Senja kala itu nampak bercahaya, gumpalan awan lebam yang barusan menumpahkan tangisannya telah berlalu, terganti semburat jingga yang menghangatkan jiwa.
San, pria dewasa yang tengah duduk di pinggir ranjang sambil mengamati wajah anak kecil yang ia temukan dulu, waktu bergulir sangat cepat hingga si bocah dekil yang duduk di samping pembuangan sampah itu telah berubah menjadi seorang remaja yang cantik.
Bibir San tertarik kala teringat memori kebersaamaan mereka hingga detik ini, banyak yang telah mereka lalui, suka, Duka, luka hingga tawa mereka selalu bersama, seakan Jung wooyoung memang tercipta hanya untuk San seorang saja.
Mata cantik itu terbuka, wooyoung meregangkan otot nya Sebelum duduk sambil mengucek Mata. Ia menatap San aneh.
"Kenapa kau menatap ku begitu?" Lontar tanya bernada manis itu membuat San terkekeh pelan.
"Kau lupa memasak makan malam" ucap San sambil menyentil dahi wooyoung pelan.
"Oh astaga! Kenapa kau tak membangunkan ku sedari tadi si?" Buru-buru wooyoung turun dari ranjang, memakai sendal nya Sebelum berlari menuju dapur sambil berteriak.
"Ah! Choi San! Kau menyebalkan"
Dimpel San timbul, memang mengerjai anak itu sangat asik, padahal senja terlihat bercahaya namun wooyoung tetap mempercayai ucapan San kalau ia telat membuat makan malam.
"Ugh! Masih sore Choi san!" Triak wooyoung begitu melihat Jendela.
San menghampiri wooyoung sambil terkekeh pelan, "bodoh" ucap San sambil menyentil dahi wooyoung.
Wooyoung mengerutkan dahi sambil menatap San kesal, apa-apaan senyum nya itu, kenapa terlihat sangat tampan jika di lihat dari dekat!.
"Wooyoung-ah" yang di panggil segera beralih ke raut wajah normal meski kedua pipi gembil nya bersemu.
"Nanti malam aku tak bisa menemani mu tidur, ada pekerjaan yang harus ku lakukan"
Satu tangan San bergerak menepuk kepala wooyoung dengan sayang, "jadi jangan lupa menutup semua akses masuk dengan kunci"
Wooyoung mengangguk seraya mendengus, lagi-lagi pekerjaan, dan wooyoung benar-benar benci ketika San tak mengajak nya lagi, meninggalkan wooyoung dengan rasa cemas menanti itu kejam, aku lebih memilih ikut walau harus menyaksikan pembunuhan yang San lakukan.
Tangan-tangan gesit wooyoung mulai mengambil bahan masakan, dengan telaten ia mengiris bawang juga cabai.
Entah takdir macam apa yang tertulis untuk nya, Saat kecil ia di buang hanya karena ia lahir dari hubungan gelap orang tua nya, Orang-orang menganggap wooyoung kotor dan menjijikan.
Namun malam itu, di saat tubuh ringkih nya terbalut sejuk yang mencekik, seorang pemuda menghampiri nya, menatap kedua Mata wooyoung untuk pertama kali, hingga lontar kata kepalang manis membuat wooyoung tersenyum seraya membalas pelukan San.
"Kenapa kau senyum-senyum sendiri hum? Kau tak berniat balas dendam dengan ku kan?"
Wooyoung terkekeh, ia membiarkan San memeluk diri nya sambil menumpukan dagu di atas pundak.
"Si bodoh mulai berburuk sangka" cibir wooyoung.
"Aku hanya berfirasat" ucap San yang membuat kekehan wooyoung kembali mengudara. " ilmu firasat mu benar-benar di bawah rata-rata ternyata san"
San mendecih dengan bibir tersenyum, "firasatku mengatakan bahwa nanti bibir mu yang banyak omong itu akan di cium"
Wooyoung menoleh, ingin menghadiahi San dengan teriakannya yang telah menumpuk di tenggorokan namun benda kenyal milik San keburu membungkam nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285200461-288-k709137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
baby woo || j.wy x ateez
Fanfiction🔞🔞 Bxb ⚠️ Wooyoung x ateez Wooyoung x all Woo bot⚠️ Mengandung adegan seksual, kenakalan remaja Dan ketelanjangan fisik, kata vulgar, brutal Dan psycho. Di Mohon bagi para pembaca lebih bijak memilih bacaan🙏