| Chapter 23 | : War

0 2 0
                                    

Kami semua keluar dari rumah Isabel yang telah rusak. Kami langsung disambut oleh makhluk besar seperti seekor kadal bersisik kasar. Monster itu berdiri tegak di antara halaman kecil dan gapura yang rusak. Ukurannya hampir sama dengan rumah. Dengan kulit penuh sisik berwarna merah padam serta sepasang kaki besar depan dan belakang berbeda ukuran. Benar-benar mirip kadal raksaksa.

"Ternyata hanya kalian yang berhasil selamat!"

Aku terkejut kalau makhluk kadal itu yang ternyata bisa berbicara dengan lancar. Oh, aku melupakan kalau kadal itu adalah Timothy. Ketua bagi penduduk Aenom itu ternyata adalah monster yang sebenarnya. Pengkhianat.

"Siapa kau sebenarnya? Timothy itu hanya topeng busukmu?" kata Leiden dengan lantang. Nada suaranya terdengar marah.

Kadal itu tertawa renyah. Sungguh aku membenci suaranya mulai sekarang.

"Neros, bisa dibilang aku adalah pengikut setia dirinya. Aku bisa mendapatkan semua ini darinya. Kekuatan, kekuasaan dan semua yang aku inginkan tanpa susah payah. Apalagi harus menghadapi makhluk-makhluk bodoh seperti kalian."

Benar-benar tamak. Timothy dengan bangga mengatakan itu semua. Bahwa dia adalah bagian dari kaki tangan Raja Neros. Selama ini dia diam-diam mengkhianati semua orang. Penduduk Aenom memberinya kepercayaan tapi Timothy menghancurkan semua itu dengan caranya yang teramat licik.

"Lalu apa maumu sekarang ? Setelah kau menghancurkan Aenom seperti ini?" Aku berteriak dengan memasang tatapan membenci pada kadal itu.

"Mengendalikan Aenom seperti yang aku inginkan. Segalanya akan menjadi milikku sekarang. Tapi sepertinya aku harus melenyapkan kalian terlebih dahulu."

Timothy tiba-tiba menyerang dengan merayap cepat. Mencoba menginjak kami yang ukurannya jauh lebih kecil darinya.

Aku melompat menghindari serangannya. Tanah di sekitarku bergetar akibat gerakan cepat Timothy. Dia kembali berusaha menginjak kami dan menggerakan ekornya. Naas Leiden terkena hantaman dari ekor kadal itu. Sontak saja tubuhnya terlempar cukup jauh hingga membentur sisa-sisa rumah penduduk.

Lily mendekat ke arahku dan bersembunyi di belakangku. Timothy menatapku dan bersiap menyerang. Semburan api panas keluar dari mulutnya. Aku segera melindungi Lily dari jilatan api. Tanpa aku sadari kalau sebuah dinding pelindung tercipta dari tubuhku. Hasilnya kami berdua terhindar dari kobaran api tersebut.

"Kau baik-baik saja Lily?"

Aku menatap gadis kecil itu yang terlihat syok dengan kekuatanku. Aku pun sama, karena baru pertama kali aku mendapatkan semacam dinding pelindung yang sama persis seperti milik Raja Neros.

"Kekuatanmu luar biasa, dari mana kau mendapatkannya?" kata Lily. Lalu matanya melotot ke arah Timothy.

Aku belum sempat menghindari sebelum segenggam biji-bijian berhambur di depanku. Biji itu menciptakan akar-akar yang langsung membelit ekor Timothy beserta ke empat kakinya.

"Lily."

Aku tahu dia yang melakukannya.

"Aku percaya padamu. Kali ini aku tidak akan merasa takut lagi karena kau berada di sisiku Tuan Elion."

Kata-kata yang keluar dari bibir Lily barusan membuatku membeku. Keberadaanku memang sangatlah penting di Aenom. Aku belum sepenuhnya mampu menyingkirkan kegelapan di Aenom. Bahkan aku merasa gagal melakukan tugasku. Penduduk Aenom menjadi korban akibat diriku sendiri yang masih jauh dari harapan mereka semua. Tapi aku akan berusaha menebus semua itu.

Aku menatap Lily sekali lagi. Hani mendekat dengan susah payah. Dia memperhatikanku dengan cemas.

"Akar Lily sudah mulai melemah Elion!" kata Hani.

THE AENOM SAGA : Born Shine ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang