apa-apa, badannya sudah lemas tidak memiliki tenaga.

"Nggak sekali dua kali gue bawa lo ke rumah sakit akibat pacar elu yang super duper tolol itu!" Lanjutnya lagi.

"Kalo gak ikhlas biar gue sendiri yang pergi," bisiknya dan mencoba berjalan sendiri walau tidak bisa.

"Ikhlas, kok. Gini-gini gue bukan kakak yang tega liat adek gue kayak gini." Ucapnya membuat Sagara mendecih.

Sampai di mobil, Sagara segera masuk kedalam.

"Ikut, Van!" Perintah Petrus. Dan Vano menunjuk dirinya sendiri. Dengan lelah, Petrus mendorong Vano untuk masuk dan duduk di samping Sagara, setelah itu Petrus segera melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

"Omaygat, darling, kamu kenapa lagi siiih!" Vinny berteriak gemas, menggema di ruangan berukuran sedang itu.

Tangan cantiknya menguyel pipi maupun hidung Sagara, ya walaupun yang sakit itu di dalam.

"Ma, Sagara gak papa, cuma radang!" Elak Sagara sembari menggenggam tangan Vinny. Semuanya tak lepas dari pandangan Devano. Sagara ternyata orang yang penyayang kepada keluarganya, yaa walaupun tidak dengan istrinya.

Vinny mendengus sembari menyilakkan anak rambut nya. Lalu memandang ke arah Vano dan Petrus yang masih berdiri di tempatnya.

"Kamu ya, jadi istri yang becus dong, bisa bisanya suami kamu sakit kayak gini!" Bentak Vinny. Vano hanya menunduk sesekali meminta maaf atas kelalaiannya.

"Ma, Vano gak salah! Harusnya Sagara juga harus ati-ati dong, udah tau gak bisa minum minuman sembarangan, eh dia malah minum air soda yang di kasih pacarnya, gini kan jadinya, ngerepotin!" Elak Petrus membela Vano.

Vinny menggernyit heran. "Kamu punya pacar?" Tanya Vinny sangsi. Sagara yang merasa di interogasi itu menghela nafas pasrah.

"Ya." Jawabannya singkat. Lalu Vinny duduk di samping Sagara, di brankar, mengelus rambut anak tengahnya itu.

"Kenapa nggak bilang dari dulu?" Tanya Vinny membuat ketiga remaja itu kaget. Apa maksud dari wanita ini?

"M-maksud mama?" Bukan Sagara, itu Petrus.

"Kalo kakak udah punya pacar kan mama punya alesan buat larang pernikahan kalian, mama bakalan nolak buat papa kamu jodoh-jodohin yang gak jelas itu." Ucap Vinny sekenanya.

ALL OF US [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang