"Semua ini karena perbuatanmu!" Teriak nyonya Hwang sambil terus memukuli dada suaminya.
"Kau lihat mereka sekarang?" Ucap nyonya Hwang sambil menunjuk ke arah ruangan dimana Hyunjin mendapatkan pertolongan.
"Ini karena kau sangat egois! Kau egois!" Histerisnya.
Tuan Chansung hanya bisa terdiam di tempatnya. Matanya menatap kosong dari kaca kecil yang terpasang pada pintu besar.
Pintu yang membatasi dirinya dengan sang putra yang tengah berjuang melawan maut. Satu hal yang perlu diketahui, fisik Hyunjin dalam kondisi yang sangat buruk saat baku hantam dengan Seungmin.
Badannya sangat ringkih dengan segala kebiasaan barunya menenggak soju dan tidur malam. Belum lagi kondisi psikologinya yang tak baik-baik saja. Membuat lelaki muda itu lemah tak berdaya.
Seungmin sudah sadarkan diri sejak tadi. Pemuda itu bahkan langsung bangun dan menanyakan keadaan Hyunjin pada keluarganya.
"Imo, bagaimana kondisi Hyunjin?" Tanya Seungmin pada nyonya Hwang.
Nyonya Hwang hanya menangis. Ia kemudian memeluk Seungmin erat.
"Dia belum sadar." Ucapnya bergetar.
Seungmin membalas pelukan ibu dari sahabatnya itu. Bagaimanapun ia merasa sangat bersalah. Karena dialah Hyunjin dalam kondisi seperti sekarang.
"Maafkan aku Imo. Karena aku Hyunjin jadi begini." Ucap Seungmin. Ia tak dapat menahan tangisnya. Pemuda itu pun menangis dalam pelukan nyonya Hwang.
"Tidak-tidak! Ini bukan salahmu!" Ucap nyonya Hwang sambil melerai pelukannya dengan Seungmin. Ia kemudian menghapus air mata di pipi sahabat putranya itu.
"Tidak Imo. Ini salahku." Ucap Seungmin lagi.
"Tidak Seungmin. Justru kami harus yang berterima kasih. Tanpamu Hyunjin tak akan ada di sini!" Ucap nyonya Hwang.
"Berkatmu kami masih bisa melihatnya. Berkatmu juga Hyunjin masih memiliki kesempatan." Ucap nyonya Hwang lagi. Ia memang sedih karena Hyunjin belum juga sadar. Tapi ia sama sekali tak bisa marah kepada pemuda yang tengah menangis di hadapannya itu.
Mungkin Seungmin adalah salah satu sebab terbaringnya Hyunjin di rumah sakit. Tapi ia juga harus mensyukuri fakta bahwa pemuda inilah yang telah membuat Hyunjinnya masih bernapas hingga sekarang.
"Imo, apa aku boleh melihat Hyunjin?" Tanya Seungmin.
Nyonya Hwang mengangguk. Ia pun segera berdiri dan membangunkan Seungmin agar ikut bersamanya.
Mata Seungmin membulat manakala melihat pemandangan di hadapannya. Ruangan itu tak hanya berisi Hyunjin seorang. Ada Yeji juga di sana. Gadis itu terlihat sama tak berdayanya dengan Hyunjin.
Ada satu pemandangan lagi yang membuat Seungmin harus memutar otaknya untuk berpikir keras. Tuan Chansung terduduk diam di kursi. Tepat diantara ujung dua brankar. Memandang kosong ke arah Hyunjin dan Yeji.
Astaga! Pemandangan macam apa ini? Dua orang yang begitu menderita sama-sama terbaring tak berdaya. Seungmin menghela napasnya panjang. Uhh... Ruangan ini begitu menyesakkan.
"Maafkan papa Hyunjin!" Ucapan tuan Chansung menggema di ruangan yang sunyi itu.
"Maafkan paman Yeji." Ucap lelaki itu lagi.
Seungmin hanya diam di tempatnya. Ia memandang ke arah Hyunjin, Yeji dan tuan Chansung yang berada di tengah-tengah mereka. Pemuda itu kemudian mengalihkan pandanganya ke arah nyonya Hwang. Wanita itu menatap lurus ke depan. Wajahnya sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight for "Ours" --- 2Hwangs (Hyunjin Yeji)
FanfictionDua orang berbeda sifat. Hwang Hyunjin, amat penyabar, penyayang, perhatian, sentimentil, memperhatikan hal-hal kecil. Mencari perhatian sang kekasih. Hwang Yeji, bar bar, urakan, tomboy, tidak peduli apa kata orang. Menganggap pacarnya lembek. Men...