{ Destiny #5 }

363 44 0
                                    

{ Yoshiden Omegaverse AU }

{ Destiny #5 }

***

Beam part-time [ Bro, aku ada urusan mendadak.  Bisa gantiin part-time buat hari ini, ga? ]

Itu adalah pesan yg baru aku buka di ponsel. Beam adalah salah satu part-time yg menggantikan bosku, karena beliau tidak bisa menjaga toko lagi.

Kelas baru saja selesai. Hari ini kebetulan aku juga sedang tidak sibuk. Tidak apalah aku menggantikan Beam.

[ Bisa ]

Beam part-time [ Terimakasih, bro. Lain kali aku traktir ]

[ Oke ]

Aku pun membuka ruang pesan lain.

[ Senpai, malam ini aku ada part-time mendadak menggantikan teman kerjaku." ]

Tak lama pesan balasan masuk

Yoshida senpai [ Oke, Denji. Kayaknya aku agak telat datangnya. Soalnya aku lagi sibuk persiapan festival di klub musik ]

[ Kalau senpai sibuk, tidak perlu ke tempat kerjaku. ]

Yoshida senpai [ Gapapa Denji. Aku mau tetap nganterin kamu pulang ]

[ Baiklah ]

Yoshida memang salah satu anggota band di klub musik sekolah. Dan tinggal beberapa minggu lalu festival diadakan. Pastinya ia sibuk latihan. Walaupun begitu sejak 4 bulan lalu setelah ia menghindar, kami sering bersama. Mungkin hampir setiap hari ia mengantarku pulang, walaupun ia sibuk. Sebenarnya aku juga merasa tidak enak karena merepotkannya. Namun ia berkata senang mengantarku pulang.

Aku melihat jam yg ada di ponsel.

Pukul 5 sore

Aku pun segera pergi menuju toko.

***

"Hai, Denji, kenapa kamu kesini?"

Tanya Power yg kebingungan melihatku ada di sini.

"Aku mau menggantikan Beam"

"Dia kenapa?"

"Katanya ada urusan mendadak"

"Oh begitu"

Aku segera menggananti pakaian dan berjalan ke belakang meja kasir.

"Aku pergi duluan ya"

"Hati-hati di jalan"

Power pun pergi dari toko. Aku kemudian membereskan barang yg beranyakan di rak. Setelah itu memeriksa lemari pendingin bila mana ada minuman yg kosong dan me-re-stok ulang.

Setelah semua pekerjaan beres aku menunggu pelanggan di balik meja kasir.

Waktu pun berlalu.

Hari ini toko agak sepi. Aku melihat jam dan sudah menunjukan pukul 10. Yoshida masih belum datang. Aku membereskan barang dan menutup toko.

"Hei, toko masih buka?"

Pertanyaan dari belakang mengejutkanku. Segera aku berbalik dan melihat seorang lelaki paruh baya yg mabuk sambil membawa sebotol alkohol.

"Mohon maaf. Tokonya sudah tutup, Pak"

"Kenapa harus tutup. Kamu masih ada di sini. Aku mau masuk!"

"Maaf, pak. Tidak bisa"

"Heh... kamu minggir. Aku mau beli alkohol"

"Pak, maaf. Alkoholnya habis"

"Kamu jangan berbohong!!"

"Pak, mohon maaf. Silahkan cari di tempat lain"

"Beraninya kamu mengusir saya!! Omega sialan!!!"

Lelaki paruh baya tersebut kemudian mengamuk dan dengan sengaja mengeluarkan feromon alpha. Aku yg mencium itu segera pusing. Badanku tersungkur ke bawah.

Huekkk...

Aku ingin muntah.

Bukk...

Sebuah tendangan mendarat di perutku yg akhirnya membuatku tersungkur di jalan depan toko.

"Dasar, Omega sialan!!! Beraninya mengusir!!!"

Ia dengan brutal kembali menendangku beberapa kali. Aku kesakitan. Kepalaku semakin pusing.

Bukk..

Tendangan sekarang mendarat di wajahku. Darah kemudian keluar dari hidungku. Kenapa aku harus mengalami ini.

Aku pun meringis kesakitan.

Pandanganku mulai kabur. Samar terdengar sebuah teriakan dan pukulan hingga akhirnya mataku terpejam

***

[Flashback start]

Aku lelah

Aku berhenti berlari setelah mengelilingi lapangan sebanyak lima kali. Banyak murid yg sudah kelelahan juga dan berhenti. Tetapi masih ada 2 murid laki-laki yg terus berlari. Tidak di ragukan mereka memang memiliki stamina yg baik dari orang kebanyakan.

Salah satu diantaranya adalah Aki. Aki adalah sehabatku sejak masuk sekolah menengah. Walaupun Aki umurnya satu tahun lebih tua dariku, kami berada di kelas yang sama.

Sesekali aku menyemangati Aki yg lewat di depanku yg sedang duduk di tribun lapangan bersama para murid lain. Ia hanya fokus berlari. Ia memimpin di depan.

Aki pun akhirnya berhasil mengelilingi lapangan sebanyal 10 kali. Berkat usaha jogging setiap pagi dan staminanya, ia mampu menyelesaikan tes lari tersebut.

Aki nafasnya terengah-engah karena kelelahan berlari serta keringat bercucuran di wajahnya mendekat ke arah ku. Aku segera menyodorkan air minum yg belum aku buka sama sekali kepadanya.

"Makasih, Den"

"Kamu berhasil, Aki."

"Iya, Den"

Aki menyerahkan botol minuman yg telah tandas ia minum kepadaku. Aku menaruh botol kosong tersebut bersama dengan milikku. Aku akan membuang mereka saat pergi ke kelas nanti.

"Kelas olahraga sudah selesai. Kita ganti baju dulu lalu pergi kembali ke kelas"

Aki pergi mengganti baju olahraganya. Aku pun mengikutinya di belakang. Kami berganti baju di tempat ganti.

Setelah selesai kami berjalan menuju kelas. Saat tiba di kelas beberapa murid sudah berada di sana.

"Juara kita kembali..." kata salah satu murid laki-laki

"Memang seorang atlet tidak bisa di ragukan lagi. Apalagi dia Alpha" kata murid lain menambahkan

Aki sebenarnya bukan atlet tapi dia memang sering menjadi perwakilan sekolah di setiap perlombaan lari marathon.

"Kalian diam"

Aki memang tidak suka di puji orang lain-kecuali aku tentunya-apalagi mengungkit kalau dia itu seorang Alpha. Ia tidak suka kalau talentanya itu disebabkan karena ia Alpha bukan karena hasil bekerja keras.

"Biasa aja bro. Kita cuma muji lo"ucap murid laki-laki yg pertama berbicara

Aki tidak membalas ucapan murid tersebut kemudian duduk di kursinya. Aku mengikutinya dan duduk di sebelahnya.

Tidak lama Ibu Makima masuk ke kelas kami dan mulai mengajar matematika di kelas. Sungguh pelajaran yg tidak aku suka. Apalagi setelah berpanas-panasan di lapangan tadi.

To Be Continued

Yoshiden Short AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang