Chapter : 18

4K 339 0
                                    

Sedari tadi Abyasa berbaring di atas ranjangnya sambil melihat ponsel. Ia beberapa kali membaca pesan yang selama ini ia kirim ke Perdana. Beberapa kali pula menerka apa yang sebenarnya terjadi.

[ Perdana, apa minggu aku ini bisa ke rumah kamu?]

[Apa aku masih jangan dulu masak?]

[Perdana kamu lagi sibuk?]

[Maaf kalau aku ganggu]

[Kamu baik-baik aja kan?]

[Kabari aku kalau kamu baca pesan ini]

Abyasa terus saja melihat pesan yang dikirimnya selama dua minggu belakangan ini. Namun tidak ada balasan dari Perdana.

Dua minggu lalu setelah Abyasa pergi dari rumah Perdana secara tiba-tiba. Perdana tidak mencegahnya atau pun mengatakan apapun.

Hanya saja keesokan harinya Perdana bilang kepadanya, kalau ia jangan dulu datang ke rumah Perdana. Abyasa tidak tahu alasan kenapa Perdana tidak menyuruhnya untuk datang. Karena saat di tanya pun ia tidak menjawab lagi.

Abyasa bingung sebenarnya apa yang terjadi. Apa dia berbuat salah? Atau ia marah karena waktu itu pulang tiba-tiba? Abyasa tidak tahu dan pertanyaanya semakin lama semakin kemana-mana.

Abyasa juga terus memikirkan wanita yang dua minggu lalu di temuinya. Sebenarnya siapa wanita itu? Wanita itu pernah berkata kalau mereka lebih dari sekedar teman. Apa mereka tunangan? Tapi seingat Abyasa Perdana tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun.

Kalau pun mereka bukan tunangan kenapa Perdana terlihat sangat peduli terhadap wanita tersebut. Abyasa merasa cemburu saat Perdana memperlakukan wanita tersebut dengan lembut.

Wanita itu juga tampaknya suka kepada Perdana. Karena di lihatnya ia sangat ingin dekat-dekat dengan Perdana.

Ring ring

Terdapat panggilan masuk di ponsel Abyasa. Abyasa menggeser tombol hijau tanda panggilan di jawab.

-Halo Aby, 

“Iya, Andika. Ada apa?“

-Kamu lagi sibuk ga?

“Engga. Memangnya kenapa?“

-Kamu bisa ke resto?

“Bisa. Memangnya kenapa?“

-Tadi aku iseng bikin katsu. Aku tahu kamu suka katsu. Jadi aku mau ngundang kamu makan katsu buatan aku. Gimana?

“Boleh. Aku siap-siap sebentar. Nanti kalau selesai aku segeta ke sana”

-Oke. Hati-hati di jalan.

“Iya”

Abyasa pun menutup telpon tersebut. Ia meletakan ponselnya di atas ranjang. Kemudian ia bangkit dari ranjang dan mengganti pakaiannya.

Dari pada ia terus di kamar indekosnya memikirkan sesuatu yang tidak ada habisnya. Lebih baik ia pergi keluar. Setidaknya pikirannya terhadap Perdana akan teralihkan.

15 menit berlalu.

Abyasa telah menggunakan kemeja biru muda lengan pendek bermotif garis horizontal. Sedangkan di bawahnya ia memakai celana jeans biru tua.

Abyasa keluar dari kamar indekosnya dan naik ojek online yang telah ia pesan tadi.

Abyasa sekarang baru saja tiba di depan restoran. Ia sedikit merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat helm yang ia kenakan.

Setelah itu ia berjalan masuk ke dalam restoran. Saat ia masuk Andika langsung memanggilnya. Di depan Andika ada dua orang yang duduk membelakanginya.

Abyasa mendekat dan bertatap muka dengan mereka.

[BL] The Sound Of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang