Pintu berwarna emas mengkilat dari kejauhan. Kami semua sontak bergerak mendekati pintu tersebut. Setelah berhasil merebut kunci dari Spirit Tanah. Begitu juga pujian dari Ella, Leiden, Hani dan Reo untukku yang mereka bilang, aku sudah menjadi kstaria itu. Orang yang dicari selama ini.
Tim ini masih lengkap. Keberuntungan yang tidak mudah ketika kami bisa selamat dari maut. Aku tidak yakin mimpi buruk apa selanjutnya yang menunggu kami di balik pintu yang mengkilat seperti emas ini.
"Kita tidak bisa istirahat lebih lama lagi, secepatnya kita menghadapi semua ini sebelum Raja Neros kembali bergerak untuk membabat habis Aenom."
Leiden berkata tanpa ingin mendengar lebih dulu keluhan salah satu dari kami semua di sini. Tentu saja, kami adalah para ksatria yang rela mati demi membuat Aenom kembali damai.
Sekilas aku mengingat wajah-wajah penduduk Aenom yang sebenarnya aku tidak begitu mengenal mereka satu persatu. Tapi, aku merasakan bahwa aku berada di sini untuk melakukan ini demi mereka semua.
"Tentu saja sebelum bulan penuh. Kita akan kembali ke Aenom dengan membawa kemenangan," ucap Ella menatap kami semua bergantian.
Hani menatapku juga. "Aku percaya kau bisa melakukannya, Elion," ucapnya.
Aku menghela napas dan tersenyum. "Berkat kau."
Hani berkata sambil meninju bahuku. "Itu bukan apa-apa."
Pintu emas itu berubah menjadi pintu dengan warna kusam setelah Leiden memasukan kuncinya. Permukaan pintu kedua berubah lapuk seperti di makan usia.
Aku menebak-nebak medan apa yang akan kami hadapai di depan sana. Isi pikiranku telah menerawang liar kesana-kemari. Membayangkan bahaya yang mungkin berlipat-lipat dari bahaya sebelumnya. Entah monster apa di sana tengah menunggu kami. Mungkin pula bersiap menghabisi salah satu dari kami. Hanya membayangkannya saja untukku begitu mengerikan.
Pintu terbuka dengan sendirinya, tapi kali ini tidak membawa kami seperti sebelumnya. Pintu kedua ini benar-benar selayaknya pintu kayu biasa.
Aku melihat banyak tumbuhan di depan sana. Hutan belantara yang segar dan hijau. Sedap dipandang mata. Kami semua masuk ke dalam pintu masih dengan raut waspada. Aku mengamati mereka sekilas. Memang aku adalah tipe orang yang suka melihat reaksi wajah orang lain.
"Ini terlihat jauh lebih mengerikan dari area sebelumnya," ucap Hani sambil memperhatikan setiap sulur dan daun-daun berujung runcing di sekitarnya.
"Kita tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam hutan ini. Jadi kita harus lebih berhati-hati."
Lagi Leiden berjalan di depan. Memberi kami akses jalan setapak yang di kelilingi oleh banyak tumbuhan hijau berbentuk aneh. Kadang tumbuhan di sini terlihat basah. Bukan oleh air, semacam cairan lengket berwarna agak mencolok terang. Aku menyentuh cairan dingin tersebut tanpa takut cairan itu memiliki racun.
Menjijikan.
"Apakah tempat ini diciptakan oleh Raja Neros?" Aku bertanya kepada Hani yang kini berada di belakangku.
"Benar, dia penyihir yang hebat bukan," balas Hani sambil memotong sulur yang membelit kakiku dengan belatinya. "Jangan sembarangan menyentuh benda di sini, termasuk cairan lengket itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AENOM SAGA : Born Shine ✔
Fantasy🎖: Top 7 Writora 2022 "Get Your Prompt" © KANG ZEE present • (#) BOY'S IN THE NIGHTMARE • THE AENOM SAGA: BORN SHINE • THE 4TH FULL NOVEL '2022' • Fantasy, Action • Completed Elion masih belum sepenuhnya menerima keadaan yang membingungkan ini...