Chapter : 10

5.2K 398 4
                                    

“Kencan semalam berhasil?“

Itu adalah pertanyaan yg di lontarkan oleh Dodi. Ia sekarang sedang berada di kamar Abyasa dan tengah duduk di karpet.

“Berhasil.“

Abyasa masih tidak bisa melupakan pertemuan semalam dengan Perdana. Semalam setelah ia masuk ke dalam kamar hotel, Perdana belum ada di sana.

Ia melihat jam tangannya dan waktu sudah menunjukan pukul 7 kurang 10 menit. Abyasa pikir ia datang lebih awal dan Perdana akan sebentar lagi datang.

Namun hingga 30 menit berlalu Perdana masih belum datang juga. Abyasa akhirnya mencoba menghubungi Perdana. Namun tidak ada jawabam darinya. Abyasa pikir Perdana tidak aka datang. Abyasa merasa sangat sedih. Dengan lunglai ia menuju pintu kamar hotel.

Tiba-tiba pintu kamar hotel terbuka dan Perdana berdiri di depannya. Ia masih mengenakan pakaian kerjanya serta membawa tas jinjing kerja warna hitam.

“Maaf, aku telat.“ kata Perdana.

“Aku pikir kamu berpikir ulang dan tidak akan datang ke sini.“ ucap Abyasa

“Ponsel ku ketinggalan di meja kantor. Saat aku ingat hal itu, aku sudah berada di tengah perjalanan. Jalanan pun macet.“

“Gapapa. Aku senang kamu datang. Ayo masuk”

Abyasa pun berbalik dan berjalan kembali menuju kamar hotel. Hatinya kembali senang melihat Perdana datang. Terdengar pintu kamar hotel tertutup.

Tiba-tiba tubuh Abyasa di peluk dari belakang. Abyasa merasakan detak jantungnya berdetak dengan kencang. Ia melihay ke bawah perutnya, ada dua tangan milik Perdana di sana.

Abyass kemudian merasakan bagian tengkuknya ada nafas Perdana di sana. Ia merasa nyaman dengan pelukan Perdana. Kemudian Abyasa merasakan lidah Perdana menjilati tengkuknya. Abyasa tidak menyadari bahwa dirinya mengeluarkan erangan.

“Kamu wangi”

“Woyy!!!“

Panggilan Dodi menyadarkan dirinya dari lamunan. Ia merasa pipinya memerah.

“Lo dari tadi gue panggil malah ngelamun.“ kata Dodi

“Maaf.“ ucap Abyasa

“Muka lo itu sampe merah karena ngelamunin apa?“ tanya Dodi

“Ga ada.“

“Bohong lo. Lo hutang cerita sama gue”

“Oke, tenang dulu. Jadi kan gue suka sama kakaknya murid gue”

“iya, gue udah tau itu.“

“Pas kapan, gue lupa, pokoknya kan lo minta gue dateng ke resto lo itu. Nah di sana gue ketemu dia. Ternyata dia teman Andika”

“Yang bener lo?“

“Iya, gue gak nyangka bisa ketemu dia disana. Nah terus tiba-tiba dia mau bicara sama gue. Gue kira dia mau bilang suka sama gue. Tapi ternyata dia nuduh gue suka sama adiknya”

“Haha. Lo pasti sering nanyain kabar adiknya sama dia”

“Diem lo. Terus, gue bilang engga. Gue itu suka sama dia”

“Dia jawab gimana”

“katanya ga suka sama gue”

“Kasian banget lo langsung di tolak”

“Jangan ngehina gue.“

“Maaf. Terus gimana kelanjutannya?“

“Gue tanya dia, mau gak jadi sex-partner gue”

[BL] The Sound Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang