{ Cake Lovers }

713 59 3
                                    

{ Yoshiden AU }

{ Cake Lovers }

***


"Pesanan seperti biasa kan?"

Yoshida seorang pelayan di sebuah kafe sedang melayani seorang pelanggan yg sore ini datang. Ia bertanya mengenai pesanan pelanggan di hadapannya.

"Iya, betul. Mas-nya sampai hapal"

Jawab pelanggan lelaki yg ada di hadapannya ini. Ia masih memakai seragam sekolah. Rambut pirangnya juga sedikit basah akibat gerimis di luar.

"Iya. Nanti saya antarkan pesananya. Mohon ditunggu"

"Terimakasih"

'Pasti dia duduk di pojok kafe'

Murid lelaki tersebut berjalan pergi dari meja kasir dan duduk di kusi yg berada di pojok kafe. Yoshida tau itu. Ia sudah sangat hafal.

Yoshida segera menyiapkan pesanan yg sering di pesan pelanggan tersebut. Pesanan tersebut adalah sebuah red velvet cake yg di balut cream serta di atasnya di taruh buah ceri. Tidak hanya itu, pelanggan tersebut juga biasanya memesan minuman ice caramel latte.

Setelah Yoshida sudah menyiapkan pesanan pelanggan tersebut, segera ia membawanya di atas nampan.

"Ini pesanannya"

Murid lelaki yg sedang bermain ponselnya segera melihat ke arah Yoshida. Ia pun menaruh ponselnya di atas meja. Yoshida menaruh pesanan tersebut di hadapannya.

"Silahkan dinikmati"

"Terimakasih, mas"

"Sama-sama"

Yoshida kembali lagi menuju meja kasir. Dari sana ia menatap murid lelaki yg sedang memakan kuenya sangat lahap. Ia memakan kuenya tanpa menggunakan garpu ataupun sendok. Sampai sisi wajahnya belepotan dengan cream kue tersebut.

Mungkin kalau di mata orang lain itu ada kelakuan yg jorok. Namun di mata Yoshida itu adalah sesuati hal yg imut. Menurutnya cara makan murid lelaki tersebut layaknya seorang anak kecil. Terkadang Yoshida terkikik melihatnya.

"Lo kenapa cengengesan, Yosh?"

Yoshida mengabaikan pertanyaan teman kerjanya yg bernama Asa yg baru kembali dari belakang. Asa kemudian melihat ke arah tatapan Yoshida.

"Oh, dia ternyata. Lo suka ya sama dia?"

Asa kembali bertanya dan Yoshida akhirnya berbalik menatap teman kerjanya.

"Emmm... gue suka liat dia makan, gue suka liatin dia. Jadi, kayaknya gue emang suka dia"

"Dasar bucin. Kalau lo suka, bilang. Jangan diem. Nanti keburu di rebut orang, nangis"

"Diem lo. Gue masih mau nikmatin suasana ini"

"Awas lo nanti kalau nyesel"

"Huss... lo sana. Balik lagi ke belakang"

Asa pun pergi menuju belakang. Yoshida kembali berbalik menatap ke arah murid lelaki tersebut. Sekarang ia tengah meminum ice caramel latte nya sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Mungkin sudah 2 bulan lebih murid lelaki tersebut sering menuju kesini. Setidaknya ia 2 kali datang ke kafe ini setiap minggu dan selalu memesan pesanan yg sama. Terkadang Yoshida berpikir apakah murid lelaki tersebut tidak pernah bosan. Tapi mungkin itu adalah makanan dan minuman favoritnya jadi ia tidak akan bosan.

Sudah 2 bulan juga Yoshida masih tidak berani untuk sekadar mengetahui nama murid lelaki tersebut. Ia seperti orang pengecut saja pikirnya.

Yoshida memutuskan hari ini ia akan bertanya nama murid lelaki tersebut karena mungkin suatu hari nanti ia tidak akan pergi lagi ke sini. Ia harus memanfaatkan kesempatan yg ada sebelum hilang nanti. Itu karena ucapan Asa tadi mempengaruhinya.

Ia menarik nafas lalu mengeluarkannya. Berharap rasa gugupnya sedikit mereda. Yoshida pun berjalan mendekat ke arah murid lelaki tersebut yg sekarang telah menghabiskan cake beserta minumannya.

"Permisi"

Yoshida menyapa murid lelaki tersebut. Murid lelaki tersebut berbalik ke arah Yoshida. Sekarang wajah murid lelaki tersebut sudah tidak belepotan cake seperti tadi. Ia sudah membersihkannya menggunakan tisu.

"Iya, mas. Kenapa?"

"Boleh saya tau nama kamu?"

"Oh, nama saya Denji. Kalau mas nya?"

"Saya Yoshida Hirofumi"

"Baik, Mas Yoshida. Salam kenal"

"Salam kenal juga. Kalau tidak keberatan apa kamu--"

Ucapan Yoshida terhenti karena suara bel pintu kafe yg berbunyi, menandakan seseorang masuk ke dalam kafe.

"Aki! Aku di sini"

Denji berteriak ke belakang tubuh Yoshida. Segera orang tersebut mendekat ke arah mereka.

"Sayang, aku udah bilang jangan sering makan yg manis. Ga baik buat kesehatan", kata Aki pria yg ada di dekatnya

Yoshida terkejut mendengar hal tersebut.

"Maaf, sekali ini aja ya," ucap Denji

"Ya udah. Kita pulang sekarang. Bentar lagi malam"

"Iya. Mas, saya mau bayar dulu"

Ucapan Denji membuat Yoshida yg tadi terdiam segera tersadar. Buru-buru ia mendekat ke arah meja kasir.

"Totalnya 74k kan mas?"

"Iya betul"

Denji kemudian menyerahkan uang 100k, Yoshida segera mengambil kembalian dan struk setelah itu menyerahkannya ke Denji.

"Terimakasih" ucap Denji

Yoshida hanya tersenyum getir. Kemudian Denji dan yg Yoshida duga adalah pacarnya pun pergi.

"Gue kata apa. Udah keburu di rebut orang. Lo sih, bukannya dari dulu kenalan terus ngajak pacaran. Nyesel kan lo"

Itu adalah Asa, ia sedari tadi melihat semua kejadian tersebut dan akhirnya mengolok-olok Yoshida.

"Diem lo!"

"Hahah... rasain tuh! Crush lo udah ada pawangnya. Hahahah"

"Asa.... diem lo...!!!"

The End

Poor Yoshida😭

Yoshiden Short AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang