Bab 3. Berubah

327 53 4
                                    

Hari beranjak malam. Yeji menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang berkasur empuk di kamarnya sebentar. Rasanya ingin berbaring sejenak, sebelum akhirnya ia harus membersihkan diri nanti.

Drttt...drrttt...

Ponsel Yeji bergetar. Menandakan ada panggilan masuk di sana. Yeji yang sudah malas berpikir akhirnya mencoba menggapai ponsel itu. Tangannya meraba-raba permukaan kasur yang ia yakini sebagai tempat keberadaan ponselnya tadi.

Dengan tanpa melihat siapa yang menelponnya, gadis itu langsung mengangkat telepon dan meletakkannya di telinga.

"Halo." Ucapnya pelan dengan nada bercampur malas.

"Lapar?" Balas suara di seberang telepon. Yeji langsung membulatkan matanya. Suara itu, suara yang tidak asing baginya. Suara yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya.

Yeji langsung melihat ke arah layar ponsel. Nomor siapa ini? Ia yakin betul suara yang menelponnya tadi. Tapi dari mana pemuda itu mengetahui nomor teleponnya.

"Yaakk!!! Dari mana kau dapat nomor teleponku?" Teriak Yeji. Gadis itu bahkan sudah terduduk dari posisi berbaringnya.

"Itu rahasia. Hanya Hwang Hyunjin dan Tuhan yang tahu." Jawab suara di seberang sana. Jelas sekali suara itu berusaha menahan tawa.

"Aishhh.... Mengapa kau sangat menyebalkan?" Maki Yeji di telepon. Harinya sudah cukup lelah. Mengapa disaat ia akan beristirahat justru datang cobaan semacam Hyunjin ini.

"Tolong bukakan pintu!" Perintah Hyunjin.

"Huh? Apa?" Tanya Yeji heran.

Ttingg nonggg

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah Yeji. Membuat gadis itu mengerutkan keningnya.

Astaga... Jangan-jangan....

"Cepat buka pintunya Hwang Yeji!" Perintah Hyunjin lagi.

"Kau gila?!" Pekik Yeji. Gadis itu langsung melompat dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu depan rumahnya.

"Hehe.." hanya terdengar suara kekehan dari seberang telepon. Membuat Yeji kian geram.

Yeji menyibak kain gorden dari jendela depan rumahnya. Benar saja. Hyunjin berdiri di sana. Di tangannya terdapat beberapa kantong plastik putih.

Yeji membuka pintu itu dengan kesal.

"Mau apa kau kemari?" Tanya Yeji ketus.

"Tentu saja berkunjung." Ucap Hyunjin.

"Kau tidak mempersilahkanku masuk? Aku kan tamumu" Tanya Hyunjin.

"Untuk apa? Kau kan tamu tak diundang." Jawab Yeji.

Hyunjin mendengus kesal.

Jlegerrr... (Suara petir kalo ditulis gimana ya?🤦🏻‍♀️)

Kilatan cahaya disertai suara petir yang menggelegar tiba-tiba saja terdengar. Membuat Hyunjin dan Yeji terkejut hingga sedikit membungkukkan badannya.

"Kau tega membiarkanku diluar dengan kondisi seperti ini?" Tanya Hyunjin dengan wajah puppy andalannya.

Yeji melihat ke langit. Gulungan awan hitam yang sesekali mengeluarkan kilatan memang terlihat mengerikan. Ditambah dengan wajah Hyunjin yang terlihat minta dikasihani itu membuatnya jadi tak tega.

"Baiklah.. ma.." belum selesai dengan kalimatnya, Hyunjin justru sudah menerobos masuk ke dalam rumah.

Yeji hanya berdecak kesal. Tepat setelah Hyunjin memasuki rumahnya, hujan pun mulai turun. Yeji kemudian kembali menutup pintu rumahnya.

Fight for "Ours" --- 2Hwangs (Hyunjin Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang