Bab 19. Big Bang 2

196 35 4
                                    

Yeji terbangun dari tidurnya tatkala merasakan benda kenyal hangat menempel di pipinya. Mata sipit itu membuka perlahan. Ia melihat bahwa bibir kekasihnya lah yang menempel di pipinya.

Hyunjin masih menutupkan matanya. Namun bibir itu masih bertahan di sana dalam waktu yang cukup lama.

Yeji memutuskan untuk diam. Ia memilih untuk tak bereaksi.

Masih dalam kondisi matanya yang terpejam. Hyunjin bersuara.

"Katakan sesuatu Yeji-yaa. Mengapa kau hanya diam saja!" Pemuda itu kemudian membuka matanya. Ia kemudian menghadapakan tubuh Yeji yang semula tidur terlentang menjadi menghadap kepadanya.

Hyunjin menatap dalam netra sang kekasih. Ia tahu ada yang berbeda dengan Yejinya. Ia tahu ada yang sedang gadis itu sembunyikan.

Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah Yeji. Menjamah bibir tipis itu dengan bibir tebalnya.

Ia melumat bibir itu pelan. Hatinya mendadak sakit saat mengetahui Yeji lagi-lagi hanya diam. Hatinya mengerang saat mendapati kekasihnya itu tak bereaksi apapun.

Perlahan ciuman itu berubah menjadi kasar dan menggebu. Entah kenapa hawa marah menyeruak di hati Hyunjin. Mengapa? Ada apa? Mengapa Yeji jadi seperti ini.

Ia kemudian melepaskan tautannya. Matanya menatap Yeji tajam.

"Mengapa tidak membalasku?" Ucapnya dengan suara tertahan. Lagi-lagi Yeji hanya diam. Hawa panas menyelimuti Hyunjin. Amarah kian menguasai dirinya. Pemuda itu kembali melumat bibir Yeji kasar. Namun lagi, Yeji tak membalas apa yang ia lakukan.

"Kubilang balas aku Yeji!" Suaranya meninggi. Membuat Yeji terkesiap.

"Balas aku atau kau tak akan bisa pergi kemanapun hari ini!" Bentak Hyunjin. Yeji tentu saja terkejut. Ini adalah pertama kalinya Hyunjin menuntut sesuatu seperti ini.

Yeji berontak dari pelukan Hyunjin. Berniat untuk bangkit dari ranjang dan meninggalkan Hyunjin sendiri.

Tapi tidak ada yang terjadi. Gadis itu tak dapat bergerak barang sedikit. Hyunjin telah menguncinya dalam pelukan yang amat kuat.

Pemuda itu kembali mengambil kuasa atas bibir Yeji. Kasar dan menuntut. Bahkan pemuda itu mulai menggigit. Memaksa untuk berciuman lebih jauh.

"Balas aku Yeji!" Tuntut Hyunjin diiringi dengan lumatan yang semakin kasar. Membuat Yeji mau tak mau mengikuti keinginannya itu.

Yeji mulai membalas ciuman Hyunjin. Ia dapat merasakan bahwa pemuda itu tersenyum disela kegiatan mereka. Yeji refleks membuka mulutnya saat Hyunjin menggigit bibir bawahnya cukup kuat. Gadis itu akhirnya hanya bisa pasrah saat kekasihnya mulai menjamah bibirnya lebih dalam.

Entah berapa menit itu terjadi. Hyunjin baru melepaskan Yeji saat gadis itu menepuk dadanya keras.

Hyunjin menatap mata Yeji dalam. Pandangan matanya meredup saat ia justru melihat sorot kekecewaan di mata Yeji yang ditunjukkan kepadanya.

"Lepas!" Ucap Yeji sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Hyunjin.

Menyadari bahwa ia telah berbuat kesalahan, Hyunjin pun segera meminta maaf.

"Maaf." Ucap Hyunjin yang masih menahan Yeji dalam pelukannya. Hatinya mencelos saat mendapati Yeji justru memalingkan wajahnya.

Pemuda itu kemudian menyentuh kedua pipi Yeji lembut.

"Maafkan aku. Eoh? Maaf karena aku sudah keterlaluan tadi. Maaf karena aku sudah lepas kendali." Ucapnya lembut sambil menatap dalam mata Yeji.

Lagi-lagi Yeji hanya diam.

Fight for "Ours" --- 2Hwangs (Hyunjin Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang