MRP - Semakin Binalnya Wastu (10)

1.7K 19 0
                                    

MRP - Semakin Binalnya Wastu (10)


Hari-hari Rasus berjalan sangat mulus, sangat indah, seolah ia masih berada dalam alam mimpi. Tak pernah ia temui satu masalah sekalipun. Walau terkadang ia dihadapi oleh sebuah permasalahan, akan dengan mudah baginya bagai membalikan telapak tangan untuk menyelesaikan. Apalagi semenjak kejadian yang merubah fisik dirinya itu. Hanya beberapa jam setelah kenikmatan yang ia dapatkan dari Farrel, anak buah di tim nya di kantor, Rasus begitu bahagia bisa mendapatkan apa yang selama ini ia inginkan tanpa harus mengorbankan sesuatu yang merugikannya. Hal itu adalah ukuran kontolnya yang kini bertambah panjang, walau hanya sedikit, namun ia sudah begitu puas oleh apa yang ia dapatkan. Dan siapa tahu, ukuran kontolnya ini akan semakin membesar dan memanjang, sama seperti saat mbah Mo masih berada dalam dirinya itu.

Tak lupa juga setiap beberapa hari sekali, Rasus akan memanggil Elang atau Farrel ke kamar kosannya. Tanpa banyak usaha dan harus menghipnotis mereka, secara sukarela sekarang kedua pria ini tunduk sudah di hadapan Rasus. Dari apa yang Rasus tahu pun, sekarang ini baik Elang maupun Farrel juga mengalami perubahan orientasi sexualnya dimana ia menjadi tertarik pada pria dibandingkan wanita. Buktinya, Rasus pernah memergoki Elang yang baru saja membawa seorang pria masuk ke dalam kamarnya malam hari dan keluar setelah satu jam berlangsung dengan kondisi yang seperti kelelahan. Sama halnya dengan Farrel yang tiba-tiba tak ada lagi minat mendekati wanita dan selama ini selalu bertingkah manja terhadap Rasus dan selalu ingin mendapatkan sodokan di lobang pantatnya itu.

Kembali ke target lain yang akan Rasus incar. Sosok pak Ario yang hingga sekarang ini masih tak bisa ia dapatkan lobang keperjakaannya. Entah kenapa dorongan nafsunya seolah terhenti ketika ia sudah bersiap untuk menggagahi bos besarnya itu. Dan setelah beberapa kali mencoba mencerna apa yang terjadi, Rasus menyimpulkan bahwa adanya rentetan usia yang harus terpenuhi sebelum akhirnya ia bisa mendapatkan pak Ario sepenuhnya. Jika Elang yang masih masuk dalam usia belasan tahun dan Farrel di usia yang sama dengan dirinya, maka harus ada seorang lagi yang ia harus gagahi dengan rentang usia 30 tahunan sebelum akhirnya Rasus bisa memikat pak Ario. Rencana ini harus segera ia jalankan demi mencapai keamanan dalam karirnya disini. Siapa kiranya yang bisa ia gagahi untuk memenuhi syarat ini?

Terbesit dalam otak Rasus.
'Mas Wastu.'
Usia mereka yang terpaut tujuh tahun membuat syarat menggagahi pria berusia 30 tahunan ini pasti akan berhasil. Segera ia mengambil handphonenya dan langsung menelepon Wastu.

"Haloo. Ada apa Sus?" Kata Wastu diujung telepon.

"Halo mas. Ini mas, aku mau kasih kabar baik buat mas sama ibuk. Aku baru naik jabatan mas."

"Looh?! Kapan? Selamat yaa Sus, wah seneng mas dengernya!" Ujar Wastu dan langsung mengabari ibuk dan Fifi yang sedang berada di sebelahnya.
"Wah baguslah buat kamu. Semua berarti udah lancar-lancar aja ya ini." Lanjutnya sambil diiringi suara ruih dari ujung telepon.

"Iya mas, aman lah pokoknya." Suara Rasus terdengar sumringah.
"Sama, kalo misal mas sekeluarga bareng ibuk juga main ke Jakarta bisa ga mas? Ada yang mau Rasus omongin." Lanjut Rasus dengan nada yang sedikit datar. Ekspresi Wastu di balik telepon nampak mulai panik, namun ia berusaha menutupinya dari ibuk juga Fifi.

"Hmmm. Bisa-bisa aja sih. Tapi nanti ibuk sama mas tinggal dimana?"

"Gampang mas nanti Rasus coba atur. Ada hotel kok deket kosan Rasus juga."
"Sekalian ajak ibuk sama mbak Fifi jalan-jalan. Biar Radit juga bisa liat-liat ibukota, ndag di desa terus." Kata Rasus.

"Bisa aja kamu Sus, Sus. Ya udah kalau gitu nanti mas kasih tanggal berangkatnya ka..." Belum sempat Wastu menyelesaikan ucapannya, Rasus sudah memotong.

"Kamis aja berangkat mas, nanti Jumat sampe sini. Nanti aku tak izin sakit ke bos ku sama sekalian pinjem mobil temen juga buat jemput mas. Langsung jalan-jalan baru siangnya ke hotel istirahat."

Menduduki Raga PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang