Chapter : 13

4.5K 383 3
                                    

Hari ini aula sekolah begitu ramai orang. Banyak orang yang sedang mempersiapkan rapat orang tua yang akan di adakan satu jam lagi.

Mereka bahu-membahu membereskan dan merapihkan semua kursi dan meja yang tersedia. Tidak hanya itu, para guru pun mempersiapkan makanan dan minuman yang akan di suguhkan nantinya.

“Pak Aby, bisa minta tolong bawakan projektor dan laptop di ruangan saya?“

Abyasa yang mendengar permintaan dari Kepala Sekolab segera menghentikan aktifitasnya.

“Bisa Pak”

Abyasa segera menuju ruangan kepala sekolah dan membawa projektor serta laptop. Setelah itu ia kembali ke aula gedung. Kepala sekolah juga meminta abi memasang projek tersebut.

Sekarang persiapan semuanya sudah selesai. Beberapa orang tua dan wali murid pun mulai berdatangan masuk. Abyasa dan para guru lain menyambut mereka di depan pintu aula.

Dari jauh Abyasa melihat seseorang yang dua minggu lalu ia temuinya. Abyasa tidak menyangka pria tersebut akan hadir di sini. Awalnya ia kira pria tersebut tidak akan hadir karena ia tahu pria tersebut sangatlah sibuk.

Namun kenyataanya dia sekarang ada di sini dan menyapa Abyasa. Abyasa begitu terpikau dengan penampilan pria tersebut.

“Selamat Pagi, Pak Aby” sapa pria tersebut

“Selamat pagi juga, Pak Perdana. Silahkan masuk” sapa balik Abyasa

Perdana terlihat tersenyum kepada Abyasa laku masuk ke dalam aula gedung. Setelah itu semua orang tua murid pun telah berkumpul di dalam aula.

***

“Permisi bu, saya mau ke toilet sebentar”

Perdana berbicara kepada salah satu guru yang sedang berjaga di dalam aula. Guru tersebut menoleh ke arah Perdana.

“Silahkan Pak. Di luar ada Pak Abyasa. Dia bisa mengantar Bapak ke toilet”

“Baik, Bu. Terimakasih”

Perdana kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari gedung aula.

“Aby”

Panggilan dari Perdana membuat Abyasa sedikit tersentak dari lamunanya. Ia segera berbalik dan menemukan Perdana berdiri. Abyasa segera bangkit dan berdiri menghadap Perdana.

“Pak Perdana. Ada yang bisa bantu?“

“Aku sudah bilang jangan panggil aku 'Pak' terlebih kalau kita hanya berdua”

“Maaf. Ada yang bisa aku bantu?“

“Bisa tolong antar aku ke toilet?“

“Bisa. Mari aku antar”

Abyasa kemudian berjalan memandu Perdana menuju toilet guru yang tidak jauh dari aula gedung. Suasana sekolah begitu sepi karena para murid sedang berada di dalam kelas mereka masing-masing.

Abyasa dan Perdana akhirnya sampai di depan toilet. Kemudian Perdana masuk ke dalam toilet dan Abyasa menunggunya di depan.

Tidak lama Perdana akhirnya keluar.

“Tunggu, aku mau bicara sama kamu” kata Perdana

“Apa perlu di sini?“ tanya Abyasa

Perdana melirik ke arah kiri dan kanan dan segera menarik tangan Abyasa dan membawanya masuk ke dalam bilik toilet.

“Perdana apa yg kamu lakukan?“ tanya Abyasa panik

“Diam. Jangan berisik. Nanti ada yang dengar” kata Perdana.

Mereka tengah berdiri di dalam toilet yang lumayan sempit. Apalagi dengan tubuh Perdana yang cukup besar dan tinggi. Abyasa merasa terpojok.

Kemudian Abyasa merasakan sebuah daging kenyal mendarat di bibirnya. Bibir tersebut perlahan mengecup bibir Abyasa. Abyass kemudian membalas kecupan tersebut. Namun lama kelamaan lidah Perdana berusaha masuk ke dalam mulut Abyasa.

Abyasa dengan pasrah membuka mulutnya. Sesekali erangan keluar dari mulutnya. Lidah Perdana terus bertaut dengan milik Abyasa. Kemudian lidahnya menjelajahi mulut Abyasa.

Abyasa merasa melayang dengan aktifitas ciuman tersebut. Perdana sangat lihat sekali dalam menciumnya. Tubuh Abyasa pun mulai terasa panas atas garirah yang ia rasakan.

Abyasa mulai merasa kekurangan oksigen hingga ia memukul Perdana dengan pelan. Meminta ia untuk menghentikan aktifitas ciuman mereka.

“Hahhh.. hah…”

Abyasa bernafas dengan lega.

“Kamu ga tau cara bernafas dengan hidung?“ tanya Perdana

“Aku tahu, tapi tetap saja”

“Kenapa kamu ga balas pesan aku?“ tanya Perdana

“Itu… Aku merasa bersalah atas kejadian kolega kamu dan mengacaukan acara kalian”

“Tapi itu sudah selesai”

“Tetapi aku masih merasa tidak enak sama kamu”

Perdama menghela nafas dan berkata

“Aku ga nyalahin kamu. Aku tahu kamu itu tidak sengaja. Jadi aku mohon kamu lupain kejadian dua minggu lalu dan balas pesan aku”

“Baiklah”

Perdana kemudian duduk di closet dan meminta Abyasa untuk duduk di pangkuannya. Awalnya Abyasa enggan, namun dengan sedikit paksaan dari Perdana akhirnya Abyasa mau.

Mereka kembali melakukan aktifitas ciuman. Abyasa melingkarkan tangannya dengan erat di antara bahu Perdana, sedangkan Perdana menekan bagian belakang kepala Abyasa dengan tangannya. Ia berusaha agar ciuman mereka semakin dalam.

Hingga sepuluh menit ke depan. Mereka terus berciuman.

***

“Lain kali jangan lakukan hal ini lagi”

Kata Abyasa yang tengah membasuh tangannya di wastafel toilet.

“Hanya kali ini saja”

Jawab Perdana yang sekarang sedanv memeluk Abyasa dari belakang.

“Lepasin. Nanti kalau ada guru atau murid yang lihat, gimana?“

“Mereka kan lagi sibuk di aula. Dan para murid sedang belajar”

“Tetap saja”

Akhirnya Abyasa melepaska diri pelukan Perdana. Perdana masih ingin terus berduaan dengan Abyasa. Namun melihat Abyasa yang marah akhirnya ia meminta maaf.

“Aby, maafin aku”

“Oke. Lain kali jangan begitu”

“Iya”

“Eh, Pak Aby?“

Tanya seorang murid yang tak sengaja bertemu dengan Abyasa dan Perdana di depan toilet. Iti adalah Arka salah satu murid di kelasnya.

“Oh, Arka. Kenapa kamu di sini?“ tanya Abyasa

“Saya hanya lewat saja. Mau ke ruanga guru sebentar” jawab Arka

“Baiklah. Nanti kembali lagi ke kelas ya”

“Baik, Pak Aby”

Arka pun pergi menjauh.

“Tadi siapa?“ tanya Perdana

“Itu salah satu murid aku. Ia sekelas dengan Naufal, adik kamu.“

Perdana hanya menganggukan kepalanya mendengar hal tersebut.

“Kita kembali ke aula sebelum acaranya selesai” kata Abyasa

'Aku harap ia tidak mendengar percakapa kami'


To Be Continued

Sorry kalau adegan kissing nya canggung🙇

[BL] The Sound Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang