🌿EMPAT🌿

16 8 2
                                    

Happy reading!

Tolong krisar nya, Bantu cerita ini berkembang.

Terima kasih untuk kalian yang masih setia baca cerita ini. Aku juga suka baca komen kalian, itu buat aku jadi lebih semangat untuk terus lanjutin cerita ini.

Ngomong-ngomong aku habis perbaiki semua part cerita ini dan ada beberapa hal yang aku rubah juga, jadi boleh ko yang mau di baca ulang hehehe. Tapi, kalau gak mau ya gak apa apa.

Dan mohon maaf jika beberapa dari kalian agak sedikit terganggu dengan kata kata kasar yang bertebaran di cerita ini. Maaf jika itu membuat kalian tidak nyaman. Tetepi aku ga bisa ngubah watak mereka, karena memang itu bagian dari cerita nya. Mingkin nanti akan aku kurangi sedikit. Sekali lagi mohon maaf ya🙏

Jika kalian tidak suka, ya baca saja, baca terus hehehe.

🌿🌻🌿

"Tawa mu adalah candu ku. Tangis mu adalah kecewa ku."

🌿🌻🌿

"Kok lo masih ada di sini?" tanya Zafia ketika sampai diruang tamu dan mendapati Aliansya masih ada dirumahnya, Bahkan sekarang ia terlihat sedang bercengkrama dengan Kania.

"Ujan, Kata Bunda lo gue nginep aja disini, Bunda lo juga udah izin ke Manda gue." ucap Aliansya santai.

"Beneran Bunda?" tanya Zafia masih tidak percaya.

"Iya, Bunda gak tega liat Ali keujanan, nanti kalau Ali sakit, Bunda yang di salahin gimana?" ucap Kania.

Zafia membuang napas kasar, "Dasar beban." ucap nya tidak santai. Lalu ikut duduk di sofa, lebih tepatnya di sebelah Ali.

Aliansya mengangkat bahu nya acuh.

"Bunda ke atas dulu ya, kamu temenin Ali. Inget, jangan tidur malam malam." ucap Kania sebelum dirinya beranjak meninggalkan dua sejoli itu.

"Tadi lo kenapa?" tanya Aliansya ketika melihat Zafia sudah terduduk manis disampingnya.

Zafia menyatukan alisnya bingung, "Kenapa apa?"

"Lo ngapain jalan sendirian di tempat sepi kayak gitu? Lo tau, itu bahaya." ucap Aliansya serius.

"Ekhem, gue cuma jalan-jalan." gadis itu berdehem untuk menetralkan suaranya, Zafia rasa, dirinya ingin sekali menangis saat itu juga. Kalian tau kan rasanya di tanya seseorang pas lagi nahan sedih?! Dan ya, Zafia memang cengeng.

"Lo gak bisa bohong sama gue, cerita."

Raut wajah Zafia seketika berubah, perlahan air mata jatuh dan terdengar isak tangis kecil dari gadis itu. Kenapa dia?

"Cil lo-"

"Ish, lo sih!" ucap Zafia tidak santai dirinya semakin terisak.

Aliansya menyatukan alisnya bingung, "ko gue? Salah gue apaan?"

"Ya lo! Gue kan lagi gak mau inget-inget Kak Reza!" ucap nya ngegas.

"Ohh," Aliansya mengangukan kepalanya paham, "jadi karena dia?" tanya Aliansya lagi.

"Aliiiii!" rengek Zafia.

"Ck, cengeng banget sih lo" Aliansya menarik Zafia kedalam dekapannya, dan mengelus punggung gadis itu yang bergetar.

IT'S ME ZAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang