#HappyVirthDay
#VDay2022Note : Semua hal yang tergambar dalam cerita ini murni dari hasil imajinasi ku semata. Aku bukanlah seorang indigo.
Jadi aku tidak pernah melihat, merasakan, atau mendengar tentang keberadaan makhluk halus sekalipun.
Akupun tidak melakukan riset terlebih dulu sebelum membuat cerita ini. Jadi tolong di maklumi kalau terkesan ngelantur. (Maksaㅋㅋㅋ)
Dengan kecepatannya sebagai makhluk halus, tidak lebih dari tiga menit kemudian Ardan sudah sampai di bangunan tua terbengkalai yang menurut mbak-mbak kunti tadi adalah sarangnya Jazmi.
Dengan ragu-ragu dia mulai memasuki bangunan itu dan mencari keberadaan Jazmi. Namun baru saja Ardan menapakkan ujung jari kaki telanjangnya ke lantai, dia kembali terpental keluar saat ada sesosok makhluk halus yang tiba-tiba menyerangnya.
Brak... Bruk...
"Siapa kamu?! Kenapa kamu masuk ke sarangku tanpa izin?!"
Dengan rasa sakit di lehernya akibat tekanan dari tangan keras makhluk yang saat ini masih menduduki dadanya, Ardan mencoba menjawab.
"A-aku A-ar,,, Ardan!"
Srett...
Hanya dalam waktu kurang dari sedetik makhluk itu langsung menghilang dari atas tubuhnya.
Srett...
Dan tepat sedetik nya lagi, dia sudah berdiri di samping Ardan untuk membantunya berdiri.
"Maaf... Ku kira kamu salah satu dari makhluk makhluk sialan yang mencoba menginvasi sarangku. Tadi aku tidak sempat melihat pakaianmu dan langsung menyerang mu begitu saja. Karena ku kira kamu tidak akan pernah datang menemuiku setelah melanggar waktu janjian kita tanpa kabar."
"Ah, tidak apa-apa, itu memang salahku. Aku yang datang terlambat ke tempat janjian kita karena terlalu asyik melihat-lihat pemandangan."
Hmm, setelah mendapatkan kenyamanannya kembali, Ardan baru menyadari kalau makhluk berambut merah muda yang manis di depannya ini ternyata beberapa senti lebih pendek darinya.
"Apa karena itu mbak kunti tadi memanggilnya bantet?" Tanyanya dalam hati dengan seulas senyuman tertahan.
Jazmi yang melihatnya meringis menahan senyum menjadi curiga. Dia memicingkan matanya yang sipit ke arah Ardan dengan ekspresi menghakimi. "Apa yang kau tertawakan?"
"Ah..." Ardan langsung terdiam. "T-ti... Tidak ada!"
"Apa kau yakin?"
"Iya!" Ardan menjawab cepat. "Ngomong-ngomong, Kapan kita ke tempat tumbal itu?" Dia merasa lega karena berhasil menemukan topik untuk mengalihkan pembicaraan mereka.
Meski sebenarnya Jazmi masih mencurigainya, Tapi dia tidak mau lanjut menginterogasi Ardan. Jadi Jazmi mulai berjalan mendahului Ardan sambil berkata. "Ayo kita ke sana sekarang. Lebih cepat lebih baik."
"Ya."
Di tengah perjalanan, Ardan terus menanyakan banyak hal tentang Jazmi dan dunia ini seperti yang sering dia lakukan pada pelatihnya.
Yang untungnya Jazmi selalu menanggapinya dengan positif. Ternyata dia memang sama baiknya dengan sang pelatih. Tak heran jika mereka tetap bisa berhubungan baik meski jarang bertemu.
Beberapa waktu kemudian, mereka sampai di sebuah rumah mewah yang sangat indah. Namun tetap tak lebih indah daripada istana sang ratu, pikir Ardan.
Hanya saja bangunan itu terlihat berbeda dari kebanyakan rumah-rumah di sekitarnya. Benar-benar terlihat mencolok.

KAMU SEDANG MEMBACA
If I Ruled The World (End)
FanfictionSETIAP KALI BACA, JANGAN LUPA VOTING YA 😌 Hanya cerita tentang imajinasi lokal ku tentang TaeJin yang berbeda dunia namun saling jatuh cinta. Di Book ini aku mau coba berfantasi. Meski begitu jangan pernah mengharapkan sesuatu yang wow dari cerita...