Sinar matahari pagi menyambut hari baru Hyunjin. Semalam ia menemukan tujuan baru dalam hidupnya. Mengajak Yeji ke arah yang lebih baik. Hyunjin menarik napas panjang. Ia harus menemukan semangat baru mulai hari ini.
Hyunjin mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kamarnya. Masih seberantakan kemarin. Sisa-sisa kemarahannya semalam masih terlihat jelas.
Hyunjin beringsut dari kasurnya. Perlahan ia membersihkan satu persatu kekacauan yang telah ia buat.
Tok tok tok..
Bunyi pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Masuk." Sahut Hyunjin dengan tangan yang terus bekerja membersihkan barang-barang.
"Mau mama bantu?" Terdengar suara wanita yang menginterupsi kegiatan Hyunjin. Pemuda itu pun melirik ke sumber suara. Ia kemudian tersenyum kepada sang mama.
Nyonya Hwang perlahan mendekati putranya. Ia pun membantu mengambil barang-barang yang berserakan.
"Hari ini Hyunjin mulai berjuang ya? " Tanya nyonya Hwang.
Hyunjin mengangguk. "Makasih banyak ya mah. Mama sudah menyadarkan Hyunjin tentang apa yang harus Hyunjin lakukan." Ucap Hyunjin disertai senyuman tulus di wajahnya.
Ibunya menghela napas kasar. Hyunjin melihatnya. Membuat hatinya bertanya-tanya.
"Ada apa mah?" Tanya Hyunjin penasaran.
Nyonya Hwang menatap putranya sendu. "Mama tahu kau sangat mencintai Yeji. Mama juga yang mendorongmu untuk bisa merubah Yeji menjadi lebih baik. Mama tidak pernah mempermasalahkan hubunganmu dengan Yeji. Bagi mama kebahagiaanmu yang terpenting." Ucap sang mama. Hyunjin mengambil kedua tangan ibunya. Ia genggam erat kedua tangan itu.
"Ada apa sebenarnya mah?" Tanya Hyunjin lagi.
"Jin, bisakah untuk minggu depan kau tetap menuruti ayahmu?" Ucap sang mama. Hyunjin melepaskan kedua genggamannya. Ia memalingkan wajahnya dari sang ibu.
"Hyunjin. Hanya bertemu. Lagi pula hanya berkenalan. Mama tak pernah memaksakan apapun. Kedua keluarga pun tak menjanjikan sesuatu yang lebih jauh." Ucap sang mama.
Hyunjin tersenyum. "Hyunjin harus mandi mah. Hyunjin harus pergi bekerja." Ucap Hyunjin lalu pergi memasuki kamar mandinya. Nyonya Hwang hanya bisa menghela napasnya.
.........
Malam baru saja memantapkan keberadaannya. Sinar matahari baru saja sempurna menghilang. Hyunjin dan Yeji kini duduk berdua di sebuah kedai kopi yang cukup lengang. Hari ini kedai itu cukup sepi.
Hyunjin menggulung kemeja putihnya hingga hampir menampakkan sikunya. Dua kancing teratasnya sudah tak terkancing lagi. Dasi yang seharusnya terpasang di kerah kemejanya pun sudah tanggal.
Lain halnya dengan Yeji. Rambut kuncir kuda. Kaos oblong dan ripped jeans serta jaket kulit hitam yang sekarang membalut senderan kursi yang sedang menjadi tempat gadis itu bersandar.
"Besok adalah tepat dua tahun kita berpacaran loh. Ayo kita pergi, merayakannya." Ucapnya mencoba menggapai perhatian sang kekasih.
Sudah hampir setengah jam mereka duduk di sana. Namun yang ada diantara mereka hanya diam.
Keinginan Hyunjin saat ini adalah sederhana. Yaitu menutup hari yang melelahkan di tempat kerja dengan bertemu Yeji. Juga mencoba melupakan sesuatu yang dikatakan kedua orang tuanya semalam.
"Itu bukan suatu hal yang penting. Seperti anak remaja saja." Ucap si gadis ketus, sambil menyesap batang rokoknya. Terlihat lihai menikmati lintingan tembakau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight for "Ours" --- 2Hwangs (Hyunjin Yeji)
FanfictionDua orang berbeda sifat. Hwang Hyunjin, amat penyabar, penyayang, perhatian, sentimentil, memperhatikan hal-hal kecil. Mencari perhatian sang kekasih. Hwang Yeji, bar bar, urakan, tomboy, tidak peduli apa kata orang. Menganggap pacarnya lembek. Men...