Shash

80 11 3
                                    

"Taavi... Makanlah..." Jazmi menyerahkan bungkusan makanan yang sengaja Yudan beli untuk Taavi.

Pasalnya, sejak kepergian Ardan, Taavi menolak untuk makan. Bahkan dia sampai tidak mau keluar dari kamarnya sama sekali, dan hanya menghabiskan waktunya dengan bengong.

Dia terus-terusan mempertanyakan, sebenarnya kesalahan besar macam apa, yang telah dia dan Ardan lakukan di dua kehidupan sebelumnya?

Sampai-sampai dirinya dan Ardan, harus menanggung kesengsaraan di dua kehidupan berturut-turut.

Tapi meski Taavi sudah mencoba mengingatnya dengan mengerahkan segenap pikirannya, dia tetap tidak mendapatkan petunjuk apapun.

Yang ada malah bayangan tentang dirinya yang harus hidup sendirian, tanpa adanya Ardan selama di sisa hidupnya, terus datang menghantuinya.

Taavi benar-benar tidak menginginkan hidup yang seperti itu. Jika dia dan Ardan memang tidak bisa bersama, maka untuk apa dirinya hidup?

Sepertinya akan lebih baik jika dirinya mati, dan segera memulai kehidupannya yang baru lagi. Mungkin dengan begitu, maka dia bisa bersama dengan Ardan seperti yang selalu mereka impikan.

Awalnya itulah yang dia yakini, tapi kenyataan tentang Ardan yang masih terikat dengan kerajaan laut selatan, membuat Taavi jadi mempertimbangkan ulang pemikirannya.

Bagaimana bisa dia dan Ardan bertemu lagi dan hidup berbahagia di kehidupan selanjutnya, jika hanya dirinya yang akan mati? Sedangkan Ardan masih terjebak di dunia yang sama.

Pokoknya itu benar-benar mustahil. Bukannya bahagia, yang ada malah nasib buruk mereka hanya akan selalu berulang, tanpa ada habisnya seperti ini.

Jadi Taavi mulai merubah cara pikirnya, dari yang awalnya ingin mengakhiri hidupnya, menjadi mencari solusi untuk melepaskan Ardan dari belenggu ratu laut selatan.

Apalagi setelah dia tanpa sengaja mendengarkan obrolan Jazmi dengan Yudan, yang mengatakan kalau bisa saja sekarang Ardan sudah diberhentikan dari tugasnya menjemput tumbal, dan malah di paksa menjadi budak seks nya ratu laut Selatan.

Karena jika dilihat dari betapa tampan, serta menarik nya Ardan, itu adalah satu-satunya hal yang muncul dalam pikiran Yudan, saat dia mencoba menyusun skenario hukuman terburuk, yang mungkin di terima oleh sahabatnya.

Dan jika di tinjau dari betapa berbedanya Ardan dengan rakyat kerajaan laut selatan lainnya, yang tidak memiliki hasrat atau keinginan pribadi, Yudan semakin yakin, kalau Ardan tidak mungkin diizinkan menginjakkan kakinya di dunia atas lagi.

Tentu saja informasi yang sangat mengerikan itu sontak membuat Taavi jadi semakin kelabakan.

Sejak detik itu dia benar-benar tidak ingin memikirkan atau melakukan hal apapun, yang tidak ada hubungannya dengan upaya penyelamatan Ardan.

Lalu di saat dia mulai putus asa karena tidak berhasil menemukan solusi untuk merealisasikan keinginan nya, tiba-tiba Taavi didatangi oleh kakek buyutnya lewat mimpi.

Awalnya beliau meminta maaf dengan tulus pada Taavi, karena pilihannya seolah memberi kesan, jika dirinya bersuka rela menukar jiwa Ardan dengan keselamatan keluarganya.

Yang tentu saja meski Taavi sangat marah serta ingin memaki-maki beliau, dia tetap tidak bisa berkomentar apapun di depannya.

Karena mau sekejam apapun itu, pilihan beliau adalah yang terbaik untuk kelangsungan hidup keluarga besarnya.

Taavi terus diam seribu bahasa tanpa ingin menanggapi ucapan sang kakek, sampai beliau merasa sangat sedih, dan memutuskan untuk menceritakan tentang penglihatan Ardan mengenai masa depannya yang mengerikan, di kehidupannya kali ini.

If I Ruled The World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang