Setelah jauh lebih mengenal Raina dan keluarganya, orang tua Taavi tidak keberatan jika anaknya memang berniat menikahinya.
Karena selain mereka berasal dari keluarga yang kalau kata orang tuh bibit, bebet dan bobotnya baik, kepribadian Raina pun sangat cocok dengan Taavi dan keluarganya.
Makanya tak ingin menunda lebih lama lagi, Taavi bergegas pulang ke Indonesia dan mulai merintis usahanya sendiri, di saat Raina masih harus menjalani sesi perawatan beberapa bulan lagi di Singapore.
Tapi sebelum berpisah untuk sementara waktu, Taavi dan kedua orang tuanya melamar Raina terlebih dulu.
Mereka melakukan acara pertunangan kecil-kecilan, yang di rayakan bersama dengan para petugas medis, serta pasien-pasien yang di rawat di lorong yang sama dengan Raina.
Meskipun acaranya benar-benar sederhana, tapi semua orang terlihat sangat menikmatinya. Terutama Taavi dan Raina.
Mereka menghabiskan waktu berduaan, sebelum Taavi berpamitan untuk persiapannya kembali ke Indonesia.
.
.
.
.
.
Butuh waktu satu tahun setelah kemusnahan Ardan untuk Taavi menemukan Raina, satu tahun lagi untuk menyempurnakan kesembuhannya, dua tahun setelahnya untuk merintis bisnisnya sampai stabil, tiga tahun lagi untuk memastikan kalau dirinya benar benar mapan, dan telah siap mempersunting Raina yang kini berprofesi sebagai seorang guru sejarah di salah satu sekolah swasta yang cukup bergengsi di Jakarta.
Jadi total selama tujuh tahun, waktu yang benar benar Taavi jalani untuk membuatnya bersatu sepenuhnya dengan Raina.
Dan selama kurun waktu tersebut, tak sedetikpun Taavi pernah bisa melupakan Ardan. Selalu ada bayangan Ardan di setiap tidur dan terjaganya. Selalu ada nama Ardan di setiap hembusan nafasnya. Dan selalu ada sosok Ardan yang menemani hari-harinya.
Makanya Taavi tidak pernah berani berkunjung ke rumah peninggalan kakek buyutnya di Jawa Tengah, untuk sekedar mengunjungi Yudan dan Jazmi, meski sebenarnya dia ingin bertemu dengan keduanya, karena sangat merindukan mereka.
Hingga saat putri keduanya berumur tiga tahun, atas dorongan dari Raina serta dukungan dari kedua orang tuanya yang bersedia menjaga putri pertamanya selama mereka pergi, Taavi memutuskan untuk kembali ke sana untuk pertama kalinya.
Ke tempat yang menyimpan begitu banyak luka dan kenangan untuknya. Tempat dimana dia merasakan kehilangan cinta dalam hidupnya sebanyak dua kali.
.
.
.
.
.
Selama di perjalanan dari kota menuju ke rumah peninggalan kakek buyutnya, Taavi sangat menikmati pemandangan hijau yang terasa cukup familiar baginya, meski dia hanya tinggal sebentar disana. Dan itupun sudah tiga belas tahun yang lalu.
Dan walaupun ada banyak sekali perubahan di beberapa tempat, tapi Taavi masih bisa sedikit mengenali lingkungan tempat yang dia lewati.
Bahkan para makhluk halus yang dia lihat di beberapa tempat itupun, terlihat masih sama di matanya. Yaitu masih tetap menyeramkan.
Hanya saja setelah merasa cukup terbiasa dengan tampang mereka, Taavi tak lagi merasa takut.
Lagipula dia sudah pernah merasakan ketakutan terbesar dalam hidupnya dan sudah mengalaminya sebanyak dua kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
If I Ruled The World (End)
FanfictionSETIAP KALI BACA, JANGAN LUPA VOTING YA 😌 Hanya cerita tentang imajinasi lokal ku tentang TaeJin yang berbeda dunia namun saling jatuh cinta. Di Book ini aku mau coba berfantasi. Meski begitu jangan pernah mengharapkan sesuatu yang wow dari cerita...