{ Destiny #3 }

407 56 0
                                    

{ Yoshiden Omegaverse AU }

{ Destiny #3 }

***


Kelasku akhirnya selesai.

Setelah 15 menit lebih dosen senior berbicara. Terkadang beliau memang selalu seperti itu. Para mahasiswa pun segera pergi keluar begitu juga denganku.

Aku berjalan ke depan kampus. Aku melihat Yoshida sedang duduk menunggu di taman. Aku segera menghampirinya.

Dia berbalik saat aku satu langkah di belakangnya.

"Maaf aku telat"

"Kelas Dosen Senior ya?"

"Iya"

"Beliau dari dulu memang begitu. Denji, kamu mau mengerjakan tugas kelompok kita dimana?"

"Kalau di kafe depan kampus bagaimana?"

"Boleh. Kita langsung ke sana ya"

Kami pun pergi ke kafe. Setelah di sana kami memesan minuman dan cake terlebih dahulu  kemudian mencari tempat duduk yg kosong dan nyaman.

Kami mengeluarkan alat tulis masing-masing dan mulai mengerjakan tugas. Kami mengerjakan tugas kelompok dari mata kuliah Kishibe-Sensei. Setiap kelompok terdiri dari dua orang.

Awalnya Yoshida tidak berkelompok dengan saya, karena salah satu temannya ingin satu kelompok dengan dia. Tapi ia menolak dan bilang ingin satu kelompok denganku.

"Permisi. Ini pesananya"

Seorang pelayan kafe datang menghampiri meja kami. Ia membawa pesanan kami di nampannya. Tertulis nama 'Asa Mitaka' di name tag pelayan perempuan tersebut.

Ia pun menaruh pesanan kami di meja. Sebentar ia melihat Yoshida.

"Silahkan dinikmati"

Ia pun pamit dari hadapan kami.

Setelah itu kami kembali mengerjakan tugas. Sesekali aku minum lemon tea dan makan cake pesananku di sela-sela bertugas. Kami juga saling diskusi mengenai suatu hal.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 5.30.

Hanya tinggal 30 menit lagi sebelum shift malam ku di mulai.

"Sepertinya kita sampai di sini dulu, Senpai"

"Kamu ada kerja part-time?"

"Iya"

"Boleh aku antar?"

"Boleh"

Setelah membereskan barang, kami pun pergi ke luar. Jarak dari kafe ke tempat part-time ku tidak begitu jauh. Jadi berjalan kaki tentu tidak terlalu melelahkan.

"Tugas kita belum selesai. Denji, kapan kamu ada waktu kosong?"

"Sepertinya minggu depan"

"Baik. Nanti aku beritahu tempat kita mengerjakan tugas."

"Baik,"

Kami pun sampai di depan tempat kerjaku.

"Aku pergi dulu. Sampai jumpa"

"Hati-hati dijalan"

Iya tersenyum mendengar ucapanku.

***

Ding...

Suara bel pintu depan kafe berbunyi, tandanya ada yg masuk. Aku menoleh ke arah suara tersebut. Itu Yoshida.

"Aku minta maaf karena telat"

Yoshida yg baru saja menghampiriku langsung meminta maaf kemudian duduk di kursi hadapanku. Sebenarnya aku tidak terlalu lama menunggunya.

"Gapapa, senpai"

"Kamu sudah pesan?"

"Sudah."

"Aku pesan dulu ya"

"Iya, senpai"

Yoshida pergi menghampiri counter kasir. Ia memesan minuman dan makanan. Pelayan yg dulu aku ingat namanya 'Asa Mitaka' tersenyum lebar sembari tersipu malu ke arah Yoshida. Nampaknya gadis tersebut menyukai Yoshida.

Tidak lama kembali ke meja kami. Kami pun kembali mengerjakan tugas minggu lalu yg belum selesai.

Aku merasa ada yg aneh dengan tubuhku. Awalnya aku merasa pusing di kepala tapi sekarang tubuhku mulai panas.

Apa aku akan heat?

Padahal baru dua minggu aku mengalami heat. Dan beruntungnya hari itu aku sedang tidak ada kelas. Tapi untuk kerja part-time aku terpaksa izin tidak masuk. Untungnya bosku baik. Ia mengizinkan aku.

Aku merasa heran, biasana saat aku akan heat malam sebelumnya aku sudah merasa tidak enak badan terlebih dahulu. Namun semalam aku tidak mengalami itu.

Saat tadi berangkat pun aku tidak merasakan apapaun. Sebenarnya apa yg terjadi kepadaku? Kenapa aku bisa tiba-tiba heat.

Setiap hari aku tidak pernah melewatkan obat heat suppresants yg dokter berikan kepadaku. Obat tersebut biasanya mencegah agar heat tidak datang secara tiba-tiba. Tapi kenapa bisa begin?

Tubuhku semakin panas, pandanganku mulai kabur.

Samar terdengar orang-orang yg riuh di dalam kafe. Aku melihat ke arah Yoshida. Nampaknya ia juga kesakitan karena feromon yg aku keluarkan. Aku ingin pergi dari sini namun tubuhku rasanya lemah sekali.

Tubuhku tiba-tiba di gendong Yoshida di punggungnya. Ia berusaha sekuat tenaga agar insting Alphanya tidak mempengaruhi dirinya. Beberapa kali aku melihat dia menampar wajahnya agar tetap sadar. Ia segera menghampiri pelayan kafe.

"Ada tempat kosong?"

"Ada di lantai atas"

"Boleh kami kesana?"

"Iya"

Segera Asa, pelayan kafe, memandu kami ke lantai atas. Aku masih mengerang panas. Dan Yoshida terlihat semakin kesakitan.

Kami pun sampai di lantai atas. Segera aku di turunkan dari gendongan Yoshida. Yoshida hampir menggigit bagian belakang tengkukku. Namun ia segera memukul wajahnya. Yoshida segera menyerahkan aku ke Asa.

"Mohon bantuannya, aku tahu kamu omega"

"Baik"

"Denji, aku pergi dulu. Nanti hubungi aku kalau kamu sudah mendingan"

Aku tidak menjawab dan hanya menatap wajahnya yg tampak memar akibat tamparan dan pukulan dari dirinya sendiri. Saat ia pergi hatiku terasa sesak.

Asa kemudian segera menutup pintu dan menguncinya. Ia membopong ku ke sofa yg ada di sini. Aku duduk di sana. Asa kemudian mencari sesuatu di laci lemari yg ada di samping sofa.

Setelah menemukan apa yg dia cari, segera ia membawa air dan menaruhnya di meja depanku. Ia menuangkan air dan memberikan obat heat kepadaku.

"Minumlah"

Aku segera meminumnya. Namun belum ada reaksi yg terjadi padaku. Aku pun meminta 2 pil obat heat lagi. Segera aku meminumnya. Aku masih merasakan panas selama 30 menit hingga akhirnya panasku mulai sedikit mereda.

"Aku minta maaf, kafe pasti jadi kacau akibatku"

"Gapapa."

"Aku juga berterimakasih"

"Sama-sama. Aku pergi dulu, kalau kamu butuh bantuan hubungi temanmu dulu nanti aku akan ke sini"

"Baik, terimakasih banyak"

Setelah asa pamit pergi, mataku terasa berat, setelah itu mataku terpejam.


To Be Continue

Yoshiden Short AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang