chapter three

1K 84 7
                                    

Di pagi ini...semua anak anak akan bangun dengan suka cita, bahagia dan pasti nya akan ada cinta yang di keluarkan oleh kedua orang tuanya saat bangun pagi, namun itu semua tidak dapat di rasakan oleh Haruto.

Brak (suara pintu)

"WOW! ENAK YA! ENAK? ENAK TIDUR TIDUR, SANTAI SANTAI, IYA!"

"M-mah?"

"BANGUN KAMU! PEKERJAAN RUMAH MASIH BANYAK TAU!. MENTANG MENTANG LIBUR, SEENAKNYA YA KAMU MALAS MALAS DI RUMAH, SEPERTI TIDAK ADA BEBAN APAPUN!"

"M-mah, Haru-"

"DIAM KAMU! SANA KERJAKAN SEMUA PEKERJAAN RUMAH, JANGAN MAKAN KALAU PEKERJAAN RUMAH BELUM SELESAI. INGAT!!"

"I-iya mah..."

Brak ( suara pintu tertutup keras)

"Hiks... kenapa? Kenapa hidup aku jadi gini. Aku sebenarnya anak dia apa bukan?. Kenapa aku di perlakukan selayaknya pembantu di rumah ini...hiks.."

"Aku juga pingin rasanya kayak kak Kenta, pingin rasanya di sayangin, di manja, dan banyak lagi..hiks..."

"HARUTO...KAMU GAK MAU KELUAR?. INGAT KERJAAN RUMAH MASIH BANYAK , CEPAT KERJAKAN!"  Teriak nenek lampir itu (mamah Haruto)

Haruto yang sembari tadi melamun, itu pun langsung terkejut dengan teriakan mamahnya barusan. Ia keluar dari kamarnya dan terus mengerjakan semua pekerjaan rumah

Di perkirakan pekerjaan rumah yang akan Haruto kerjakan yaitu:
1. Menyapu rumah
2. Mengepel
3. Mengelap kaca
4. Mencuci baju + menjemur
5. Mencuci piring
6. Menyiram tanaman
7. Membersihkan halaman rumah
Di perkirakan itu aja. Gimana banyak bukan?. Tapi bagi mamah Haruto, itu tidak seberapa!

Setelah setengah hari ini, akhirnya pekerjaan rumahnya kini beres, namun masalahnya Haruto tidak makan apa apa dari pagi, ia tidak makan apapun ya karena Mamahnya itu, mamahnya tidak membolehkan Haruto makan karena Haruto terlambat saat bangun tidur.

"Akhirnya... pekerjaan rumah udah selesai. Mandi dulu lah" kini Haruto masuk kedalam kamar mandi untuk mandi.
.
.
.

"Mamah"

"Eh..anak mamah udah bangun. Gimana enak tidak tidurnya?"

"Enak banget mah... pokoknya hari libur itu enak"

"Oh gitu... yasudah kamu makan sana baru mandi ok"

"Ok mah"

"Senang sekali melihat anak ku bahagia," gumam wanita tua itu. Lu senang anak lu bahagia? Lah terus Haruto gue gimana hah! Bngst kau! ( Aku tebak kalian pasti sedang mengumpati wanita tua itu)

Gimana kesel gak? Sama aku juga! Masa tu anak di sayang sayang...terus ayang ku Haruto di perlakukan selayaknya pembantu, memangnya wanita tua Bangka itu siapa? Sok paling ok, udah tua sok keren lagi.
.
.
.
.

" Halo tuan..."

"Iya? Kenapa kamu menelfon saya? Ada kabar apa?"

" Saya mau beri tau tuan, kalau pagi pagi gini , saat saya sedang mengintai rumah wanita gila itu, saya melihat anak itu bekerja terus menerus"

"Berani sekali dia! Ok baiklah, ada kabar lagi?"

"Tidak tuan.. itu saja"

"Baiklah terimakasih atas info nya"

"Baik tuan..."

Tut*

"Kali ini saya akan mengintai setiap sudut rumah ini"

"Setidaknya saya akan menangkap mu dengan cepat SANA. Kakak sangat sangat kecewa dengan mu, kau menyakiti anak yang tidak bersalah Sana."

"Di lain waktu saya akan mengatakan sejujurnya dan akan berhenti dari drama ini yang seakan akan tidak mengenal mu Sana. Dengan rencana ini kau akan menyusul suami mu Sana, dan akan merasakan akibatnya"

_______
TBC

Siapakah sebenarnya orang yang mengintai Sana( mamah Haruto) itu, apa hubungannya dia dan Sana? Dan rencana apa yang di lakukan pria tersebut?

Kalian sakit hati gak? Kalau Haruto kalian di lakukan selayaknya pembantu?

Saat drama ini selesai mari kita umpat mamah Haruto ( Sana) ok👍🏻

Tapi  Tunggu chapter selanjutnya ya

Tenang... nanti malam aku up lagi, tapi gak janji ok🙏

Babay👋


Awal Yang Menyakitkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang