Yoshiden Short AU

{ Destiny #7 }

{ Yoshiden Omegaverse AU }

{ Destiny #7 }

***

Delapan tahun kemudian...

"Papa, Nayuta mau tau gimana ayah menikah sama papa"

Nayuta anakku yg berusia 5 tahun sedang duduk di kursi tengah mobil yg sedang kami naiki. Dari tadi ia tidak henti-hentinya bertanya mengenai kami.

"Kenapa emangnya?"

"Nayuta mau tau aja"

"Emmm... tapi ceritanya panjang"

"Nayuta mau tetep denger..."

Nayuta merengek ingin tau cerita saat kami menikah .

"Oke.. papa cerita. Papa mulai dari mana ya?"

"Mulai dari aku ngelamar kamu aja, sayang"

Yoshida memberi saran. Sedari tadi ia hanya mendengarkan dan sesekali terkekeh melihat percakapan kami. Ia sedang duduk di kursi pengemudi.

Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju sekolah taman kanak-kanak putri kami.

"Waktu itu ayah kamu wisuda kelulusan. Papa pun datang ke acara wisuda ayah kamu. Setelah selesai tiba-tiba ayah kamu bicara, kalau ia akan keluar negeri untuk pekerjaan dan akan terus menetap di sana. Papa yg mendengar itu langsung sedih. Bagaimana engga, kenapa di waktu yg sedang bahagia ayah kamu baru bilang. Tapi setelah itu bilang ayah mencintai papa dan melamar papa. Ayah kamu bilang kalau papa terima nanti ayah kamu tidak akan jadi berangkat ke luar negeri dan akan tetap berada disini--"

"Ayah mengancam papa ya..."

"Hahahah... kamu benar Nayuta"

"Akhirnya papa terima lamaran ayah kamu. Tidak lama kami menikah"

"Wihh... Nayuta jadi pengen datang ke acara nikahan papa dan ayah.."

"Kamu ini bisa aja, Nayuta. Kamu kan belum lahir."

"Ayah kenapa bisa suka sama papa?"

Nayuta tiba-tiba bertanya kepada Yoshida.

"Awalnya Ayah tahu kalau papa kamu fated pair ayah. Tapi setelah lama berteman bersama papa kamu, ayah suka karena dia papa kamu. Terlepas dia fated pair papa."

"Kamu bisa aja, sayang"

Aku tersenyum mendengar penjelasan Yoshida. Memang setelah pertemuan pertama, Yoshida tidak pernah bilang ia mencintaiku. Ia hanya terus berada di sisiku. Tapi aku tahu sebenarnya memang dia mencintaiku.

Ia sangat penyabar karena menungguku untuk bisa melupakan masa lalu yg kelam yg telah aku alami. Ia tidak pernah sekali pun mematahkan kepercayaanku.

Aku yg dulunya tidak ingin mencintai Alpha, apalagi fated pair ku, akhirnya bisa membalas cintanya. Aku sungguh bersyukur bisa memiliki dan bersamanya.

Semoga kami bisa terus bersa--

Duarrrr

***

Aku membuka mataku dengan perlahan. Aku melihat sebuah ruangan yg berwarna serba putih. Tidak hanya itu aku mencium bau obat yang cukup menyengat.

"Papa..."

Ada seorang anak kecil yang memanggilku. Aku menoleh ke arah suara tersebut. Itu adalah Nayuta, anakku, yang sedang berdiri di sisi kanan ranjang.